Makna Lagu Di Atas Meja Payung Teduh – Hai, postingan kali ini adalah tentang saya yang mencoba memaknai lagu payung teduh berjudul Di Atas Meja, ini tanpa tanya google sana sini. Murni pemikiran dan pendeskripsian saya sendiri. Jadi, kalau kalian tidak setuju, kalian bisa buat gambaran kalian sendiri.

Mari dimulai…

Di atas meja, rindu itu hilang dalam kata-kata

Sebentar lagi kita saling lupa, kita menjelama pagi dingin yang dipayungi kabut

Tak bisa lagi bercerita apa adanya.

Meja, apa sih aktivitas manusia yang berhubungan dengan meja? Banyak, bisa makan, menulis, bekerja dan masih banyak lagi. Kemudian ini ada kata “rindu” yang sudah hilang dalam kata-kata. Artinya sudah tidak ada lagi rindu yang dikatakan, jadi ini berkisah tentang dua orang yang berpisah. Sudah meletakan segalanya di atas meja (barang kali itu adalah benda yang menjadi saksi perpisahan).

Sebentar lagi kita saling lupa. Begitulah ketika keduanya saling meniadakan, tidak ada rindu dan akan melupakan segalanya yang telah ada. Menjelma menjadi pagi yang dingin? Dingin diartikan sebagai hubungan yang mendingin? Pagi diartikan sebagai esok yang akan tetap ada. Kesimpulannya, esok walaupun masih ada, sudah tidak ada lagi cerita tentang kita.

Tak bisa lagi bercerita apa adanya. Tentu saja, ketika hubungan sudah tidak lagi ada, maka semua menjadi kisah masing-masing. tidak ada lagi kisah tentang kita, keduanya tak saling bercerita kehidupan masing-masing. Bahkan mungkin keduanya tak akan tahu kabar dari masing-masing. ada kabut, ada sekat yang memisahkan keduanya.

Mengapa takut pada lara?

Sementara semua rasa bisa kita cipta

Akan selalu ada tenang disela-sela gelisah yang menunggu reda

Bagian lirik dalam lagu di atas meja di atas, menurut saya adalah bagian yang “mahal” dan bisa jadi adalah bagian sudut pandang dewasa ketika kita dihadapkan pada perpisahan. Begitulah manusia, terkadang takut pada lara, pada sakit. Padahal bahagia (semua rasa) bisa kita ciptakan sendiri. bahagia adalah bagaimana kita memperbesar kapasitas mental dan jiwa kita untuk mengambil bagian terindah dari tiap peristiwa, sekalipun itu semenyakitkan perisriwa perpisahan.

Baca juga : 5 Lagu yang bikin semangat di pagi hari.

Di dalam kamar rindu itu rindu menguap dalam kebisuan

Sebentar lagi kita semakin lupa

Kita menjelma kebisuan yang tak bisa diungkap

Tak bisa lagi bercerita apa adanya

Setelah waktu terus berlalu, setelah semua rindu yang muncul dicoba untuk ditikung, keduanya akan semakin lupa dengan kisah lama karena hidup pada kisah-kisah barunya. Begitulah hubungan, terkadang berakhir dengan saling bisu, padahal dahulu semua hal remeh bisa dibicarakan.

Tak ada cerita lagi. Tak ada…

Kesimpulan Makna Lagu Di Atas Meja Payung Teduh bagi saya adalah ini mengenai suatu hubungan yang sudah berakhir, keduanya memilih untuk saling meniadakan walaupun terkadang masih ada rindu. Tapi, rindu adalah jejak-jelak yang saling menghapus dirinya sendiri karena itu bukan rindu yang diutarakan atau rindu yang bertemu dalam ruang rindu.

Rindu sudah ditaruh di atas meja.

Keduanya dihadapkan dengan hari-hari baru dan harus bersikap dewasa atas keputusan perpisahan yang sudah dibuat. Tak usah takut pada lara, karena bahagia pasti ada selagi kita mau melihat pada sisi yang indah. Toh, perpisahan adalah sebagian kecil dari lapis-lapis kisah kehidupan.

Lagu di atas meja ini, bagi saya sangat dalam. Dan lebih dari itu, saya suka pemilihan diksinya, karena ini adalah kisah perpisahan yang bisa diambil sudut pandang “bahagianya”.

Hubungan yang saling meniadakan, ternyata bisa jadi lagu yang indah? Perpisahan bisa jadi salah satu kisah indah, jika kita mau.

Ini menurut pendapat saya saja ya, kalau kalian bagaimana?