Review Drama Korea Joseon Exorcist (2021) Tamat di Episode 2
Sebuah pengalaman yang unik nonton drama korea yang dihentikan produksinya. Secara penayangan, drama ini hanya berhasil tayang di dua episode pertamanya saja.
Malang nian.
Profil Drama Joseon Exorcist (2021)
- Drama: Joseon Exorcist (literal title)
- Revised romanization: Joseongumasa
- Hangul: 조선구마사
- Director: Shin Kyung-Soo
- Writer: Park Kye-Ok
- Network: SBS
- Episodes: 2
- Release Date: March 22 – March 23, 2021
- Runtime: Monday & Tuesday 22:00-23:10
- Language: Korean
- Country: South Korea
Pemain Drama Joseon Exorcist (2021)
Kam Woo Sung memerankan Raja Taejong. Saya mikir keras pas dengar suaranya. Karena emang suaranya sangat saya kenal. Dan yaaahh setelah otak saya ini bener-bener dipake. Om satu ini dulu main sama Kim Sun A di Should We Kiss Fist. Khas banget suaranya itu.
Jang Dong Yoon memerankan Pangeran Chungnyeong.
Park Sung Hoon memerankan Putra Mahkota Yangnyeong.
Seo Young Hee memerankan Ratu Wonmyung.
Moon Woo Jin memerankan Pangeran Kangnyeong. Si bungsu.
Sinopsis Drama Korea Joseon Exorcist (2021)
Sebenarnya punya kisah yang cukup unik. Dimana mengambil kisah sejarah yang didalamnya ada pengusiran setan dengan bantuan pastur dan ada mayat hidup alias zombie.
Tentu saja ada kisah politiknya karena sang Raja punya beberapa anak lelaki. Bahkan tiga anak lelaki.
Anak bungsunya kena cakaran dan terinfeksi hanya saja tidak parah sampai jadi zombie, namun nampak seperti orang yang kesurupan kadang-kadang.
Sebuah drama tentang perlawanan terhadap roh jahat dan manusia yang hidup kembali sebagai zombie.
Komentar Review Drama Korea Joseon Exorcist (2021) Tamat di Episode 2
Saya nonton sambil ngebaso.
Kemudian yang ditampilkan adalah adegan yang cukup berdarah-darah. Tapi kayaknya saya sudah cukup kebal. Jadi, saya lanjut sampai satu mangkok penuh itu pun habis.
Entah kenapa saat nonton, saya melayang ke drama kingdom. Tentu terdapat perbedaan mencolok. Saya merasakan Kingdom lebih intens membangun konflik. Sedangkan drama ini cukup intens dengan kesurupan dan perlawanan.
Tebas sana dan sini.
Okelah. Saya masih lanjut nonton tuh.
Hingga bener-bener dapat kabar bahwa dramanya selesai. Selesai begitu saja tanpa ending. Karena mengalami beberapa kritikan oleh para ahli sejarah. Menurut mereka ada beberapa hal yang kekeliruannya sama sekali nggak bisa dimaafkan.
Gila.
Edan.
Serius banget.
Serius banget korea selatan akan sebuah sejarah mereka di masa lalu. Sehingga, drama yang dikatakan fiksi saya bisa jadi bubar karena nggak pakai kaidah-kaidah tertentu.
Berat ya sob.
Gimana kalau di Indonesia?
Udahlah. Ruwed ya guys kalau ngomongin Indonesia. Agak berat gimana gitu.
Lanjut ngomongin dramanya aja.
Salah satu yang menjadi poin bagus meski dramanya nggak lanjut adalah kualitas aktingnya. Bahkan bocah remaja yang jadi pangeran bungsu itu aktingnya mantep betul. Ada momen dimana pangeran nampak seperti dirasuki roh kemudian bicara dengan ayahnya.
Wahhh ada bakat nih bocah.
Saya sangat terkesan kalau ada aktor atau aktris yang berakting dalam kondisi ekstrim (kesurupan misalnya) dan mainnya bagus. Berasa “wihhh” gitu. Sama halnya melihat sisi jahat dalam drama. Sering kali membuat saya kagum akan skill mereka.
