Hidup itu Harus Pintar Ngegas & Ngerem – Mbah Nun

Hidup itu Harus Pintar Ngegas & Ngerem – Mbah Nun

Hidup itu Harus Pintar Ngegas & Ngerem – Mbah Nun

Siapa yang tidak mengenal seorang Emha Ainun Nadjib atau yang lebih dikenal dengan sebutan Cak Nun atau Mbah Nun. Kalau mimin di sini lebih enak manggilnya Mbah Nun, mungkin karena memang agak kurang sopan memanggilnya Cak, karena perbedaan umur yang teramat jauh. *mimin mulai sok muda nih.

Sebenernya, mimin masih kurang paham bagaimana itu meresensi sebuah buku yang baik dan benar, dari kemarin-kemarin tulisan mimin yang mengupas tentang buku kok jadinya seperti komentator buku atau malah curhat ya? tapi nggak apa-apa deh semoga bisa manfaat saja.

Membaca Hidup itu Harus Pintar Ngegas & Ngerem – Mbah Nun

Membaca Hidup itu Harus Pintar Ngegas & Ngerem – Mbah Nun merupakan pengalaman tersendiri dari membaca sekian banyak buku tulisan Mbah Nun. Jadi, bagi saya yang sudah membaca tulisan Mbah Nun dalam buku lainnya, membaca buku hidup itu harus pintar ngegas & ngerem ini sangat mudah dipahami dan dicerna. Bahkan ketika saya membaca, saya membacakan Mbah Nun yang berbicara langsung pada Maiyahan. Hehe

Hidup itu Harus Pintar Ngegas & Ngerem – Mbah Nun

Bukunya ngomongin apa sih?

Buku ini merupakan kumpulan nasehat-nasehat Mbah Nun. Beberapa diantaranya juga sering kok jadi pembahasan di Maiyah. Bahkan saya merasa buku ini adalah salah satu rekaman bentuk tulisan nasehat-nasehat Mbah Nun di maiyah.

Pada kata pengantar, buku ini digadang-gadang sebagai kabar langit dengan bahasa bumi. Bagi saya pribadi, Mbah Nun merupakan sosok yang mampu menyederhanakan persoalan-persoalan rumit tentang kehidupan dengan gaya bahasanya yang khas. Buku ini salah satu contohnya.

Saya merasa membaca buku ini disuguhkan dengan banyak sekali pendekatan dan Mbah Nun benar-benar piawai dalam hal itu.

 

Ini buku yang bagus.

Banyak pelajaran bisa dipetik dari nasehat-nasehat Mbah Nun. Diantaranya;

  1. Tidak seorang pun dari hamba Allah, kecuali Rasullullah Muhammad SAW yang semua halnya benar. Soal benar dalam sains, itu hal yang benar dalam catatan, bukan hal yang sebenarnya benar. Benar kita relatif. Jadi, tidak usah bersitegang di antara kita.
  2. Tujuan agama hanya satu ; mendidik manusia agar mampu mengendalikan diri.
  3. Bila kamu berhubungan dengan orang, mengajilah bersama dia, bukan mengkajinya. Cari manfaat sebanyak-banyaknya untuk segala kebaikan dan kebenaran. Jangan mempelajari orang itu, karena kamu pun tidak nyaman ketika adaorang lain mempelajarimu.
  4. Agama itu menggembirakan. Paling tidak menjadi rahmatan lil ‘alamin pada diri dan keluargamu.
  5. Ibadah bukan hanya kepada Allah, tapi juga untuk selalu bikin orang lain aman dan percaya sama kamu.
  6. Jangan membenci setan, jangan membenci iblis, karena mereka diutus untuk membuat tangguh imanmu. Membuat hebat hidupmu. Tanpa iblis, iman tidak terlatih. Tanpa setan, iman tidak teruji ketangguhannya.
  7. Kalau ingin kreatif, jangan menomorsatukan eksistensi. Kalau ingin menonjolkan diri, yang ada adalah dirimu akan menjadi sesuatu yang memuakkan hati orang. Kalau ingin kreatif, ingin diberi hidayah oleh Allah, yang harus dilakukan hanya satu, beribadah. Ibadah itu mengabdi. Mengabdi itu melayani.

Dan masih banyak lagi. Silahkan baca bukunya.

 

You May Also Like

1 Comment

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

error: Content is protected !!