Sinopsis My Absolute Boyfriend Episode 31

Sinopsis My Absolute Boyfriend Episode 31 – Episode sebelumnya ada di sini. Selengkapnya kamu bisa cari tahu di tulisan yang ini. Terima kasih sudah mengikuti sinopsis di besoksore.com yaaa… gumawooo…

“Hyung kurasa aku sudah normal lagi.” Ucap Young Gu pada Bo Won.

“Apa maksudmu normal lagi?”

“Aku akan jujur. Sampai sekarang…bagian ini terus berputar *didada. Dan sistemku terus berhenti di luar kehendakku. Itu agak aneh. Tapi semua gejala itu menghilang tadi malam. Tidak. Kondisiku lebih baik dari sebelumnya. Seperti saat aku membuka mata.”

“apa yang terjadi tadi malam?”

“Aku memastikan tentang hubunganku dan pacar. Jadi. aku tidak gugup dan takut lagi.”

*kissue adalah obat yaaa???? Eemmmmmm dugaanku sih. Wkwkwkkwkwk

***

“Jawabannya adalah cinta.” Ucap Nam Bo Won di telepon dengan Tuan Koo.

“Apa maksudmu?”

“Aku memeriksa status Young Gu hari ini. Semua gejala abnormal sampai sekarang telah hilang. Indikasinya juga telah kembali normal. Kupikir emosi gugup dan takut yang dialami Young Gu yang berkaitan dengan Eom Da Da sampai sekarang membuat robot ini mengalami jeda sistem dan bagian abnormal sebagai gejala. Kita tahu jawabannya sekarang, jadi, tidak perlu khawatir.”

***

Saat Da Da bilang akan pergi kencan dengan Young Gu usai syuting, lagi-lagi Kyu Ri memberikan nasehat. “Yakk Eom Da Da, kamu akhirnya akan sakit hati, haruskah aku membiarkanmu melakukan ini? Sudah kupikirkan ribuan kali dan Young Gu tidak cocok untukmu, Bodoh. Terseraaahhh…. asal tahu saja, aku tidak terima Young Gu sebagai pacarmu.”

Tapi Da Da masih tetap pergi dan tidak menghiraukan Kyu Ri. Bo Won dan Yoo Jin pun merasa Kyu Ri sangat berkebihan.

***

Da Da pulang dan berdandan… yhaaa kencan selalu buat perempuan jadi repot.

“Lihatlah. Bagaimana penampilanku?” Tanya Da Da.

“Kurasa kita tidak akan pergi, pacar.”

“Kenapa? Apa aku terlihat agak aneh?”

“Tidak. Kamu sangat cantik hingga aku takut semua pria akan memperhatikanmu.” Prettttt…….

****

Mereka berkencan layaknya manusia dari nonton, ke timezone sampai makan. *yaakkk mainan kayak timezone gitu.

Dan saat pacaran. Ada dua orang gadis berbisik. “Itu perempuan itu bukan?” *yhaaa… karena Da Da suudah terkenal karena Ma Wang Joon. Tapi yhaaa namanya aja orang jatuh cinta. Semua orang ngontrak… mereka bahkan tidak peduli.

****

Esoknya, mereka mulai syuting di luar ruangan. Manager nampak berdandan demi Bo Won, tapi malah dikatain berbeda kerena lebih gemuk oleh Bo Won. *naseeebbb…

Adegan syuting adalah tentang peran utama wanita yang mati. Ma Wang Joon mampu melakukannya dengan baik. Syuting berjalan dengan lancar.

Tim Real dan Wang Joon akhirnya malah jalan-jalan usai syuting.

Kyu Ri nampak senang pada tempat yang ditunjukkan Wang Joon. “Wang Joon Sshi… kita benar-benar bisa menggunkan seluruh tempat ini?”

“Ya. Aku menyewa seluruh tempat. Beristirahatlah.”

“Ahhh Ma Wang Joon… hal yang kamu lakukan memang di level berbeda dari yang lain.”

“Aku harus minta maaf soal banyak hal dan menunjukkan terima kasih pada Tim Real. Ini hal kecil yang bisa kulakukan.”

***

Da Da bertanya pada Ma Wang Joon. “Kenapa menyewa tempat ini?”

“Kali ini bukan untukmu. Jangan salah paham. aku benar-benar meresa berterima kasih untuk Tim Real. Dan aku ingin membantu manager bodoh itu, menggapai cintanya yang bertepuk sebelah tangan.”

“Unnie? Siapa yang dia sukai?”

“Kamu sangat tidak peka. Ada hal seperti itu.”

****

Jadi, ceritanya, Kyu Ri belanja dengan yang lainnya dan malah dilama-lamain demi membuat Da Da bicara berdua dengan Ma Wang Joon.

“Mereka lama sekali?” Ucap Wang Joon yang kini ngobrol di dekat laut.

“Mereka akan segera kembali. Terima kasih minumannya.”

“Berada di sini seperti ini mengingatkanku saat pertama kita pergi ke pantai. Saat itu, aku belum terkenal. Jadi, kita naik kereta dan pergi berbelanja bersama.”

“Itu saat-saat yang menyenangkan. Kita hampir ketinggalan kereta karena kamu tidak menyukai pakaianmu dan terus berganti baju.”

“Ahh tbtb turun hujan juga,”

“Benar… kita tidak punya payung. Jadi, kita basah kuyup. Tapi kita mau makan udon dan menunggu di tengah hujan, menggigil kedinginan. Malam itu, akhirnya demam.” Njirrrrrrr nostalgia.

“Kita bisa seperti dulu lagi?” Tanya Ma Wang Joon. “Kupikir akhirnya aku sedikit sadar tentang apa yang penting dan tidak tergantikan.”

bersambung…. klik di sini selanjutnyaa…

 

You May Also Like

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

error: Content is protected !!