The Social Dilemma (Acara Dokumenter Netflix)

The Social Dilemma (Acara Dokumenter Netflix) – Hai guys. Pembahasan kali ini bener-bener saya buat sedikit lebih serius tentang acara dokumenter yang ada di Netflix berjudul The Social Dilemma.

The Social Dilemma Tentang Apa?

Tentang kehidupan orang modern guys. Dimana kita hidup dalam lingkungan sosial media. Kita kenal betul apa yang namanya Twitter, Instagram, Facebook, tiktok, dll. Sebuah aplikasi yang konon katanya bisa mendatangkan keuntungan banyak pada manusia.

Tapi tentu juga sekaligus punya sisi gelap.

Orang-Orang yang dalam Bidangnya yang Ngomong

Nggak main-main guys, seperti sebuah ulasan besar tentang sosmed. Dimana yang bicara adalah orang-orang yang memberikan sumbangsih besar pada perkembangan seperti gmail, pinterest, dll.

Semua ngomong.

Dan entah kenapa sungguh mengerikan.

Pada Dasarnya, Kita Emang Dibuat Betah Sama Sosmed

Sosmed yang terakhir saya cobain adalah tiktok. Sebuah aplikasi yang bikin anak-anak muda goyang sana dan sini. Emang sih saya akses tiktok bukan dengan akun saya pribadi. Minjem punya ponakan, dan emang deh, aplikasi tiktok sungguh punya sisi adiktif.

Sekrol terus kebawah sampai lupa sama waktu. Bahwa mungkin akan lebih manfaat ketika saya melakukan hal lain. Ehh malah tiktokan terus nggak ada abis.

 

Jujur aja. Pada sisi mudah kecanduan, tiktok lebih bikin candu dibandingkan dengan instagram.

Oh ya. kalian tahu nggak? untuk aplikasi perpesanan aja. Misalnya ada fitur kita tahu orang yang sedang kita chat sedang mengetik. Itu sebenarnya sedang membuat kita betah berlama-lama di depan layar lho.

Kemudian ada stiker dan emoji-emoji lucu. Hal itu digunakan agar kita bisa lebih lama ada di dalamnya meski sudah kehabisan kata.

Kalau di Youtube, ketika kita mencari tahu tentang sesuatu. Youtube memberikan rekomendasi-rekomendasinya.

Supaya apa?

Supaya lebih banyak waktu kita habiskan di dalamnya.

Saya Berasa Dapat Ilmu Baru Setelah Nonton Ini

Ada masanya saya mendetoks diri pada sosmed. Semacam undur diri. Tulisan lamanya di sini.

Kemudian saya masuk lagi dan menghabiskan banyak waktu lagi di dalamnya. Paling parah yang saya lakukan adalah sosmed membuat saya lebih konsumtif. Misalnya ada barang bagus. Saya dibuatnya kepikiran terus.

Sadar Nggak Sih Guys? Makin Banyak Info, Makin Bingung Jadinya?

Misalnya gini. Kalian menemukan di instagram tentang info drama korea yang layak tonton. Katakanlah muncul lima drama.

Di sisi lain, kalian mendapatkan kata-kata kenapa sih drama anu layak banget ditonton. Kenapa sih wajib nonton drama anu?

Kemudian kalian bingung sendiri akan keputusan drama mana yang kalian tonton.

Samalah kayak skincare untuk jerawat misalnya. Di sini kamu dapat rekomendasi ini. Di situ kamu dapat rekomendasi lain.

Mumet dah pala.

Ambyaaarr…

Ngerasa nggak sih? kalau informasi yang kita peroleh seringkali malah bikin jadi nggak jernih dan dapat jalan? Malah rasanya kita nggak dapat apa-apa dan bingung untuk memutuskan.

Saya sendiri sering mengalaminya.

Sebuah Nasehat

Para ahli yang menjadi narasumber di dokumenter Netflix ada yang bilang gini. Misalnya kalian di youtube. Please tahu diri apa yang pengen kalian tahu, dan jangan klik rekomendasi youtube karena bisa jadi akan nggak kelar-kelar kamu di dalamnya.

Ada juga yang sadar banget dimana sosmed nggak baik banget buat kesehatan mental. Apalagi remaja yang dalam proses pencarian jati diri.

