(4) Ulasan Buku Laut Bercerita Karya Leila S.Chudori

Dulu, pas pelajaran sejarah saat SMA Kelas X. Di ulangan entah yang bab apa, saya pernah dapat 3. Iyaapppp. 3. Karena saya tidak belajar sama sekali.

Bagi saya pelajaran sejarah itu banyak nggak gregetnya. Entah kenapa. Agak kurang minat saja.

Pada buku ini, seolah saya membaca kisah kelam masa lalu.

Baca Karena Populer

Lagi-lagi saya harus mengakui bahwa saya masuk ke dalam arus. Arus di mana orang banyak antre kemudian saya mengekor dibelakangnya. Sempat hampir putus asa melihat sekian banyak orang mengantre buku ini.

Iseng-iseng malam hari di aplikasi ipusnas, bukan lewat notifikasi. Saya mencari buku ini dipencarian dan tersedia dua stok. Langsung saya pinjam bukunya.

Kemudian saya bisa baca setelah baca buku lainnya yang hampir mau habis masa pinjamnya. Lagi-lagi, terima kasih ipusnas.

Sebenarnya Ini Berat

Buku setebal 380 halaman ini berat bagi saya, karena mengandung kisah kelam masa lalu yang menyakitkan. Soal kehilangan, kasus ham berat di masa lalu yang sampai kini belum tuntas siapa yang bertanggung jawan. Pernah ada film yang mengisahkannya. Saya nggak nonton. Saya kebagian membaca salah satu kisah yang nempel secara fiksi namun sebagian besar idenya berasal dari kejadian nyata yaaa lewat buku ini.

Bagaimanapun, bukan tema yang mudah. Bukan tema yang ringan.

Saya Belajar dan Makin Tahu

Tentang apa yang terjadi pada masa lalu. Betapa manusia-manusia kritis pada masa itu dengan mudahnya dibungkam, diculik, diperlakukan buruk. Hanya karena mereka ada di rezim yang tidak adil. Apa yang kita alami saat ini, tentang kehidupan kita, kita harus banyak-banyak berterima kasih pada orang-orang yang tidak kita kenal sama sekali.

Nama-nama besar pahlawan terpampang. Nama-nama mahasiswa yang hilang ini, memilukan, tulisan nama, tanggal lahir kemudian tanda (-) begitu memilukan. Karena keluarga sendiri tidak tahu kapan mereka meninggal, jika mereka benar-benar meninggal.

Laut Bercerita Adalah Laut yang Bercerita

Di bab pertama, Biru Laut seorang pemuda yang tidak pernah pulang ini. Disiksa dan diceburkan ke dalam laut. Kemudian di bab-bab berikutnya adalah mengenai bagaimana dia mengisahkan dirinya dan teman-temannya.

Berjuang.

Melawan ketidakadilan, kemudian mereka juga dapat ketidakadilan.

Sedih Kawan, Bahkan Menulis ini Pun Rasanya Sedih

Matilah engkau mati

Kau akan lahir berkali-kali

Begitu bagian awalnya. Kemudian bagian epilog tak kalah bikin nangis. Tentang Biru Laut yang menuliskan sesuatu untuk adiknya Asmara.

Hal-hal yang Biru laut sampaikan pada adiknya, Bapak, Ibunya dan kekasihnya Anjani.

Asmara, kukirimkan semua pesan ini melalui sayap-sayap ikan pari; melalui bunyi rintik hujan ketika menyentuh tanah dan melalui bunyi kepak burung gereja yang hinggap di jendela kamarmu. Aku yakin kauakan bisa menangkap pesanku, membaca ceritaku. Dan aku percaya kau akan menceritakan kisahku kepada dunia.

Buku yang punya kisah awal dan akhir yang sangat magis.

Perpisahan

Kita semua pasti berpisah. Mimin besoksore pun pada akhirnya akan berpisah dengan kalian, apapun caranya. Tidak tahu. Pamit atau tidak, tidak tahu juga.

Ada mahasiswa yang bisa pulang, tapi punya trauma mendalam. Bayangkan saja dalam penculikan, melihat kawannya entah bagaimana akhirnya, hidup akan menjadi tidak sama lagi ketika dijalani.

13 mahasiswa tidak pulang. Angka yang sama dikisahkan dengan dibuku. Riset jelas pada saksi mata. Aksi hari kamis dengan payung hitam pun masih ada. Berharap pada pemimpin yang berkuasa menuntaskan kisah berjilid-jilid ini. Kemudian berharap pada pengusaha lainnya lagi. Keadilan diketuk. Pintunya masih tertutup rapat.

1998, saya masih 8 tahun. Belum banyak paham. Tapi saya tahu bahwa banyak terjadi kerusuhan saat itu. Ibu saya pergi mencari susu SGM 2 dengan harga yang murah, karena tiba-tiba semua bahan pangan menjadi naik.

Tahun yang berat. Jelas.

Barangkali, setidaknya, sekali seumur hidup. Kalian bisa membaca buku ini, maka bacalah. Saran saya lebih perlahan, karena saya membaca dengan ugal-ugalan karena diburu waktu.

Saya jadi ingat tulisan-tulisan caknun lagi. Karena pernah dibahas. Tentang tragedi di masa lalu itu.

Kejadian 1997-1998. Manusia-manusia kritis dicari-cari. Diculik. Maka ketika ada yang ngetwit kritis kemudian ada komen meme kucing, “takut diculik”. Itu pernah terjadi.

Capek kadang jadi orang Indonesia tuh.

Penutup

Link trakteer mimin ada di sini.

You May Also Like

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

error: Content is protected !!