Resensi Puisi-Puisi Cinta W.S. Rendra

Resensi Puisi-Puisi Cinta W.S. Rendra

Resensi Puisi-Puisi Cinta W.S. Rendra

Siapa yang tidak tahu bagaimana Rendra mampu merangkai kata yang indah? Dalam kumpulan puisi W.S Rendra terbitan Bentang Pustaka yang pertama cetak tahun 2015 ini terdapat puisi-puisi Rendra dari puber pertama hingga puber ketiga. Wow, banyak juga ya pubernya? Sampai 3 kali?

Puber pertama bisa dibilang ini adalah puisi rendra yang ditulis ketika amat sangat muda (remaja), puber kedua ketika dewasa, dan puber ketiga saat ia amat sangat matang dengan umurnya.

Jujur saja, ini adalah kumpulan puisi W.S. Rendra yang pertama saya miliki. Jadi, sebelumnya saya hanya pernah membaca puisinya sepotong-potong saja lewat berbagai sumber. Dan karena ada embel-embel cintanya, saya beli deh. Yoih, tema cinta merupakan tema yang amat sangat tidak pernah kering untuk dibahas.

Baca juga : Resensi Puisi Ekaristi Mario F Lawi.

Pengalaman membaca puisi W.S. Rendra

Pengalaman membaca puisi W.S. Rendra adalah puisinya sederhana dan penuh makna. Barangkali tidak ada kata yang membelit hingga membuat pusing pembacanya. Membaca puisi cinta W.S. Rendra seperti melihat air yang mengalir begitu saja.

Pada ketiga masa pubernya, kita seperti bisa melihat bahwa seseorang sedang tumbuh lewat pemahaman-pemahaman cintanya. Terlihat jelas pada kumpulan puisi pubernya yang ketiga, dia menyebut Ma (istrinya?) dengan penuh kehangatan. Deuh, mimin besoksore.com sampe ngebayangin gimana rasanya punya suami yang bisa buat syair di umur yang tidak lagi muda. Hehe.

Sayangnya dalam kumpulan puisi ini tidak banyak puisinya, jadi pas baca-baca eh kok tiba-tiba sudah main habis saja.

Resensi Puisi-Puisi Cinta W.S. Rendra

Pelajaran dari puisi cinta W.S. Rendra

Pelajaran yang bisa diambil dari kumpulan puisi cinta W.S. Rendra ini adalah tentang kelugasan bahasa yang digunakan. Katakanlah, dengan sederhana sesederhana kamu bernapas.

Kok saya merasa lebih banyak membaca tentang W.S. Rendra itu sendiri dibandingkan puisi-puisinya

hu um… saya merasa demikian. Mungkin karena sudah banyak pengalaman, jadi perjalanan penulis banyak sekali dimasukan di bagian awal dan di akhir buku ini. Tapi nggak apa-apa sih saya kan jadi tahu.

Bait yang saya suka

Dari beberapa puisnya, berikut adalah bait yang saya sukai…

Setia ruang yang tertutup akan retak,

karena mengandung waktu

 yang selalu mengembang.

Dan akhirnya akan meledak

bila tenaga waktu

terus teradang.

You May Also Like

1 Comment

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

error: Content is protected !!