Makanya tuh… saya sering berharap kalau para aktor yang biasanya ganteng doang, aktris yang cantik itu… sesekali main drama dengan genre yang “dark”.
Tarik napas.
Mau gimana lagi tapi yaaa?
Mau gimana lagi dramanya nggak akan tayang lagi. Maka, mendingan kalian nggak nonton aja. Laaahh buat apa?
Buat apa kalian nonton drama yang secara niscaya nggak ada ujungnya.
Kesimpulan Review Drama Korea Joseon Exorcist (2021) Tamat di Episode 2
Keren ya para ahli di korea. Sempet juga nonton drakor dan menemukan celahnya. Seperhatian itu mereka sama olahan sejarah yang dijadikan sebuah drama.
Dan yaa emang harus ikhlas. Cukup 2.
Semoga para presiden juga cukup di dua periode aja.
Terima kasih telah membaca besoksore.
Drama sageuk awal tahun 2021 semua kena masalah dari skandal bully Jisoo The River sampai Joseon Exorcist. Belum lagi skrg Mr Queen mulai kena juga gegara writernya sama kaya Joseon Exorcist. Sebagai pecinta drama kolosal dan sangat mengikuti sejarah dinasti korea dan dinasti china, saya merasa sedih dengan berbagai skandal ini.
Sebenarnya, Park Kye-ok (penulis mr queen dan joseon exorcist) harusnya belajar dari teguran pas penayangan Mr Queen. Waktu itu banyak knetz yang protes lantaran penggambaran Ratu Kim disana jadi bar-bar padahal aslinya gak seperti itu di sejarah. Tapi mungkin karena “bisa lewat” dan tamat. Akhirnya penulis mulai berani bermain-main dengan tokoh Raja.
Permasalahannya, Raja dan pangeran yang jadikan tokoh utama itu memiliki impact yang besar dalam sejarah Korea. Raja Taejong adalah founder dari Joseon, malah seakan2 digambarkan sebagai Raja tiran, padahal Taejong terkenal sebagai raja yang sayang rakyat. Lalu pangeran chungnyung memiliki dialog “kurang sopan” mengenai leluhurnya yang gemar bermain gisaeng. Ini adalah langkah berbahaya dalam penggambaran tokoh sejarah. Pangera Chungnyung adalah calon raja ke 4 Joseon yang sangat terkenal. The Great King Sejong dan beliau raja yang menemukan inovasi Hangul dalam sejarah sehingga rakyat jelata juga bisa membaca karena dulu tulisan Hanja (mandarin) hanya bisa dibaca oleh kaum bangsawan dan pelajar.
Jadi, yang menjadi kekhawatiran saya, dampak ke drama sageuk yang lain. Yang bahkan masih syuting dan belum tayang. Bisa terjadi penundaan dari pihak stasiun televisi. SBS pasti memiliki trauma mengenai hal ini apalagi mrk bilang kerugian finansial yang dihasilkan sangatlah besar krn pembayaran lisensi dll.
waaahhh keren. pengetahuanmu cukup banyak soal hal ini. tidak seperti saya. jadi, terima kasih banget sama infonya.
nah itu, bagian yang suka main-main sama wanita penghibur juga cukup bikin saya “wah” sih. meski dalam sejarahnya saya cukup kurang tahu. saya merasa drama ini berani.
kalau dibuat bener-bener fiksi dan tanpa latar belakang sejarah bakalan susah kan ya? karena judulnya aja ada kata Joseon, yang mana jelas ada pakem-pakem di dalamnya yang akan bisa jadi buntut panjang bila terlalu “berani”.
tapi barangkali pemutusan produksi drama adalah jalan terbaik bagi banyak pihak.
Mungkin tetep bisa min dengan judul Joseon, seperti Kingdom tokoh-tokohnya fiktif semua tapi berlatar pada periode dinasti Joseon. Jadi mungkin yang diambil itu estetikanya saja seperti kebudayaan, pakaian, makanan, atau hal lain yang jadi ciri khas pada periode itu.
