Resensi Asal Muasal Pelukan Candra Malik

Resensi Asal Muasal Pelukan Candra Malik

Resensi Asal Muasal Pelukan Candra Malik – Asal Muasal Pelukan merupakan sekumpulan puisi karya Candra Malik yang pertama kali saya baca. Nah, bagaimana? Apakah kumpuan puisi karya Candra Malik ini bagus?

Kumpulan puisi Asal Muasal Pelukan mulai dicetak pertama kali oleh Bentang Pustaka pada juni 2016 dengan penyunting Adham T.Fusama. Cukup tebal halamannya yaitu 152 halaman dengan ISBN 978-602-291-232-3. Kalau ditengok daftar isinya, maka kita akan disajikan 147 puisi. Menurut saya ini banyak untuk kategori kumpulan puisi yang biasanya tipis banget.

Tanpa perempuan di sisinya, laki-laki hanya memeluk udara. Padahal bagi perempuan, lelaki itu asal muasal pelukan. (Asal Muasal Pelukan bait ke – 8). Sangat menarik bukan?

Pelukan, agaknya merupakan gerakan universal makhluk bernama manusia. Tidak peduli muda, tua, kaya, miskin, lelaki atau perempuan. Siapapun pasti suka pelukan, bahkan koala pun yang dengan damai memeluk sebuah pohon. Manusia memeluk manusia lain sebagai wujud bahasa, komunikasi, ekspresi bahkan afeksi.

Resensi Asal Muasal Pelukan Candra Malik

Begitulah kumpulan puisi ini, mungkin tidak selalu menjadi yang segar dan terbaharukan namun selalu ada kenyamanan yang dirindukan seperti sebuah pelukan.

Baca juga : Resensi Sebelum Sendiri – Aan Mansyur

Ada yang menarik dari pengantarnya yang mengatakan bahwa Candra Malik bercerita tentang cinta yang mensejajarkan manusia, yang menyetarakan lelaki dan perempuan, menyamakan mencintai dan dicintai, entah karena cinta itu kita menjadi terasing atau tersatukan. Sampai pada satu titik atau terus menerus melakukan perjalanan tak berkesudahan.

Sekali lagi, menarik bukan?

Kembali lagi kepelukan tadi. Pada bait ke 8 yang ditulis di atas. Bait tersebut seakan mengisyaratkan tentang kemanunggalan. Tentang kekosongan yang saling mengisi untuk kemudian menjadi satu.], kembali ke asal.

Terkadang, ketika membaca kumpulan puisi ini, saya merasa ada atmosfer tentang asal-usul penciptaan manusia yang tentu saja akan berpulang kembali ke Sang Maha Pemilik Sejati.

Tengok saja, puisi pertamanya berjudul Tulang Rusukku :

Pada mulanya, cinta dalah kegaiban rasa.

Pada akhirnya, kita dijadikan keajaiban yang nyata.

Pada mulanya, rindu adalah kelemahan kalbu.

Pada akhirnya, kita jadikan kekuatan ‘tuk menyatu.

Aku adalah tulang pungungmu, engkau adalah tulang rusukku.

Aku mengarah pulang padamu, engakau mengarah datang kepadaku.

Tidakkah itu awal puisi yang indah? Walaupun hanyalah sebuah dongeng lama?

Lagi-lagi saya jatuh cinta pada kumpulan buku puisi. Kumpulan puisi karya Candra Malik ini diantaranya. Terkadang saya merasa Candra Malik sedang mendongeng lewat puisinya, kadang saya juga merasa puisi ini seperti nyanyian paling sunyi dan lirih.

Ahhh… saya jadi ingin rangkulan, dekapan dan pelukan. *eh

Asal Muasal Pelukan Candra Malik ini direkomendasikan?

Iya banget, bahasanya juga sederhana, tidak ada kernyitan dahi saat saya membacanya. Semuanya mengalir seperti dongeng yang mengantar kamu untuk tidur dalam dekapan yang nyaman. Rima yang dipakai juga terkadang begitu rapih dan tampak damai.

Kece pokoknya… suka pokoknya…

 

 

 

 

 

 

You May Also Like

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

error: Content is protected !!