Review Drama Korea Hush (2021)

Review Drama Korea Hush (2021) – Seperti biasanya cuma tambahan komentar saja karena kesan pertamanya sudah pernah ditulis di tulisan yang ini.

Segala yang saya tulis di sini adalah pendapat pribadi dan berpegang teguh pada prinsip-prinsip miminnya sendiri. Tidak ada paksakan pihak manapun dan apabila mau ngambil tulisan di sini maka izin dulu yaaa.

Yok lanjut aja.

Saya Yakin Hush adalah Drama yang Tidak Bisa Dinikmati Banyak Orang

Hush pada dasarnya adalah drama dengan kehidupan kerja. Hanya saja secara spesifik mengacu pada dunia jurnalisme di korea.

Terdapat banyak masalah dalam drama, baik masalah internal dan eksternal. Banyak masalah ketika manusia yang harusnya memberikan fakta malah harus membuat berita yang klikbait, berhubungan dengan pimpinan, didesak kebutuhan hidup yang mencekam, dan kekuaran-kekuatan yang punya kepentingan masing-masing.

Sebuah drama tentang dunia para pekerja yang saya yakin nggak semuanya bisa menikmati. Sebagaimana yang kita tahu, drama yang biasanya mudah dinikmati adalah drama percintaan yang mungkin klise dan tidak logis.

Tapi saya menikmatinya dengan baik. Dengan perlahan dan nggak nonton langsung banyak karena mungkin kepala saya akan kelelahan.

Dunia Kerja Bukan Hal Mudah

Pernah nonton Misaeng?

Dimana di dalamnya kehidupan dunia kerja sangatlah bar-bar. Buat kalian yang bekerja dalam devisi apapun, saya yakin punya kisahnya sendiri-sendiri. Beberapa hal mungkin cacat logika, tapi lucunya kehidupan pekerjaan begitulah adanya.

Kesal dengan reporter yang banyak melimpahkan kepada pegawai magang.

Kesal dengan pimpinan yang hanya mementingkan citra doang.

Kesal dengan orang-orang yang menganggap kematian manusia adalah hal kecil.

Sebagaimana yang kita tahu, banyak orang hidup mendambakan pekerjaan. Bukan karena butuh uang untuk menafkahi diri dan keluarga, lebih dari itu. Pekerjaan adalah soal harga diri dan nilai-nilai.

Tidak Ada Percintaan Klise. Ahhh itu oke sekali untuk sebuah drama tentang lika-liku dunia pekerjaan.

Saya Malah Pengen Tepuk Tangan Untuk Yoona

Sebagaimana yang kalian tahu, kalau melihat Yoona. Apalagi di K2. Karakternya nggak banget. Tapi K2 adalah drama yang mampu “terjual” dengan baik.

Di sini, Yoona sungguh berani masuk sebuah drama yang tidak terlalu marketable. Untuk seorang Yoona yang sudah populer dengan segala imagenya. Saya ingin tepuk tangan karena sudah mau bergabung dengan drama realistis seperti ini.

Saya yakin. Yoona banyak belajar dari sunbaenya yang jadi Reporter Han.

Saya Yakin Hush Berasal Dari Kegelisahan

Kalian tahu bukan judul klikbait? Biasanya digunakan oleh web besar seperti TribunNews dimana sebuah artikel dibuat dengan judul menggemparkan, dan biasanya tidak pantas.

Padahal kalau kita baca. Artikelnya tidak berisi banyak hal. Iklannya yang banyak.

Curangnya, mau baca secara tuntas aja sukar sekali karena artikel dibagi menjadi banyak sekali halaman. Padahal katanya sedikit-sedikit.

Hal-hal melelahkan seperti itu juga sempat jadi bahasan. Dimana reporter magang cuma melakukan salin dan tempel kemudian membuat judul yang bombastis.

Sebuah judul tentang cara membersihkan noda pada seprei. Mungkin akan bertuliskan judul “kisah ranjang yang ternoda”.

Saya jadi punya sudut pandang baru. Bahwa kalau penulisnya masih ada nurani, sebenarnya mereka menuliskannya dengan sedikit rasa bersalah.

Reporter Yang Sesungguhnya

Dikisahkan bahwa Ayah dari Lee Ji Soo (Yoona) juga kehilangan nyawa karena pekerjaan. Pekerjaan menjadi sebuah pencetus nyawa yang melayang.

Lee Ji Soo sangat membenci Sunbaenya karena di saat masa lalu, Sunbaenya adalah rekan dari ayahnya yang mungkin jadi pencetus Ayah Yoona memberikan keputusan untuk mengakhiri hidup.

Sebagai rasa bersalah yang ingin dibayar. Reporter Han ingin menjadi reporter yang sesungguhnya.

So, sekali lagi, drama ini soal dunia pekerjaan.

Kesimpulan Review Drama Korea Hush (2021)

Sebuah drama yang intens, mengisahkan bagaimana pengantar fakta menjalanankan pekerjaannya, akankah tetap menjadi reporter baik atau ikut arus menjadi “sampah” yang penuh dengan bumbu dan uang.

Drama yang konfliknya bener-bener kayak gini tuh mengingatkan saya sama Stranger. Kuat secara ide. Padat merayap dengan lika-liku dunia media masa.

Dan yaah. Ratingnya nggak bagus-bagus banget.

Tapi tidak buruk di mata saya. Cenderung menjadi drama lumayan serius yang memberikan wawasan baru. Menguatkan banyak hal kalau dalam hidup, apapun profesinya selalu punya konfliknya sendiri.

Direkomendasikan Nggak Min?

Waahhh. Kalau kalian demen sama drama nggak pakai kisah cinta, kental tentang dunia pekerjaan, nggak lucu, lumayan serius, pengen belajar tentang profesi reporter. Saya rekomendasikan.

Tapi kalau kalian lagi nggak mau berurusan dengan drama yang saya sebutkan di atas. Maka jangan. Nanti kalian mungkin menganggapnya sebagai drama membosankan.

Kembali ke pernyataan saya diatas.

Hush saya yakin nggak semua orang dengan mudah menikmati.

Kalau saya? Lumayan suka pokoknya!  

5 Likes

Author: besoksore

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

2 Comment

  1. Min, sy juga suka sm drama ini dan nontonnya jg pelan2 ga bisa grasa grusu ya.
    Drama yg mengisahkan kehidupan dunia nyata yg bukan hny berisi cerita percintaa.
    Kapan review LUCA nya min. Ditunggu ya min. Thank you ya mimin

error: Content is protected !!