Ulasan Buku Perempuan yang Menangis kepada Bulan Hitam Karya Dian Purnomo

Lagi-lagi saya harus berterima kasih pada ipusnas. Karena punya kesempatan baca buku banyak dengan gratis, modal hape dan kuota yang tidak seberapa.

Biasa, saya baca buku ini karena banyak yang bilang bukunya bagus. Saya lumayan memilih bacaan fiksi belakangan karena kangen sama zaman usia 20an tahun.

Judulnya Sedih Banget Ya? Emang Sesedih Itu?

Ada kalimat menangis.

Dan bulan hitam. Di mana-mana biasanya orang senang bulan purnama karena cahayanya, dan ini adalah bulan hitam. Gelap mulai dari judul.

Seperti mati lampuuu yaaa sayang. Seperti mati lampuuuuuuuu.

Emang bikin nyesek abis dari awal sampai akhir. Di awal bahkan sudah ada kisah berdarah-darah.

Menceritakan Tentang Apa Perempuan yang Menangis kepada Bulan Hitam

Magi Diela di Sumba, seorang gadis sarjana pertanian yang malang, ia adalah korban kawin tangkap. Bekerja sebagai kaum honorer di dinas pertanian, ia tak tahu rimbanya dan membuat keluarga serta temannya khawatir.

Kawin tangkap ini sebenarnya adalah tradisi. Agak mengherankan memang. Gadis ditangkap kemudian dinikahi.

Magi Diela tidak sedang dekat dengan siapapun, namun seorang pemuda menculiknya dan memperkosanya. Sang pemuda ini kemudian datang melamar.

Malangnya, orangtua Magi seakan tidak melindungi anaknya, Merestui pernikahan. Magi tentu saja merasa buruk ketika harus menikah dengan orang yang sudah menculiknya seperti hewan dan melecehkannya.

Tak cukup itu. Sebagai perlawanan Magi mencoba budir dengan menggigit tangannya. Gagalah percobaan ini dan tidak membuat orangtua menjadi membelanya. Sudah lapor polisi, divisum, tapi si pemuda jahat bisa lolos dengan koneksi dan uangnya.

Magi masih mau memperjuangan nasibnya. Ia memilih kabur ke Kupang atas bantuan orang-orang baik. Satu tahun kemudian dia pulang karena ancaman ayahnya yang tidak akan menguliahkan adiknya jika dia tidak pulang.

Magi pulang. Kemudian satu tahun berjalan dia mendapati orangtuanya sakit. Ayahnya kena kanker dan mau Magi menikah. Magi malah mau dinikahkan dengan lelaki jahat itu kembali.

Edan

Gilaaaaaaaaaaaa….

Kesel bacanya.

Belum lagi gibahan orang-orang. Magi punya sahabat pria yang satu suku menjadi teman baiknya dan malah mendapat gunjingan, mereka digunjing saling menyukai padahal satu suku. *ada semacam peraturan di mana orang satu suku tidak boleh menikah.

Kalian tahu?

Halaman pertama sudah disugukan dengan kisah Magi dengan percobaan budirnya. Langsung “deg”.

Bahasa yang digunakan juga khas orang timur, jadi kita bisa merasakan rasanya dunia dalam adat. Juga ada beberapa foto ilustrasi yang diambil dari Sumba langsung.

Bacanya melelahkan. Karena sering tidak habis pikir dengan kemalangan yang dialami oleh Magi dan pemikiran-pemikiran ayahnya Magi. Juga bagaimana nasib sering menabrakkan kembali Magi dengan lelaki jahat itu.

Huhhhh.

Di beberapa lembar rasanya saya nggak kuat.

Meski demikian, saya jadi punya pengetahuan baru tentang budaya Indonesia, pemikiran-pemikiran terhadap perempuan yang sering menganggap perempuan barang, hewan, bahkan aib. Banyak hal bikin miris. Banyak hal bikin sedih.

Kuat-kuat perempuan ini.

Alangkah okenya kalau kisah ini masuk di series. Saya pikir layak untuk alih wahana.

Penutup

Link trakteer mimin ada di sini.

Magi bahkan meminta maaf pada Ibunya karena ia lahir tidak sebagai laki-laki. Sesuatu yang lirih. Menyedihkan.

You May Also Like

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

error: Content is protected !!