Ulasan Drama Korea Jirisan (2021)

jirisan

Ulasan Drama Korea Jirisan (2021)

Lama banget emang saya buat ulasannya. Udah kayak mau putus aja nontonnya, mau lanjut apa nggak. Sudah muncul tidak selera lanjut sejak di pertengahan episode.

Lalu, apa yang membuat saya lanjut?

Biar arwah saya nggak penasaran aja. Biar lengkap juga ada kesan pertama dan ulasannya. Berasa agak bersalah kalau saya kasih nanggung. Sampai pernah juga dimaki netizen.

Penulisnya Tuh Bagus!

Bagaimana sang penulis membuat drama macam 3 days, Signal dan Kingdom?

Unsur misteri dan alam dipadukan dalam Jirisan itu sekali lagi bikin idenya unik banget. Bersama dengan kemungkinan yang ada di alam dan kejahatan manusia itu ramuan yang unik banget.

Yaahh. Penulisnya salah satu penulis top.

Makanya mau tahu eksekusinya sampai akhir itu kayak gimana.

jirisan

Pemainnya Oke Semua

Gianna Jun dan Ju Ji Hoon bagaimanapun adalah pasangan yang amat saya nanti-nanti muncul di Netflix dan main Kingdom. Barangkali Jirisan muncul sebegai pelipur lara.

Ada Oh Jung Se dan Go Min Si juga.

Tapi…

Jirisan tidak membuat saya menanti dengan setia. Fokus saya terhadap drama ini mudah goyah. Porsi drama yang maju dan mundur acapkali membuat saya harus berpikir lebih keras. Potongan-potongan kisah ketika mengacu pada pembongkaran siapa pelakunya malah nggak bikin saya sat sit set mau cepat-cepat lanjut.

Akhirnya yaaa gini. Nonton sepotong potong dan kelarnya lama banget. Sampai hampir satu semester kali ya.

Masalah Lubang dalam Cerita

Saya kurang terpuaskan.

Episode demi episode membuat saya mencurigai banyak karakter. Apalagi usai kematian salah satu petugas penting Lee Da Won. Di situ saya langsung mikir bahwa pelakunya pasti nggak jauh-jauh.

Curiga bin curiga.

Dan saya nggak mau spoiler. Nanti dibantai.

Yang bikin saya bingung malah tentang genrenya mau dibawa ke mana. Karena sisipan unsur-unsur pemainnya macam-macam. Sampai “hantu” dan kode juga.

Heyaaahh. Jirisan bukan drama yang mudah ditelan. Tidak mudah dipikirkan juga.

Pemikiran pemikiran utama dari karakter Seo Yi Gang barangkali cukup mewakili penonton. Sampai putus asa dia sama keadaan kasus yang ada di Jirisan. Sudah kesulitan di kursi roda, tapi maksa jalan dan akhirnya jatuh. Seo Yi Gang sangat tertekan.

Akting Gianna Jun malah bikin saya seneng. Mbaknya cukup beda dari romcom-romcom sebelumnya. Suka aja.

Yang bikin capek nontonnya itu dramanya slow banget Makkkk. Pelan banget. Sampai sayanya capek sendiri dan diam lama nggak lanjut juga.

Banyak yang kerasa nggak berarti juga.

Drama Korea Memberikan Penonton Pengalaman Beragam

Genre kali ini unsur alam sebagai latar sangatlah kuat. Jirisan setidaknya memberikan saya sebagai penonton pengalaman yang berbeda. Bumbunya unik tapi cukup melelahkan untuk diikuti.

Tarik Napas

Kalau ada yang suka sama dramanya. Maka kamu dan seleramu nggak pernah salah. Saya yakin pengalaman orang memaknai drama itu beda-beda.

Maka ulasan jujur saya sampai akhir adalah…

Saya kurang merasakan keseruan nontonnya. Padahal dramanya penuh dengan misteri dan tanda tanya.

Hal terkuat yang saya rasakan malah kelelahan karena temponya terlalu lama dan ketika sudah nyampai di titik jenuh. Dramanya nggak terlalu bikin gebrakkan. Adanya malah ngerasa aneh sendiri.

Mian.

Itu yang terjujur yang saya rasakan sama Jirisan.

Segitu aja yaa.

Sekali lagi. Ini cuma pendapat. Nggak bisa dijadikan hal baku dalam hidup kalian dalam pertontonan drakor.

Penutup

Link trakteer mimin ada di sini. Terima kasih.

You May Also Like

6 Comments

  1. iya nyari2 pelaku bertele2 sampe sampe 16 episode melelahkan bolak balik tahun bikin boring eh cuma ketiban batu doang ending yang bodohhh

  2. Saya dulu dah pesan sama mimin gausah dilanjit nontonnya ternyaya malah tetep dilanjut sampai ada ulasannya, Memang melelahkan dramanya sebaiknya 8 episode saja cukup kalau ceritanya begini.

  3. Hal yang cukup aneh, di medsos malah drama ini banjir pujian :”D kata orang-orang seru, bikin kepo, dll. padahal mah ga sepadan sama betapa panjangnya waktu produksi (inget banget udah nungguin comeback writernimnya + akting ju ji hoon) dan gedenya biaya yang dihabiskan. Editannya kasar betul, storyline acak adul (bukannya “berambisi” menghabiskan episode selanjutnya malah capek sist) dan ga konsisten: “ini tu mau ada di genre apa?” Eksekusi ketiban batu bukannya ngeri malah ngakak wkwk berasa nonton sinet ikan terbang aja

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

error: Content is protected !!