Komentar Setelah Membaca Milea Suara dari Dilan – Akhirnya saya mampu menyelesaikan membaca cerita gonjang-ganjing antara Dilan dan Milea. Hore… Nah berbeda dari Dilan 1 dan 2, dalam novel ketiganya ini mengambil sudut pandang Dilan yang diceritakan oleh Milea pada dua buku sebelumnya dan tentunya postingan kali ini adalah komentar setelah membaca Milea suara dari Dilan. Murni komentar dari hati yang terdalam, hehe.
Akhirnya lewat buku ketiganya saya tahu mengapa Dilan nggak ngajak balikan Milea, karena dia sudah tidak punya energi untuk itu dan hidupnya tidak ingin dikekang atau dibatasi oleh Milea. Bahkan dalam buku ini diceritakan bahwa sahabat-sahabat Dilan merasa kehilangan dirinya karena hubungannya dengan Milea. Dilan akhirnya memilih untuk melanjutkan hidupnya bersama kawan-kawannya. Juga saat Milea ngajakin putus, Dilan merasa saat itu membutuhkan dukungan bukan pengekangan.
Cerita keduanya berlanjut ketika putus. Dilan sempat mengira bahwa Milea sudah mendapatkankan pacar baru padahal tidak demikian. Milea menganggap Dilan sudah punya pacar baru padahal tidak demikian. Mereka akhirnya hidup dalam prasangkanya masing-masing hingga keduanya benar-benar punya pasangannya masing-masing.
Kalau disuruh memilih dari ketiga novel pidi baiq ini, saya akan jelas memilih novelnya yang ketiga yaitu Milea Suara dari Dilan. Mungkin karena saya merasa kalimatnya lebih sederhana dan tidak berputar-putar. Beda dengan sudut pandang Milea yang membutuhkan dua buah buku. Dilan hanya butuh satu buah buku untuk menjelaskan. Mungkin karena lelaki tidak suka banyak drama kali ya? Pokoknya saya suka yang ketiga dibandingkan yang sebelumnya selain karena Dilan menggunakan kata tahu dan Milea menggunakan kata tau pada novel. Hehe.
Yang sama dari kisah mereka berdua adalah masing-masing masih sama-sama merindukan dalam diam dan itu amatlah berat. Tapi saya suka dengan keputusan Dilan yang mencoba berhenti cemburu dengan siapa laki-laki yang dekat dengan Milea karena menganggapnya hanya membuang-buang energi. Yep… barangkali pada poin ini Dilan adalah panutanque dan junjunganque.
Btw saya merasa bersyukur karena menuntaskannya hingga ceritanya yang ketiga, kalau saya baca hanya yang pertama mungkin saya akan mendekam pada komentar saya yang pernah saya sampaikan dipostingan saya dulu.
(Untuk komentar Dilan 1 baca di sini)
(Untuk komentar Dilan 2 baca di sini)
Yang saya dapatkan setelah membaca kesemua ceritanya adalah ;
Merupakan hal lumrah dalam suatu hubungan ketika terjadi perpisahan, yang dibutuhkan hanya kebijaksanaan untuk terus memandang baik kehidupan selanjutnya setelah perpisahan. Tidak perlu ada dendam atau kebencian, tunjukkan bahwa hidup kamu setelahnya akan baik-baik saja dan justru malah lebih baik setelah perpisahan.
Yup… Lumrah sekali masalah meninggalkan dan ditinggalkan, yang terpenting saat ini adalah bukan orang di masa lalu, melainkan yang selalu hadir dalam kehidupan kita, yaitu diri kita sendiri.
Terima kasih Pidi Baiq, Terima kasih Dilan dan Milea. Terima kasih kalian yang sudah membaca. Terima kasih kepada kalian yang sudah pernah singgah ke kehidupan saya.
Terima kasih Tuhan.