Resensi Tetap Saja Kusebut Dia Cinta (Tasaro GK) – Hai besoksore.com kali ini mau mengulas kumpualan cerita pendek karangan Tasaro GK yang berjudul Tetap Saja Kusebut (Dia) Cinta, yang sebenarnya sudah awal terbit tahun 2013. Oh iya, saya dapat ini hanya dengan harga 12k disalah satu toko online. Jadi, jujur saja saya merasa mendapatkan rezeki nomplok ketika buku ini sampai di rumah saya.
Tasaro GK dalam kumpulan cerpen ini menceritakan 9 cerita pendek yang diantaranya berjudul puisi, roman psikopat, galeri, bukan malaikat rehat, tetap saja kusebut (dia) cinta, Tuhan nggak pernah iseng, separuh mati, atarih dan kagem Ibuk. Ada lagi nih yang menarik dari kumpulan cerpen yang berisi 264 halaman ini yaitu halamannya yang warna-warni tiap berganti judul dan ada ilustrasi berwarna yang memang cakep banget. Makanya diawal paragraf saya bilang kalu saya merasa mendapatkan rezeki nomplok.
Kalau saya cukup bosan dengan bacaan-bacaan yang cukup panjang seperti novel atau bacaan nonfiksi, biasanya saya memilih untuk membaca cerita-cerita pendek agar otak saya nggak terlalu pusing, hehe. Emang sih lebih pusing lagi kalau baca tagihan yang membengkak. Hehe…
Membaca kumpulan cerpen ini merupakan pengalaman pertama saya dalam membaca karya dari Tasaro GK. Yoih, sebenernya doiitu karyanya sudah banyak dan banyak juga yang populer. Tapi apa daya karena saya ini lumayan kurang gaul untuk baca buku makanya baru-baru deh saya baca.
Selain penampilan fisik buku yang memang dibuat amat sangat kece, ketika membaca awal-awal halaman saya dibuat kaget oleh salah satu halaman yang bertuliskan untuk Dewi “Dee” Lestari. Wowo, kayaknya Tasaro GK ini amat mengagumi Dee kah? Benarkah dugaan saya?
Kalau diulas satu-satu dari masing-masing judul cerita, kalaian akan mendapati postingan saya ini akan amat sangat panjang sekali dan bakalan terkesan amat sangat spoiler. Jadi, untuk menghindari kebiasaan saya membocorkan isi buku saya rangkum saja dengan beberapa kalimat yang semoga mampu mewakili buku ini.
Saya suka, hampir semua yang ada dalam kumpulan cerita ini. Terutama sih yang berjudul Tetap Saja Kusebut (Dia) Cinta yang menceritakan seorang gadis suku Tengger yang jatuh cinta pada sahabat kecilnya dan terus-terus dibayang-bayangi apakah sang pemuda juga menaruh hati padanya. Terjadilah sebuah pengakuan keduanya setelah dipendam dan teraput jarak dan waktu antara keduanya. Ini cerita yang cukup ngenes tentang cinta yang tidak saling memiliki namun dibungkus dengan apik dalam cerita oleh Tasaro GK.
Bagian cerita terakhir yaitu kagem ibuk juga mampu membuat saya nangis bombay karena mengharukan. Ceritanya sebenarnya cukup sederhana tentang seorang anak yang merindukan Ibundanya dan sudah tumbuh menjadi seorang suami dan ayah. Memang ya cerita mengenai orangtua selalu bikin hati jadi nyetrum.
Kemudian adalagi cerpen yang berjudul separuh mati. Saya dibuat tenggelam oleh diksi yang Tasaro GK buat. Temanya adalah seorang perempuan yang menyukai perempuan. Pilu memang.
Baca juga : Resensi kumpulan cerpen Dari Timur.
Dan…. cerita yang lainnya juga bagus. Saya suka.
Tema dalam cerpen juga sangat beragam alias warna-warni seperti tampilan dari bukunya. So, saya amat sangat merekomendasikan kumpulan cerita ini untuk kalian baca.
Separuh mati
Pernakah kau merasakan ini?
Jatun cinta pada memori. Separuh mati. Perasaan hebat itu hanya orok pikiran semata. Tidak benar-benar…dia. sekedar fosil yang terjepit disirkuit otak.
Dan jawaban saya apabila ditanya dengan pertanyaan yang demikian maka jawabannya adalah…
PERNAH.
Jadi kalian penasaran? Silahkan baca bukunya. :3