Sinopsis Drama Korea Children of Nobody Episode 11 Part 1

Sinopsis Drama Korea Children of Nobody Episode 11 Part 1- Episode sebelumnya ada di sini. Untuk selengkapnya kamu bisa cari tahu di tulisan yang ini.

Hana tidak menunjukkan bahwa pria nomor 5 (Eun Ho) adalah pria baik itu.

“Hana, apakah pria baik itu ada di sini?” Tanya Woo Kyung dan Hana hanya menggeleng.

“Hana, kamu tahu nomor 5 bukan? Bukankah dia pria baik yang kamu katakan tadi? Bukankah adia ahjussi itu?”

Hana hanya mengatakan bahwa Eun Ho adalah Pak Pasir. Jadi, Hana dulunya pernah melihat Eun Ho bermain pasir bersama dengan anak-anak yang lain.

***

Episode 11- Alasan Pembunuhan

Ji Hun kembali ke ruang interogasi menemui Eun Ho.

“Ayo.” Ucap Ji Hun. Borgol kemudian di lepas.

“Ibu Gadis kecil di gudang, bagaimana dia meninggal?”

“Dia menderita asma parah. Membunuhnya tidak sulit.”

“Apakah dia membunuh dengan cara sederhana?”

“Kamu ingin tahu?”

“Saat punya stigma tentang seseorang, kamu tidak boleh berubah pikiran. Kamu belum berubah.”

“Kamu seharusnya tidak membuatku marah dari awal.”

“Hanya karena berkendara saat fajar, bukan berarti aku penculik. Hanya karena seseorang memegang wadah bensin, bukan berarti dia pelaku kebakaran.”

“Ini kali keduamu. Kamu dicurigai dua kali untuk kasus serupa. Mungkinkah ini kebetulan?”

“Ya.”

***

“Apa yang terjadi?” Tanya Soo Young.

“Cari daftar semua orang dari Panti Asuhan Dreamland. Identifikasi orang-orang yang baru saja datang. apa?”

“Seseorang datang menemuimu. Dia memiliki bukti pembunuhan.”

“Pembunuhan apa?”

“Dia ingin memberitahumu secara langsung.”

***

Saat di parkiran. Woo Kyung mengajak Eun Ho masuk ke dalam mobilnya karena searah. Eun Ho pun tidak menolak. Obrolan terjadi di dalam mobil.

“Hana sepertinya cukup pemalu. Dia melihatmu membuat istana pasir.”

“Kamu melihatku?”

Hana diam dan memberikan permen pada Eun Ho. “Gumawo.” Kata Eun Ho.

***

Ji Hun kini bertemu dengan kakek yang ingin bicara padanya.

“Aku tidak butuh imbalan apapun. Bisakah kamu menyelesaikan ini?” kakek memberinya sesuatu.

Beberapa kartu tilang karena mengebut. “Beri tahu aku bukti ini kasus jenis apa?”

“Bagaimana jika aku menceritakannya dan kamu mengabaikanku?”

Bukti diberikan kembali. “Pulanglah, cuci kakimu dan tidur.”

“Kematian di lokasi konstruksi di Yeonbok-dong.” Kakek memberikan kartu nama. “kamu bahkan memberi kartu nama pada pemilik restoran sup. Kamu putus asa mencari bukti. Kamu yakin tidak membutuhkannya?”

***

Ji Hun akhirnya memikirkan kasus kembali. Soo Young pun akhirnya buka suara.

“Kemarin, istri mendiang dari Tuan Ahn datang.”

“Ada apa dengan dia?”

“Dia mengklaim bahwa suaminya dibunuh. Dia berharap mendapatkan uang asuransinya. Namun, asuransi An Seok Won adalah asuransi ganti rugi yang tidak mencakup bunuh diri.”

“Dengan kata lain, dia mengklaim suaminya terbunuh untuk mendapatkan uang asuransinya?”

“Kami memutuskan demikian untuk saat ini.”

“Memutuskan? Siapa yang memutuskan? Siapa yang membuat keputusan?”

“Kapten Hong berkata kami harus melupakannya.”

“Itu sebabnya kamu tidak melaporkannya padaku?”

“Ya.”

“Kamu terdengar egois.”

“Aku harus memaruhi Kapten Hong.”

“Baiklah. Kurasa kamu tidak punya pilihan karena dia atasanmu. Kerja bagus.”

“Catatan An Seok Won bukanlah catatan. Ini benar-benar hanya catatan. Jika kamu melihat bagian bawah, ada jejak robekan nomor telpon. Istri An Seok Won, Kim Dong Sook, sepertinya sudah tahu sejak awal bahwa itu pembunuhan.”

