Sinopsis Drama Korea Children of Nobody Episode 4 Part 2

Sinopsis Drama Korea Children of Nobody Episode 4 Part 2 – Episode sebelumnya ada di sini yaaa.. selengkapnya kamu bisa cari tahu di sini,

Woo Kyung terdiam di dalam mobilnya. Ji Hun mengetuk kaca mobil dan masuk ke dalamnya.

“Hei… kamu baik-baik saja?” Karena Woo Kyung tetap diam. Ji Hun mematikan mesin mobil yang masih menyala.

“Tenanglah… tatap aku. Hei… kamu Cha Woo Kyung bukan? Cha Woo Kyung Sshi… sudah tidak apa-apa, kamu aman. Tidak apa-apa, semuanya sudah selesai. Tidak ada yang terjadi. Tidak apa-apa.” Ji Hun memegang tangan Woo Kyung.

Tak hanya itu Ji Hun juga mengantar Woo Kyung pulang.

“Kita pernah bertemu?” Tanya Woo Kyung.

“Aku pernah meminta bantuan untuk penyidikan. Kematian Park Ji Hye.” Ji Hun akan keluar dari mobil namun Woo Kyung kembali bertanya.

“Pembunuhnya sudah tertangkap? Aku tidak menonton berita.”

“Ya. berkat kamu.” Ji Hun keluar dari mobil.

***

Soo Young dan ahjumma ke kamar mayat dan mencoba mengenali identitas dari jenazah. Usainya, Ahjumma masuk ke ruang interogasi bersama Soo Young.

“Kapan suamimu pergi ke Jeonju?”

“Sekitar dua pekan lalu. Katanya dia mendapat pekerjaan di lokasi konstruksi.”

“Dia menghubungimu baru-baru ini?” ahjumma menggeleng. “Tidak sekalipun dia menelponmu?”

“Kami tidak punya ponsel. Kami tidak mampu membayar, jadi, layanannya diputus.”

Soo Young mengambil surat wasiat. “Ini tulisan tangan suamimu? Kamu harus member catatan atau buku harian yang dia tulis. Untuk perbandiangan ilmiah.”

“Ya.”

“Suamimu pernah membahas soal bunuh diri?”

“Suamiku bunuh diri?”

“Kami baru bisa memastikan saat hasil autopsinya keluar. Kutanya untuk berjaga-jaga.”

“Dia memang selalu bilang ingin mati. Katanya dia sudah muak. Itu karena kami kekurangan uang. hidup itu menyusahkan bagi orang seperti kami.”

“Kami menemukan uang tunai sejumlah 3.000 dolar di mobilnya. Kamu tahu dari mana asal uang itu?”

Ahjumma diam dan gelisah. “Detektif. Uang itu akan diberikan kepadaku?”

“saat kasus ditutup. Semua milik mendiang akan diberikan kepada keluarga.”

“Sunnguh? Semuanya? Semuanya menjadi milikku?”

“Ya.”

“Terima kasih.”

***

Salah satu rekan detektif mencari Ji Hun dan menanyakannya pada Soo Young. “Aku ingin minum-minum bersamanya. Telponku tidak dijawab.”

“Dia menyaksikan mantan kekasihnya bersama seorang pria beristri saat sang istri memergoki mereka.”

“Apa?”

“Dia pasti sangat terpuruk karena belum menelpon balik sampai sekarang.”

***

Ji Hun menemui Yeon Joo.

“Pria itu sudah pergi?”

Jin Hun masuk ke rumah Yeon Joo yang dipenuhi barang milik Kim Min Seok dari baju dan laptop. Bahkan figura pun berisi foto Yeon Joo dan Lee Min Seok.

“Rumahmu ini lebih luas dan bagus. Lebih nyaman juga.”

“Aku punya pacar. Tentu saja lebih nyaman.”

“Tampaknya kalian tinggal bersama.”

“Semacam itulah.”

“Memang tidak sulit punya hubungan seperti itu dengan kolega?”

“Aku sudah berhenti. Mengurus rumah menyenangkan juga. Aku tidak bisa membuatkan sarapan, tapi bisa memasakkan makan malam saat dia pulang kerja. Itu sudah cukup.”

“Menurutmu akan bertahan sampai kapan?”

Yeon Joo tertawa. “Menurutmu hubungan kita dahulu akan bertahan berapa lama? Memang selama apa pernikahan bisa awet? Tidak ada yang bertahan selamanya.”

