Sinopsis Golden Garden Episode 2 Part 3

Sinopsis Golden Garden Episode 2 Part 3 – Episode sebelumnya ada di sini. Selengkapnya kamu bisa cari di tulisan yang ini yaaa guys. Terima kasih… heheh..

Kencan antara sabina dan Choi Joon Ki belum berakhir. Mereka di bukit.

“Kamu pasti terkejut hari ini.”

“Hidup ini penuh kejutan, bukan? Tetap saja, hidup terlalu singkat dan bisa berakhir kapan pun tanpa kita sadari. Ini sangat kusadari hari ini.”

“Saat kudengar kamu disandera. Kepalaku mulai pening. Memang benar, kita tidak pernah tahu apa yang terjadi dalam hidup.karena itulah aku tidak bisa menundanya lagi. Sampai kita mati, kapan pun itu terjadi, aku tidak ingin meninggalkanmu.”

Sebuah kotak cincin diberikan Choi Joon Ki.

Sabina kagat. Bukan batu akik. Tapi berlian. “Apa artinya ini?”

“Orang yunani percaya berlian adalah bagian bintang jatuh. Itu sebabnya memiliki berlian bisa membuatmu bahagia.

Choi Joon Ki berlutut. “kuharap aku bisa memilikimu di sisiku dan membuatmu bahagia. Menikahlah denganku.”

Sabina malah menutup cincinnya. “Sekarang bukan saatnya. Jika kamu sungguh-sungguh. Lamar aku di depan ibumu.”

“Baiklah.” Joon Mi mengambil sesuatu dari dalam mobil. Sebuah undangan perayaan grup.

“Ini besok.”

“Aku akan memperkenalkanmu kepadanya besok.” Kisseu deh.

***

“Oppa yaa kenapa ayah belum pulang?” tanya sarang.

“Apa kakimu sakit?”

“Kakiku sakit. Aku lapar dan mengantuk.”

“Bagaimana kalau oppa gendong? Naiklah.” Mid Eum menggendong sarang. “Jika kamu lelah, bersandarlah dan tidur.”

“Oppa yaa. nyanyikan lagu yang kusuka.”

Mereka pun menyanyi…

Tak lama, ayah mereka pulang. Anak-anak yang manis.

“Tunggu. Ayah membeli semangka untuk kalian.”

“Ahh ayah memberi semangka.”

Saat mengambil semangka. Ayah malah menemukan tas curian itu.

“Astagaa… para wanita itu meninggalkan ini.”

***

Mi Ju di rumah panik mencari tas berisi uang.

“OMAAAIIIGAATTT… KAMU SUDAH GILA? Aku pantas dipukul.” Mi Ju menggunakan tangan Eun Dong Ju untuk memukulnya. “Kenapa aku ceroboh sekali? Aku sapi bodoh yang mengacaukan segalanya di saat terakhir. Bagaimana aku bisa melupakan tas itu di taxi? Ini semua salahmu. Kenapa kamu harus memulai percakapan dengan supirnya?”

“Ini yang terbaik. Apa gunanya uang kotor itu bagimu?”

“Setidaknya… aku harus tahu nomor pelatnyaa…” Mi Ju pun menangis.

“Sebenarnya ini yang terbaik. Lagi pula, uang itu membuatku tidak nyaman. Aku akan mencari pekerjaan lain sebagai perawat besok. Jadi tolong tenanglah..”

***

Di rumahnya, Sabina mengingat Eun Dong Ju yang ia temui di hotel. Ia memandang tangannya dengan resah. Kemudian emak datang.

“Ini vitaminmu. Kenapa kamu nampak sangat lelah hari ini? ibu akan menyiapkan air mandi untukmu. Kamu bisa berendam dan bersantai sebelum tidur.”

“Omma. Ibu mengingatnya?”

“Dia?”

“Ibu tahu. Gadis itu.”

“Kenapa kamu membahasnya. Sudah kubilang hapus dia dari ingatanmu.”

“Kurasa aku bertemu dengannya hari ini. Eun Dong Ju. Saudari kembarku yang ibu terlantarkan.”

Ibu yang membawa nampan pun menjatuhkan nampannya.

***

Dong Ju memegang jaket Sabina. “Astagaa, aromanya enak. Kainnya juga sangat lembut.”

“Gadis yang memiliki pasti kaya.” Ucap Mi Ju. “Itu seperti jaket desainer, tapi dia membiarkanmu memilikinya.”

“Dia cantik, bertubuh bagus, dan berhati baik.”

“Orang yang lahir di keluarga kaya biasanya murah hati. Mereka tidak perlu memperjuangkan harta mereka.”

“Tapi itu aneh.”

“Apa?”

“Dia nampak sangat terkejut saat mendengar namaku. Dia bertanya lagi apakah namaku Eun Dong Ju?”

“Kenapa? Aku tahu kamu punya nama yang lucu, kok terkejut segala?”

“Mungkin dia tahu tentang ibuku yang meninggalkanku.”

Bersambung… klik di sini episode berikutnya.

You May Also Like

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

error: Content is protected !!