Komentar Setelah Membaca Dilan 2 – Dilan, dia adalah dilanku tahun 1991. Ya walaupun kemarin saya bilang nggak tahu mau baca kisah selanjutnya atau tidak, nyatanya saya membaca novel Dilan yang ke 2 dengan durasi yang lebih cepat dari membaca Dilan yang pertama. Alasannya? Ya, merampungkan apa yang sudah dimulai dan barangkali saya mendapatkan sudut pandang baru mengenai tulisan Pidi Baiq di bukunya yang kedua.
Jika benang merah dari Dilan 1 adalah Dilan dan Milea yang saling jatuh cinta kemudian jadian, maka Dilan 2 adalah kelanjutan kisah mereka berdua yang putus. Yep, Milea mutusin Dilan karena alasan tertentu.
Masih dengan sudut pandang Milea yang melihat Dilan. Milea dengan wajah cantiknya dalam novel Dilan 2 mampu membuat beberapa lelaki naksir dia (di Dilan 1 juga gitu sih). Nah bedanya Milea sudah jadian dengan Dilan dan merasa agak bersalah ketika dia jalan dengan lekaki tersebut.
Karakter Dilan? Masih seperti Dilan 1, masih jadi gank motor. Bahkan untuk yang Dilan 2 ini, dia jadi lebih agresif. Buktinya dia sempat masuk penjara dan melakukan penyerangan kembali saat salah satu temannya meninggal. Serem? Nggak sama sekali. Karena diceritakan hanya sekilas-sekilas saja.
Untuk novel Dilan 2. Saya mencoba memahami dan berpikir lebih terbuka bahwa yang saya baca adalah sebuah novel remaja dengan pandangannya. Jadi, saya tidak membawa ekspektasi apapun. Dilan dan Milea putus? Saya nggak ikut sedih. Saya sedih kalau saya yang putus sama pacar saya. Haha.
Baca juga : Komentar setelah membaca Dilan 1.
Dibagian-bagian akhir, latar berlangsung begitu cepat. Bahkan Dilan yang diputusin Milea, tidak mengejar Milea kembali. Melainkan menerima begitu saja.
Milea? Akhirnya menikah dan punya anak. Walaupun Dilan masih ada di dalam hatinya, mendekam begitu lama. Milea cemburu saat Dilan membawa kekasih barunya (saya tahu dan bisa paham kok rasa cemburu ini, cemburu yang tidak tepat lagi, cemburu yang seharusnya tidak ada). Saya bisa paham perasaan Milea yang ini. hiks.
Dibagian akhir, Milea dewasa mampu menghargai kenangannya dengan baik. Dia hidup dengan kenangan yang ia hormati.
Berbeda dengan Dilan 1. Dilan 2 membuat saya penasaran, mengapa Dilan melepaskan Milea begitu saja? Mana Dilan yang mengejar Milea dulu? Dengan segala gombalannya itu?
Ah…
Bagaimana pendapat kalian yang sudah membaca Dilan 2?