Sinopsis Golden Garden Episode 2 Part 1

Sinopsis Golden Garden Episode 2 Part 1 – Episode sebelumnya ada di sini. Selengkapnya kamu bisa cari tahu di tulisan yang ini guys, tetap mengikuti yaa… kamu bakalan tercengang nanti di episode 4.

Kembali ke sabina dan Joon Ki.

“Kenapa kamu tidak senang mengenai ini? bagaimana aku tahu jika kamu tidak memberitahuku? Aku sudah berhati-hati di sekitar ibuku agar agensi ini bisa berdiri dan sukses. Kamu akan menjadi megabintang seperti yang kamu mau.”

“Apa itu yang menurutmu paling aku inginkan? Pencari perhatian yang memohon cinta dari publik?”

“Bukan itu maksudku. Kamu kehilangan pengikut karena sainganmu, jadi…”

“Cukup. Sudah kubilang ini masalahku. Ini harus diselesaikan olehku dan tidak butuh bantuanmu. Kamu tidak tahu apa-apa menyangkut wanita. Aahh bukan, akulah yang tidak kamu ketahui. Aku tidak seperti wanita yang kamu pacari selama hidupmu. Jika kamu benar-benar mencintaiku, coba beri hal lain yang kamu miliki. Lagi pula, aku tidak memacarimu demi uang. Ibuku mungkin khawatir, aku harus meneleponnya.” Kemudian sabina pergi.

****

“Lalu sebenarnya kamu siapa?” tanya preman di karaoke.

“Aku? Aku dari kantor polisi jugbu.” Pil Seung menunjukkan kartu identitasnya. “Aku melihat semuanya tadi.” Kemudian Pil Seung mengambil kotak penuh uang. “Jang Sun Deok, kamu ditangkap karena penipuan suara dan meniru pejabat pemerintah.”

Kemudian Jang yang galak mencoba menyerang dengan menggunakan botol. Baku hantam terjadi. Keadaan menjadi kacau.

Saat Pil Seung dipukul menggunakan gitar. Beberapa rekan polisi lain akhirnya datang.

Masih marah, Jang Sun Deok memecahkan botol dan diarahkan kepada Eun Dong Ju sebagai sandra.

“Jangan bodoh dan lepaskan wanita itu.” Ucap Cha Pil Seung. “Akan ada percobaan pembunuhan dalam catatan kriminalmu.”

“Mana mungkin. Mendekatlah dan kamu akan bertanggung jawab atas kematiannya.”

Mi Ju memohon pada polisi. “Jebbal selamatkan mereka…. dia sangat malang. Hari ini ulang tahunnya dan hidupnya sangat berantakkan.”

Polisi lain yang berjumlah banyak pun berdatangan.

Namun, Jang menyeret Eun Dong Ju pergi.

***

Sabina sedang berada di toilet. Ia bicara dengan Emak. “Apa kata omma? Sedan?”

“Benar. Direktur Choi mengirimkannya sebagai hadiah ultah. Dia berterima kasih pada ibu karena telah melahirkanku.”

“Jadi, dia menganggap kita berdua sebagai orang semacam itu.”

“Ibu sudah mengembalikan mobilnya. Jadi, jaga harga diri dan kehormatanmu dan berpisahlah dengannya malam ini.”

“Jangan khawatir.” Sabina menutup teleponnya dengan kesal.

***

Ternyata, Eun Dong Ju ditarik Jang ke dalam toilet di mana sabina berada. *toiletnya ada sofa mewahnya.

“Tolong selamatkan aku, alih-alih melakukan ini, menyerah dan…”

“Berlutut.” Kemudian Eun Dong Ju pun berlutut.

Dalam keadaan seperti ini. ponsel sabina berbunyi. Jang yang mendengar langsung menarik sabina dari toilet. Kini jang punya dua sandra.

“lakukan hal bodoh dan ucapkan selamat tinggal pada wajah cantikmu.” Ucap Jang pada sabina.

Ponsel yang dibawa sabina pun dirampas jang.

***

Di luar ruangan, polisi sedang mengkepung.

“Jang Seung Deok, biarkan para wanita pergi dan selesaikan denganku. Yaakk buka pintunya Jang Seung Deok…”

Joon Ki datang.

“Ada orang di dalam, bagaimana selanjutnya?”

“Berarti kini dia memiliki dua sandera.”

Master key sudah dipegang polisi. Tapi belum dibuka karena takut membahayakan sandera.

***

Di dalam ruangan, Jang mencoba menelepon seseorang menggunakan ponsel sabina. Sabina memberikan kode pada Eun Dong Ju untuk mengambil dompetnya yang terjatuh.

Saat Jang lengah dan menelepon, Eun Dong Ju mengambil dompet itu dan diberikan pada Sabina. Kemudian sabina mengambil alat semprot.

Ketika Jang mendekat. Sabina mulai menyemprot.

Eun Dong Ju akan kabur tapi bajunya ditarik hingga robek.

Polisi pun membuka pintu. Kembali baku hantam dengan Pil Seung hingga kepala Pil Seung dipukul dengan botol.

“Kami harus membawamu ke rumah sakit.” Ucap rekan pil seung.

Tapi Pil Seung masih sadar. “Kalian berdua baik-baik saja? Apa ada yang perlu ke dokter?”

“Kami baik-baik saja. Tapi kamu berdarah.” Ucap Eun Dong Ju.

“Tidak apa-apa.”

Keadaan pun aman.

***

Joon Ki menemui sabina. Ia mengajak sabina pergi. Melihat Dong Ju yang bajunya robek. Sabina memberikan jas putihnya.

“Ahh terima kasih. Tunggu… boleh minta nomor teleponmu? Aku akan mengembalikan jaketnya.”

“Tidak apa-apa simpan saja.”

“Tidak. Kelihatannya mahal.” Eun Dong Ju pun menuliskan kontaknya di tangan sabina.

Sebuah nama, Eun Dong Ju dan nomor ponsel.

“Eun Dong Ju?” sabina terbata. “Apakah namany Eun Dong Ju?”

“Ya. Kenapa?”

“tidak apa.”

“Akan kuberukan jaket ini untukmu.”

Sabina yang bingung pun pergi. Ia sedikit menatap Eun Dong Ju.

Lanjut ke bagian 2 ya. klik di sini.

You May Also Like

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

error: Content is protected !!