“Tahukah kamu istrinya baru saja melahirkan? Lupakan soal istrinya. Bagaimana dengan anaknya? kamu memikirkan semua itu? kami memikirkan tentang bayi yang kehilangan ayahnya saat lahir?”

“Bayi? Beraninya kamu membahas soal bayi di hadapanku.tidak bisa begini. Aku masih tidak bisa menghadapimu. Kumohon pergilah.”

***

Soo Young sedang mengumpulkan bukti kasus. Saat melihat uang, ia memikirkan ucapan ahjumma yang menginginkan uang itu. pada kertas koran yang berisi uang. Soo Young menemukan tulisan.

“Tawa selayaknya binatang itu sejenis jeritan.”

***

Soo Young menelpon Ji Hun, “Mayatnya sudah teridentifikasi. Dia benar suami perempuan itu.”

“Baiklah.”

“NISI tidak bisa melakuan autopsi sampai pekan depan. Kasus mereka banyak.”

“Baiklah.”

“Ahjumma itu… tidak apa-apa…” Soo Young menahan kalimatnya.

“Kamu hebat. pulanglah.”

“Ya.”

***

Ji Hun sedang makan roti di tangga. Ia mengingat sesuatu.

“Jagiya…tampaknya kita akan punya anak.” Ucap Yeon Joo dulu. Yeon Joo menunjukkan foto USGnya. “kamu mau anak kita mirip…”

Saat itu Ji Hun nampak tidak bahagia.

***

“Jika melakukan itu. bisakah mengurangi rasa bersalahmu? Cahaya matahari…Cahaya matahari sudah tidak ada.” Ucap Suami Woo Kyung saat Woo Kyung duduk melihat tempat tidur bayi dan memainkan mainan musik.

Lee Min Seok melanjutkan. “Dia tidak sempat menangis atau bahkan bernapas sendiri!” Min Seok sangat marah. “Kamu sangat paham. melakukan ini tidak akan mengembalikannya.”

“Kamu bagaimana? Akankah kamu kembali? Min Seok, kamu akan kembali bukan? Kamu akan kembali kepadaku? Kamu pasti kembali. Bukan begitu?”

Min Seok hanya diam. Saat istrinya bertanya pertanyaan berulang sampai Woo Kyung teriak dan memukul-mukul Min Seok.

Woo Kyung benar-benar mengamuk seperti orang gila.

***

Di sisi lain. ahjumma terburu-buru masuk ke rumahnya. Ia membuka laci dan mencari sesuatu.

***

“Yaaa… cayaha matahari sudah mati.”

Dalam hari Woo Kyung. “Dari mana asal kemarahan ini?”

Woo Kyung mengambil pisau dapur.

“Tubuhku seperti dicabik-cabik. Kemarahan mengerikan ini. dari mana datangnya.”

***

Ahjumma menemukan apa yang ia cari. Ia mencari sertifikat asuransi.

“Dua… tiga… empat…lima… enam…. tujuh…”

***

“Pengkhinanatan suamiku. kekasih suamiku. tidak… sudah dimulai jauh sebelum itu.”

Tiba-tiba ada suara anak kecil.

“Ommaaa… sedang apa?” Ehhh ternyata ada dua adegan. satu ahjumma dan anaknya So Ra. Satu Woo Kyung dan gadis gaun hijau.

“Hal yang lebih kejam dan menusuk yang tidak kuketahui bersembunyi di dalam diriku.”

Woo Kyung melepaskan piasunya. Ia melihat gadis dengan gaun hijau lagi. Kali ini Woo Kyung terduduk dan gadis itu mendekatinya.

***

Di sisi lain, ahjumma dipanggil oleh anaknya yang terbangun.

“So Ra, ayahmu sudah meninggal.” Ahjumma pun tidak bisa menahan tawanya. Ia tertawa… mengerikan.

***

“Kemarahan yang sumbernya tidak diketahui… kapan semuanya bermula?”

Gadis kecil itu memegang wajah Woo Kyung yang menangis.

Aaaaaahhhh… sukaaaa… nanti kesan pertamanya saya buat terpisah *klik di sini untuk kesan pertama/komentarnya,

bersambung. klik di sini untuk episode 5 ya.

You May Also Like

1 Comment

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

error: Content is protected !!