Ulasan Drama Korea Twenty Five Twenty One (2022)

Kesan Pertama Nonton Drama Korea Twenty Five Twenty One (2022)

Ulasan Drama Korea Twenty Five Twenty One (2022)

Haloooo…. sudah kelar nonton drama 2125? Saya mau kasih ulasan lengkapnya setelah rampung dengan nonton amat rajin dari episode 1 sampai akhir.

Yap. Rajin banget sampai pernah dalam perjalanan pulang malem-malem, nontonnya di mobil sambil mabuk muntah-muntah gara-gara jalan Ciamis aduhai muter-muter terus.

Bagus Banget!!!

Sama seperti kebanyakan orang saya suka sama dramanya. Suka sama castnya, juga memberikan banyak sekali perasaan campur aduk.

Masa muda yang berapi-api. Masa indah di mana karakternya mengejar mimpi, jatuh bangun dalam memahami orang lain lewat romansa, dan kisah persahabatan yang punya dinamikanya sendiri.

Sama seperti kisah olahraga, entah itu kemenangan, entah itu kekalahan. Pemain bisa mengekspresikannya secara bebas. Anak-anak muda, secara organik memberikan ekspresi bebas mereka. Begitu juga dalam drama 2521 ini.

Saya Suka Adegan Bermain Anggar

Jujur, saya tahu anggar berkat drama korea. Dulu dalam drama Goong, di mana Pangeran Lee Shin suka main sama sepupunya Lee Yul. Namun, anggar sebagai kompetisi, benar-benar merupakan pengalaman pertama nonton karena 2521.

Saya suka ketika Na Hee Do menunjukkan progres mainnya. Saat Ko Yurim menjadi sangat menyebalkan. Saat Hee Do begitu menyukai Yurim sampai ada kekecewaan di dalamnya.

Keduanya sama-sama tumbuh. Saya suka itu. Keduanya bisa bersaing. Keduanya bisa saling membenci. Tapi akhirnya, keduanya menerima satu sama lain sebagai kawan baik.

Adegan kesukaan?

Adegan olahraganya!

Kesan Pertama Nonton Drama Korea Twenty Five Twenty One (2022)

Dramanya yang Gaduh

Biasanya, saya kurang sreg sama drama yang booming. Kali ini lain. Saya beneran ikutan suka. Bedanya, saya nggak mau berpikir panjang-panjang banget. Cukup nikmati apa yang ada.

Gila nggak sih? ketika Tae Ri bilang terima kasih pada karakter Na Hee Do, saya sampai nangis. Karena Hee Do sangat mencerminkan anak muda yang bersinar dengan sinar alaminya. Sangat bekerja keras pada hal yang dia mau. Dia tahu posisinya dan yakin.

Sejauh mana kalian menggapai mimpi?

Sudah segila Hee Do?

Ekpesinya, kekecewaannya, perasaannya. Saya ikut hanyut di dalam emosinya.

Kita nggak usah menyayangkan kenapa Hee Do dewasa melupakan kejadian saat main-main di pantai. Begitulah kehidupan. Kehidupan terus berjalan dan manusia senantiasa berubah.

Bahkan tatapan Na Hee Do ketika sudah “putus” dan terjadi wawancara dengan Yijin. Tatapannya sudah lain sekali. Saya melihat kedewasaan di dalamnya.

Karakter yang Berkembang

Saya demen banget sama drama yang karakternya punya perubahan karakter lewat perjalanan dirinya dalam cerita.

Melihat sosok Yurim, saya bisa sangat kesal, tapi di sisi lainnya, saya menemukan dirinya yang lain dan bertumbuh.

Lihat Hee Do yang dalam lompatan waktu menjadi wanita dewasa yang sudah punya anak. Dirinya, tentu saja melihat dirinya di masa lalu dengan kesadaran yang berbeda.

Ending yang Terbuka

Jujur aja, saya juga ikut-ikutan sama pertanyaan siapa sih bapaknya Kim Min Chae. Tentang pria mana yang akhirnya menjadi suami dari Na Hee Do.

Banyak penonton yang kecewa juga karena keinginan peran utama pria bersama dengan peran utama wanita.

Tapi kalau melihat keseluruhan kisah. Masih sangat realistis.

Domain ceritanya ada di kisah Hee Do saat masih SMA sampai dewasa usia dia pensiun jadi atlet. Perjalanan hidup manusia saat 21 tahun dan pria usia 25 tahun masih sangat panjang. Kekosongan diantara masa Hee Do muda dan Hee Do dewasa bukan domain utamanya.

Tapi frame saat momen-momen anak muda ini dikemas dengan bagus banget.

Anak muda yang jatuh cinta, nggak bisa bareng karena memilih berpisah supaya nggak nambah sakit. Itu realistis banget.

Ttaaapiii. Yurim yang orang Rusia sama orang Korea aja bisa. Goblin sama manusia aja bisa. Robot sama manusia juga bisa?

Begitulah kata penonton.

Mengertilah. Ketidakbersamaan adalah kebersamaan dalam bentuk lain.

Manusia yang tumbuh menjadi manusia yang baik dan hidup normal, nggak merusak hidup orang lain atau bahkan tatanan dunia, adalah kehidupan yang cukup berhasil di mata saya.

Perjalanan Lainnya

Kim Min Chae, anaknya Hee Do nggak mau main balet lagi. Kemudian setelah membaca buku harian Ibunya, ia merubah pikirannya.

Pada kisah dan perjuangan Ibunya di masa lalu, Min Chae banyak belajar.

Btw, saya malah menangkap hal lain.

Bahwa kisah bisa hidup kembali lewat tulisan. Barangkali, anak saya di masa yang akan datang akan menjadi pembaca yang tergugah setelah membaca kisah masa lalu Ibunya.

Kita nggak pernah tahu yang akan terjadi di masa depan.

Nggak pernah tahu

Pada Akhirnya

Saya nemu drama yang bagus tentang anak muda. Bukan kisah para chaebol yang saling iri dengan anak biasa saja. Tapi tentang perjuangan mengenai mimpi, persahabatan dan cinta.

Penutup

Link trakteer mimin ada di sini. Terima kasih.

You May Also Like

3 Comments

  1. Saya juga suka 2125, biasanya saya suka loncat ke episode terakhir kalau nonton drakor yg sudah selesai, tapi untuk 2125 saya suka banget mengikuti kisah HeeDo tanpa di skip2, penasaran dgn kisahnya…

  2. Memang masih sangat realistis..

    “Tapi kan aku nonton drakor untuk “lari” sejenak dari realitas…” batinku

    🙂

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

error: Content is protected !!