Ulasan Drama Korea Queen Of Tears (2024)

Apa yang mimin tulis di sini, semuanya adalah pandangan pribadi. Tidak bermaksud menjelekan atau apa. Blog ini juga blog pribadi, ditulis sama orang biasa dengan segala kesibukannya, tidak ditulis oleh profesional kritikus. Maka dari itu, semua dikembalikan pada perjalanan pandangan masing-masing.

Mengandung spoiler guysssssssss… Nanti bisa skip dan ke bagian akhir aja kalau nggak mau terpapar spoiler.

Saat kesan pertama, benar saya bilang suka sama dramanya, nggak sabar buat nonton kelanjutannya. Pernah saya tulis di sini.

Episode 1 dan 2 menarik.

Episode 3 dan 4 masih menarik.

Kemudian mulai mengernyitkan dahi di minggu ketiga. Saya nggak bener-bener suka. Alasannya simple. Karena sudah muncul antagonis yang merupakan wajah orang dekat. Alasannya demi uang tentu saja. Belum lagi ditambah istrinya Hong Soo-Cheol yang ikut komplotan ini. Keluarga Hong dipencundangi jalur “perempuan”.

Mau nggak mau saya bawa-bawa kata perempuan karena memang demikian adanya. Kakek Tua yang dibutakan kisah cintanya pada Nenek Moh Seul-Hee (diperankan Lee Mi Sook). Ucapan anaknya sendiri tidak mau didengar. Sampai episode-episode berlangsung yang membuat Hong keluarga pergi dari rumah mereka.

Meski akhirnya balikan. Tentu saja ada perempuan lain (yang bahkan membawa bayi bukan sedarah). Istrinya Hong Soo Cheol tadi.

Bahkan masalah macam “silsilah keluarga” muncul. Di mana ada anaknya Moh Seul Hee, yaitu Yoon Eun-Sung.

Nampak seperti? Masalah drakor makjang pada umumnya. Pada biasanya. Meski bisa dibilang bukan temanya. Tapi masalahnya nggak jauh-jauh dari situ.

Nampak Membaca Pola

Ketika orang-orang khawatir Hae In akan berpulang ke Tuhan, alias meninggal. Saya tidak khawatir sebagai penoton, dalam hati “pasti happy ending ini sih”. Karena emang pakemnya demikian, sesuai sama selera publik.

Hubungan baik sebelum nikah- Pas Nikah jadi renggang – Sempat baik- terus nggak baik lagi – terus cerai -terus deket lagi -terus mau bareng lagi – terus pisah lagi – terus bareng lagi.

Polanya tarik ulur, untuk yang masuk ke dalam permainnannya, tentu kadang bikin kesal sendiri. Komunikasi peran utamanya tuhhh bener-bener bikin hihhhhhh cepaaattt kalian baikan saja.

Btw, kalian pernah perhatikan nggak, drama romansa biasanya punya pola nanggung di episode ujung-ujung. Kayak Master’s Sun misalnya, Gong Hyo Jin pindah dulu ke luar negeri, abis itu balik ke So Ji Sub. Kayak drama lawas Princess Hours yang mana Putri dipaksa ke LN dulu, kemudian bareng sama Pangerannya. Bahkan drama kayak aaahhh apatuhh lupa, yang samantha sama rachel ituuu (Ya ampun itu Business Proposal sampai googling dulu), tipis emang, cuma mereka sempat pisah bentar. Entah pisahnya karena tragedi atau perjalanan ke yang lebih baik. Yang jelas ada pisah-pisahnya.

Intinya, di bagian akhir sengaja dibuat gejolak dulu kemudian benar-benar di pasangkan kembali kemudian dramanya ditutup.

Akhirnya, saya nggak terlalu antusias seperti di awal.

Populer Banget

Mau nggak mau, akhirnya saya terpapar lebih dahulu meski belum lihat dramanya secara benar.

Konten kreator dari dokter, dll benar-benar membedah dramanya. Sampai penyakitnya Hong Hae In. Iya sihhh jadi wawasan baru. Alhamdulillah.

Akhirnya kerasa seperti “dipaksa nonton” karena tahu beberapa cupilkan dan bahasannya. Mungkin saya harusnya nggak banyak buka sosmed kali yaaa.

Akhirnya karena keramaian ini hadir, saya merasa kelelahan.

Apa yang Bagus dari Drama Ini?

Aktingnya pemain. Terutama Kim So Men. Dia bener-bener sangat apik menjadi Baek Hyun-Woo. Semua mimiknya, dari pandangan cinta sampai yang lucu. Semuanya sangat baik.

Akting Ahjumma Macan juga oke banget.

Drama ini bagus. Tapi buat saya bagus saja. Iya, bagus. Terus udah yaaa bagus aja. Bagus sesuai pasar. Udah.

Hehehe. Drama ini akhirnya saya tonton dengan santai. Perasaan menggebu itu sudah hilang di minggu ketiga. Kadang bertanya ke dalam hati, apakah saya butuh drama yang manis-manis aja?

Yaa nggak juga. Drama yang manis yang ngebosenin juga banyak. Akhirnya saya bisa tarik ke kesimpulan bahwa Baek Hyun-Woo emang ganteng, kemudian dramanya bagus, cuma bukan selera saya saja.

Akhirnya di banyak sisi dalam hidup, kalau sekadar nonton, Queen Of Tears (2024) adalah tontonan yang bagus. Tapi setelahnya, yaaa udah.

Penutup

Link trakteer mimin ada di sini.

You May Also Like

5 Comments

  1. saya juga nonton QOT sampai habis krn sukak Kim Ji Won dan menghabiskan dengan perasaan biasa ajah tanpa kesan mendalam, rada membosankan dan plotnya bisa ketebak, maaf buat yang favorit drama ni tp kl saya lebh suka Kim Ji Won di My liberation Notes

      1. masih stuck di eps 4. itupun banyak scene boring yang gak ngaruh ke cerita saya skip. tokoh si bibi harimau malah bikin melek. adanya tokoh si mantan yg psikopat hadeeh ..gk guna amat ini… keliatan cuma buat nambah konflik basiii dan manjangin durasi.

  2. Samaaa..
    Awalx seru, makin ke sni makin gak jelas, ketebak banged, melempem ceritax..
    Paling non sense pas yg dbwt lebay sedih banged masalah hilang ingatan trus smpe gak mw d obati (pdahal critax udah mau mati).. Normalx mah org2 yah bakalan mitna d obati sja dlu, urusan hilng ingatan nnti bsa d ingetin lg mah..
    Msh lbh berasa sedihx pas dao ming tse hilang ingatan d meteor garden 2 mah 🤭🤣🤣
    Suka akting mertuax hae in jg btw..

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

error: Content is protected !!