Review Drama Korea The Game Towards Zero (2020)

Review Drama Korea The Game Towards Zero (2020) – Untuk kesan pertamanya sudah saya tulis di ini yaaaa... saya benar-benar selesai nonton drama ini pada bulan april 2020. Artinya, saya membutuhkan waktu yang banyak untuk menyelesaikannya.

*lap keringet dong.

Kenapa lama? Nah nanti saya tulis di sini, baca sampai akhir saja.

padahal drama ini selesai pada 12 maret 2020.

Sama seperti ulasan saya sebelum-sebelumnya. Kalau ada review yang didahului dengan adanya kesan pertama. Maka untuk review hanyalah tambahan bacot mimin saya. tentu saja sifatnya sangat subjektif. Bisa jadi, beda dengan kalian-kalian. Maka, jangan terlalu percaya sama mimin besoksore. percaya sama Tuhan saja yaa.

Akting Peran Utama Wanitanya Agak Aneh Cuy. Kalau peran utama prianya?

Banyak yang bilang di kesan pertama bahwa si Mbaknya (Lee Yeon Hee) sudah pernah main drama ini dan ini. maafkan sekali, kalau pernah lihat pun saya lupita cuy. Alias lupa. Bisa jadi saya nggak “ngeh” gitu.

Dikatain bukan pecinta drakor sejati pun benar. Karena nggak ada yang sejati dalam manusia fana seperti saya. hahahah.

Saya mau bilang kalau aktingnya nggak terlalu bagus, nggak mateng, kesannya ada yang ngambang itu. Kurang pas aja. Ibaratnya kurang “menyatu” akhirnya nggak greget aja. Secara visual jangan tanyalah, Mbaknya cantik. Tapi, buat apa kalau aktingnya nggak bagus?

Naahh.. kalau si Put Your Hands Up… puuuttt puttt..

Wkwkwk saya ingat lagunya. Taec Yeon gimana gimana?

Entah kenapa. Akting dia juga belum gereget gitu. Sebanyak apapun drama yang ia mainkan. Saya belum ketemu saya pandangan… “waaahh aktingnya bagus.”

Belum cuy. Bagi saya masih biasa aja. Pandangan matanya itu, kayak apa yaaa… belum menjiwai aja.

Jadi… untuk sisi kualitas pemeran saya malah banyak merasakan bahwa peran jaharanya malah lebih bagus. Itu lho akting dari Lim Ju Hwan.

Maafkan mimin. Tolong jangan dilempar pakai batu yaaa.

Drama ini nggak terlalu istimewa tapi tidak buruk

Buat teman-teman yang suka baca blog besok sore, pasti sudah tahu mimin seneng banget sama drama yang genrenya begini. tapi, bagi saya, setelah menikmati sampai akhir, ternyata nggak nikmat-nikmat banget.

Masuk kategori biasa saja dari segi cerita dan kualitas akting.

Saat menuju akhir, kesannya jadi, ah gini doang ternyata. Aaahh begitu ya? malah kisah cintanya jadi agak banyakan aja. Cerita kisah cintanya pun kurang “dibangun”. Kayak yaa udah di anu suka si anu. Gayung pun bersambut.

Akhirnya… saya nggak mau banyak bacotlah males juga.

Setelah perjalanan 32 episode. Cukup menggerakkan di awal untuk nonton terus. di pertengahan saya butuh perjuangan untuk sampai di akhir.

Hingga.

Maafkan mimin.

Saya nggak terlalu merekomendasikan drama ini. Masuknya ke penilaian yang biasa-biasa aja. Nggak terlalu ada yang istimewa sampai saya harus bilang. “daebak guys kaleen harus nonton.”

Nggak gitu.

Untuk genre serupa, drama yang lain masih banyak yang lebih bagus dengan para pemain yang jauh-jauh lebih mumpuni.

Drama ini juga mulai membosankan di pertengahan. Makanya saya oleng dan nonton drakor lain. Padahal, drama kayak gini haruslah bisa menjaga “penasaran” dari penonton.

Saya nggak terlalu penasaran akhirnya.

Nonton jatohnya kayak yang begini;

“Udahlah nonton aja sampai akhir, udah kadung nonton aja. Masa mau udahan dan nggak dibuat review.”

Wkwkwkkw. Itulah nasib mimin si tukang ripiu guys.

Hah.

Sejujurnya berat sekali mengatakan hal ini sama pembaca. Tapi nggak apa-apalah. Penonton bebas menilai bukan?

Sekian.

Semoga tetap sehat yaa.

Btw, tu cewek kayaknya nggak bisa akting deh.

You May Also Like

4 Comments

      1. Yapp spendapat bgt kl yg peran jahat malah lebih bgus aktingnya ms lim juhwan .. smpe sbnrnya tuh aku kesian juga sm goo do kyung 😭😭.. pokoknya emng bnr deh spendapat bgt kl ms lim juhwan mlah yg pling mnjiwai 😭😭😭

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

error: Content is protected !!