***

Dengan black chatnya, ahjumma Kim mengirim pesan. “Apakah ada jalan lain untuk mendapatkan uang asuransi? Bagaimana aku dan So Ra bisa hidup tanpanya?”

Tangisan merah ; “Kamu terlalu serakah.”

Ahjumma ; apa maksudmu aku terlalu serakah? Suamiku tidak bunuh diri.

TM ; Apa yang sebenarnya kamu inginkan? Kematianya? Uang?keserakahan selalu menjadi masalah. Terlalu serakah bisa membunuh orang. Bahkan kamu.

***

“Terima kasih.” Ucap Eun Ho pada Woo Kyung saat sampai di pusat anak.

“Hari ini sangat melelahkan. Benar?”

Eun Ho mengangguk dan keluar dari mobil.

Setelahnya, Eun Ho mengetuk kaca mobil. “Bisakah aku melihat gambar bocah itu sekali lagi?”

“Ya.” foto diberitahu. “Apa kamu ingat?”

“Aku melihat puisi yang ditulis di gambarnya.” Woo Kyung pun keluar dari mobil.

“Kamu melihat puisi?”

“Ya. saat bulan terbit di ladang jelai. Saat itu aku menjadi sukarelawan di panti Dreamland. Aku sering menjagai anak-anak selagi mereka menggambar.”

“Apakah ada anak itu?”

“Awalnya hanya melihat dia sekali waktu itu. sudah coba tanya Direktur?”

“Dia bilang tidak tahu dan tidak pernah melihatnya.”

“Agak janggal jika anak-anak mengetahui puisi itu.”

“anak-anak juga tidak akan tertarik.”

“Aku tidak banyak membantu.”

“berapa kali kamu bekerja sukarela tiap bulannya?”

“Aku tidak ke sana lagi. Dahulu aku bisa ke sana sekali atau dua kali setiap bulannya. Kenapa aku tidak melihtnya lagi sejak saat itu? biasanya anak-anak tidak tinggal sementara.”

*jadi ceritanya Eun Ho penah lihat anak itu sekali di panti asuhan Dreamland dan Cuma sekali.

***

Woo Kyung kembali ke panti Dreamland.

“Eun Ho pasti keliru. Beberapa anak-anak tinggal di sini sementara.”

“Sementara?”

“Karena aku sakit, kami tidak mengambil banyak anak. Tapi terkadang karena kesalahan administrasi, kami mendapatkan anak-anak baru. Lalu, kami merawat mereka di sini untuk sementara sebelum dikirim ke tempat lain.”

Ahjumma memberikan datanya.

“Yang dilihat Eun Ho seharusnya ada di sini juga.” Woo Kyung melihat data dan tidak menemukan anak yang dimaksud. “Sudah aku bilang. Aku tidak pernah melihat anak yang kamu cari. Kamu punya pertanyaan lain?”

“Tentang puisi itu, anda bilang awalnya itu ada di ruang bermain. Kenapa anda melepaskannya?”

***

Woo Kyung dibawa ke tempat yang dimaksud.

“Kami menggambar semua gambar dan memasang papan buletin besar agar anak-anak menghiasnya. Memang terlihat berantakkan, tapi jika dilihat lebih dekat, ini sangat menyenangkan.”

Kemudian sampailah pada foto anak-anak yang ada di panti dalam waktu sementara.

“Anak ini.” Woo Kyung mengambil ponselnya. “Ini dia.”

***

“Ayahnya baru saja meninggalkan dia di sini. kami sedang berlibur, dan aku tidak tahu harus berbuat apa. Untungnya, ada beberapa anak pergi ke Rumah Malaikat Yerim esoknya. Jadi aku mengirimnya bersama mereka.” Ucap pegawai lain.

“Kenapa kamu tidak memberitahuku tentang ini?”

“Dia hanya tinggal di sini selama satu malam. Dia tidak terdaftar. Aku pikir panti asuhan akan mengurusnya. Tapi kami memotretnya sebelum dia pergi. Aku mengantarnya naik mobil dengan aman.”

“Kamu memeriksa apa semua anak itu tiba di Rumah Malaikat Yerim dengan selamat?”Tanya Woo Kyung. “kamu seharusnya tidak bekerja di tempat pengasuhan anak. Jangan pernah.”

Bersambung ke bagian 2 klik di sini.

You May Also Like

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

error: Content is protected !!