Sebenernya saya juga heran ya sama produser atau penulis naskah drama korea, karena isu drama saeguk ini sebenernya sudah sensitif sejak dahulu, tapi kok ya masih banyak yang “ngeyel”. Kayak kenapa sih gamau bikin tokoh-tokoh fiktif saja? Kayak Kingdom tuh ga ada yang rewel malah diapresiasi banget wkwkwk
Padahal kalau melihat drama china kolosal, mayoritas menggunakan tokoh-tokoh fiktif dengan latar pada suatu periode tertentu.
Sebenarnya ada beberapa alternatif min. Bisa pakai judul Joseon tapi memakai nama Raja fiksi seperti “Moon embraces the sun” dan “Kingdom”. Penulis mau eksperiment bagaimanapun relatif aman walau tetap harus dikontrol di batas wajar. Atau pilihan kedua, pakai dinasti fiksi dengan nama lain yang tidak tercatat di sejarah walau masih memakai kostum dan setting traditional. Itu lebih aman lagi karena writer bebas membuat cerita dengan plot dan konflik buatannya sendiri tanpa harus terpaku pada peristiwa sejarah.
Saya sangat mengikuti drama kolosal baik dari china maupun korea, dan formula kedua cukup banyak diterapkan di drama kolosal China yang memiliki alur fiksi dan tidak berdasar sejarah karena disana pemerintah dan sensorshipnya sangat ketat apalagi kalau bersangkutan dengan sejarah dan budaya.
Untuk drama sejarah China yang benar mengambil tokoh dan peristiwa sejarah nyata (Serenade of peaceful Joy, Ming Dynasty, Palace of Devotion, Qin Dynasty, Legend of Haolan, Legend of Miyue, Ruyi Royal Palace, Story of Yanxi, dkk) mereka “sangat” berhati-hati dalam menggarap drama-nya. Ditampilkan dengan realistis dan sesuai dengan catatan sejarah yang ada. Walau tetap ada unsur dramatisir dan penambahan konflik yang wajar. Tapi poros utamanya tetap menuju pada peristiwa besar di setting dinasti yang diambil.
Mungkin waktunya penulis sageuk korea melakukan refleksi dan meninjau ulang script-nya. Jika mau melakukan eksperimen alangkah bijaknya jika mengambil nama raja fiksi jika tetap ingin berkutat pada dinasti nyata.
Edan ya min.. Gak nyangka masalahnya bakal jd sebesar ini. Korea emang sensitif banget tentang negaranya.
Trus gara-gara masalah sejarah korea juga, Shin hye sun kena kritik gara-gara dramanya yg kemaren, Mr queen. Katanya sih kalo aja dramanya belum tamat, mereka bakalan boikot minta berhentiin juga. Knetz juga minta shin hye sun ditarik dari model produk apa gitu yg mau make dia..
Geelaa.. Hebat banget ya knetz.. permasalahannya jd meluas kemana-mana..
Kita juga gak berhak komentar sih, krn ini emang masalah negara mereka..
Dan semoga gak ada orang Indonesia yg kurang kerjaan ngasi dukungan ke instagram pemain joseon exorcist (kubaca di beberapa unggahan, banyak penonton Indonesia yg kasian ma pemainnya soalnya sempat ada yg cedera). Udahla guys, gak usah ikut campur urusan yg sebenarnya km gak perlu ikut campur.. Disana pemain2nya juga kena kritik soalnya katanya mereka harusnya baca baik-baik naskahnya sebelum nerima.
Eh jd panjang min komentarnya😁😁.. makasih loh min udah disediakan lapak buat berkomentar
yes. edan banget. makanya saya nggak berani komentar tentang masalah yang melatarbelakangi kenapa drama ini menjadi gagal produksi. karena saya nggak punya ilmu soal sejarah.
tapi jelas sangat disayangkan, karena drama itu menyangkut hajat hidup banyak orang juga, dari kru, pemain, sponsor, dll. pasti ada kerugian di dalamnya. semoga masing-masing pihak dapat pelajaran berharga dari masalah ini.
baru kali ini Baca review sambil nyengir2..
lanjutkan ..
2 periode bae
Thor, pemeran pangeran bungsu yg mana yg katanya aktingnya mantep /saya jadi kepo nih/. Tlg jwb ya biar saya bs tidur nyenyak ahahah makasi b4!