Membandingkan sosok dengan yang lain yang dimana sosmed adalah tempat membagi keindahan dan dimana manusia haus akan dicintai.

Sebuah simbol-simbol yang sebenarnya hanya ilusi bernama mendapatkan like dan love. Orang bisa sedih ketika dapat love sedikit. Kemudian selalu merasa dalam dirinya ada yang kurang.

Mengerikan sekali.

Saya Ingat Kata Caknun

Bahwa makin mudahnya orang berekspresi. Tapi makin sulit menebak isi hati manusia.

Kita bisa melihat postingan indah tentang kehidupan keluarga kecil. Nampak bahagia dengan anak-anak mereka. Kemudian bummmmmmm… berita tentang perceraian muncuat.

Seperti apa yang ditampilkan sungguh berbeda dengan kenyataan.

Coba aja guys pikir dan lihat sekeliling. Banyak sekali orang ingin tersohor di dalam sosmed. Ingin sesuatu yang dilakukan menjadi viral.

Kemudian besok-besok nagih lagi untuk jadi viral lagi.

Ngeri banget.

Sudut Pandang Para Ahli Bilang Anak Mereka Nggak Boleh Pakai Sosmed

Ini ahli yang bilang lho. Dimana mereka bekerja di dalamnya dan mendapatkan keuntungan yang besar secara finansial. Tapi nggak mau anak-anak mereka terpapar.

Kalian ngerasa nggak? betapa ponsel pintar kadang menjadi bagian terpenting dalam hidup kita. Sampai kita nggak bener-bener sadar apa-apa yang berada di sekeliling.

Diumur sekarang, jujur aja saya sudah merasa lelah dengan sosmed. Saya bukan anak baru yang deman sama facebook. Saya sudah capek dengan twitter yang sudah beda dengan dulu lagi. Saya juga sudah capek dengan trending-trending youtube yang biasanya saya pikir nggak layak untuk jadi trending.

Saya lelah dengan WA dimana orang-orang sibuk membuat status. Lucunya kadang status minta maaf. Mbokk yaaa minta maaf itu langsung gitu ke orangnya. Sosmed membuat para pencundang hidup di balik layar makin nyaman aja.

Tapi saya juga tidak bisa memungkiri hal baik yang diberikan oleh teknologi dan internet. Toh kehadiran saya di sini pun atas dasar kemajuan teknologi juga. Bisa menyapa kalian semua.

Besoksore Jelas Punya IG dan Fanpage Hanya Saja…

Saya terlalu lelah untuk melakukan banyak hal termasuk update di sosmed. Sungguh, setelah menulis dimana-mana, saya kadang nggak merasa ada daya untuk meladeni hal-hal seperti promo di sosmed.

Akhirnya, bersamaan dengan tulisan ini. Saya libur update sosmed dulu. Rencananya, setelah liburan sosmed. Saya akan cari admin untuk ngurus sosmednya. Biar bisa promo tulisan juga.

*yaah saya kan cuma punya tulisan.

Untuk itu. Tiap updatean saya masukkan ke dalam grup di telegram dulu ya. Kalian bisa cari tahu di grup https://t.me/besoksorecom atau bisa cari tahu channel updatenya di t.me/besoksore.

Kayaknya untuk saat ini telegram bakalan jadi tempat bernaung saat liburan sosmed dan cari admin baru.

Sekalian juga bisa nyapa pembaca juga di sana. Meski lagi-lagi saya cukup sadar diri bukan siapa-siapa di kehidupan kalian.

^^^eeeaaak

Kesimpulan The Social Dilemma (Acara Dokumenter Netflix)

Ini keren banget.

Bisa memberikan pengetahuan baru dan jadi melihat ke diri sendiri sebagaimana dampak sosmed bagi kehidupan kita kemudian dipertimbangkan lagi akan sejauh mana lagi pakai sosmed.

Yap.

 

You May Also Like

2 Comments

  1. Bahkan anak mereka (narsum) di social dilemma nggak di kasih main sosmed, padahal bapaknya sehari-hari kerjanya di situ. Karena mereka tahu dampak kedepannya nanti, rekomend banget sih dokumenter ini.

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

error: Content is protected !!