Sinopsis My Absolute Boyfriend Episode 20 Part 1

Sinopsis My Absolute Boyfriend Episode 20 Part 1 – Episode sebelumnya ada di tulisan yang ini. Selengkapnya kamu bisa cari tahu di tulisan yang ini yaaa guys, terima kasih. Haduhhhhh ayooo cepetttt dikelarin sihhhh….sinopsis lain mengunggu, ahh dasar aku!

Da Da baru pulang ke bengkelnya dan tenyata sudah ada dua temannya dan Ma Wang Joon. “Da Da kamu pikir ini jam berapa? Rapat konsepnya pukul 6 sore. Kamu dari mana? Kamu membuat Ma Wang Joon menunggu.”

“Maafkan aku. Ayo langsung mulai.”

***

“Aku sudah memikirkannya. Kupikir kita harus memberinya konsep yang bisa membedakannya dari musim pertama, tapi masih berhubungan dengan itu. Misalnya, dia biasanya baik. Tapi mengamuk setelah marah.”

“Terserah kamu saja. Aku percaya kepadamu. Kamu bekerja dengan baik sampai sekarang.”

“Baik. Mari kita mulai pengujiannya.”

****

Ma Wang Joon diberikan make up. Dan yhaaa… selesai begitu saja. Hingga dua teman Da Da pun pulang.

“Usahamu bagus hari ini.”

“Da Da yaa… aku sudah memikirkannya dan… kamu benar. Sejujurnya aku kelelahan. Aku sangat terbiasa dengan segala yang kamu lakukan untukku. Kupikir kamu bodoh karena begitu setia. Kupikir kamu akan selalu tetap di sisiku sekejam apapun aku kepadamu. Tapi, setelah putus denganmu, aku sadar aku tidak bisa hidup tanpamu. Da Da ya, bisakah kamu memberikan aku satu kesempatan lagi? Aku tidak meminta terlalu banyak. Aku hanya berharap kamu akan tetap di sisiku. Sampai jumpa.”

***

“Pergi kencan tidak begitu menyenangkan. Kupikir akan menakjubkan. Ternyata tidak terlalu. Aku menantikannya. Payah sekali.”

“Aku menyukainya. Bahkan hal kecil bisa menyenangkan saat bersama orang yang kita cintai. Pacar, aku mau bertanya seseuatu. Kenapa tanganmu?”

“Ahh kamu mau tahu? Akan kutunjukkan. Ini harta tersembuyiku. Kamu suka?”

“Itu indah.”

“Kamu sangat lucu, Ken.”

“Pacar, apa yang terjadi?”

“Kamu mau tahu?”

“Ya.”

“Kapan itu ya? Saat usiaku sekitar 14 tahun. Aku hampir meninggal. Ada kebakaran besar di rumah lamaku. Tapi sepupuku, yang biasanya sangat peduli kepadaku, tidak menunjukkan perasaan saat ada kebakaran. Aku lari untuk menyelamatkan diri. Cobalah jawab pertanyaan ini. Kenapa menurutmu mereka melakukan itu?”

“Karena mereka juga mau hidup?”

“Bukan. Lebih mudah bagi mereka mengambil uangku jika aku mati. Saat orangtuaku meninggal, aku disuruh menganggap mereka sebagai orang tuaku. Tapi aku diusir saat begitu membutuhkan mereka. Tapi saat aku kembali dengan tangan ini saat mereka kira aku sudah tewas. Mereka tidak bisa menyembunyikan perasaannya. Mereka seperti melihat mayat berjalan! Karena itulah aku suka tangan ini. Ini berguna memilah mana orang yang tidak berguna untukku. Itu membuatku lebih kuat dan lebih istimewa. Kamu mau menyentuhnya? Ahh kamu juga punya yang sepertiku bukan? Karena itu aku suka robot. Kamu tidak akan lari dariku. Kamu tidak akan berbohong kepadaku.”

“Pacar… kamu pasti telah melalui masa sulit.”

“Apa yang kamu tahu?”

“Aku bisa melihat apa yang tidak bisa dilihat orang lain. Aku punya penglihatan rotgen.”

Diana pun tertawa. “Ini akhirnya menyenangkan. Ayo pergi.”

Young Gu melihat lampu kota di bawah. Ia pun memegang dadanya. Ia melihat bayangan samar ketika bersama dengan Da Da.

“Ran. Ada apa dengan dia?” Diana sedikit cemas.

“Ken. Kenapa kamu?”

“Tidak apa-apa.”

“Nona. Ayo pergi.”

***

Ehhh yang galau lagi Da Da, ia melihat ruang cinta Young Gu dan ingat bahwa hordengnya belum dipasang. Ia pun mengingat beberapa kenangan di dalamnya.

“Kamu pembohong.” Da Da pun menangis.

***

Kronos Heaven ke rumah Diana. “Tidak ada yang salah dengannya. Semuanya normal.”

“Sudah kubilang. Dia mendadak memegang dadanya dan tidak mau menjawabku berapa kali pun aku memanggilnya.”

“Kami tidak pernah memasang perilaku seperti itu padanya.” Jawab In Hyuk.

“Maksudnya aku berbohong?”

“Tidak. Bukan itu maksudku.”

Tuan Ko bertanya. “Mungkin dia pernah mengatakan sesuatu yang tidak biasa?”

“Tidak biasa?”

“Misalnya apa dia pernah bilang dia ingin dicintai?”

“Cinta?” Diana tertawa. “Bagaimana mesin bisa mengatakan hal begitu? Intinya, dia baik-baik saja bukan?”

“Ya. Setidaknya begitu menurut hasilnya. Dia akan segera bangun setelah selesai kami periksa.”

“Baiklah kalau begitu. Bagus.” Diana pun pergi.

Lanjut ke bagian 2 yaa gan. klik di sini kelanjutanya.

You May Also Like

1 Comment

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

error: Content is protected !!