Sinopsis Drama Korea Children of Nobody Episode 3 Part 1

Sinopsis Drama Korea Children of Nobody Episode 3 Part 1 – Episode sebelumnya ada di sini yaaa…

Perempuan itu meletakkan pisaunya. Ji Hun berhasil membekuk pelaku. “Aku polisi yang bertugas.” Ucap yang memegang pisau.

“Kamu memiliki hal untuk tetap diam.”

“Sudah aku bilang, aku sedang bertugas! Aku polisi. Aku dari unit jatanras 2 di kantor polisi pusat Seoul.”

“Diam berandal!!!”

“Aku sersan Jeon Soo Young.” Ji Hun yang memborgol akhirnya diam. Polisi lain dan forensik pun mulai berdatangan. Soo Yong dilepaskan.

“Dia ada di tim kita? Apa yang spesial darinya? Apakah ini kejutannya?” ucap Ji Hun pada Detektif Hong.

“Apa yang spesial darimu hingga aku harus memberitahumu semuanya? Aku tidak perlu melapor padamu.”

“Ayolah.”

“Kamu meneluhkan tenaga kerja yang tidak cukup. Kamu juga mengeluh setelah ada bantuan?”

“Dia tersangka pembunuhan. Ini tidak masuk akal.”

“Kamu melihat dia menikam pria itu?”

“Apa?”

“Dia asistenmu.”

***

Woo Kyung mencari kalimat itu di internet. Saat bulan berada di atas ladang jelai (jelai itu semacam gandum ya). ditemukan…

“Lepra, saat bulan berada di atas ladang jelai.”

Sedih karena matahari, juga biru langit. Si lepra itu memangsa seorang anak saat bulan berada di atas ladang jelai. Aku menagis sepanjang malam. Merah seperti bunga.”

Episode 3- Gadis Bergaun Hijau.

Soo Young menjadi saksi. Ia akan diintergosi dan Ji Hun meminta dia menganti bajunya.

***

“Hyung, aku dengar gadis itu tertangkap. Apa itu benar?” Ji Hun diam saja dan mengambil kopi dari Hobaenya.

Hobaenya merasa sangat dimanfaatkan oleh Ji Hun.

Ji Hun kembali masuk ke ruang interogasi.

“nama?”

“Jeon Soo Young. Tanggal lahir 17 maret 1990. Pekerjaan polisi. Anggota unit jatanras 2 di kantor polisi Seoul.”

“Hubunganmu dengan korban?”

“Polisi dan tersangka.”

“Kenapa kamu membunuhnya?. Soo Young pun tertawa. “Menurutmu, orang yang sekarat itu lucu?” Ji Hun sangat kesal.

“Hatiku sakit untuk orang yang mati. Tapi aku terkejut dengan situasi ini. itu sebabnya aku akhirnya tertawa. Maafkan aku.”

“Katakan. Kenapa kamu terkejut?”

Kilas balik sambil Soo Yong bicara.

Ini hari pertamaku bekerja. tapi bingung karena kau tidak menemukan siapapun dari timku. Kapen Hong datang beberapa jam kemudian. Dia memberitahuku bahwa atasanku adalah kamu, Letnan Kang Ji Hun. Selagi mencarimu, aku akhirnya menemukan sersan Kwon Chan Wook”

“Aku mendapatkan sinyal di pesisir utara seosan.. Chungcheongnam-do.” Nah.. pas kejadian Ji Hun telponan itu.

“Ketika mendengar bahwa kita melacak seorang tersangka. Aku bergegas keluar. Karena itulah pekerjaanku.”

Soo Young pergi pakai motor cuy. Kece bet.

“Kamu tiba di sana sebelum aku?” Tanya Ji Hun.

“Motorku cukup cepat.”

Dan memang Soo Yong datang lebih dahulu sementara Ji Hun sedikit terjebak macet.

“Aku berencana menunggu sambil melihat sekeliling.” Sayangnya, Ji Hun mendengar teriakan lelaki. Untuk masuk, ia membongkar kaca dipintu. “Pria itu menikam dirinya sendiri. aku hanya berpikir untuk menghentikannya. Saat itulah, kamu masuk.”

“Sudah berapa lama kamu menjadi polisi?”

“Lima tahun.”

“Kamu pernah melihat seseorang bunuh diri seperti ini?”

“Aku tahu banyak kematian yang tidak logis.”

“Kamu mencoba menguliahiku?”

“Aku polisi. Aku hanya melakukan tugasku, Sunbaenim.”

***

Di rumahnya, Woo Kyung mencari daftar anak hilang di internet.

Kemudian putrinya datang… “Ommmaaa…”

“Eun Seo. Kamu baik-baik saja? kamu bersenang-senang di rumah Nenek?”

“Ya. itu sangat menyenangkan. Tapi aku merindukan Ibu dan Ayah.”

“Benarkah?”

Kim Min Seok berkata. “Ibumu mengatakan Eun Seo pasti merengek karena merindukanmu.”

“Baiklah. Aku senang kamu membawanya. Terima kasih.”

***

Woo Kyung memandikan anaknya.

“Jadi, seberapa banyak kamu merindukan Ibu?”

“Sebesar gelembung-gelembung ini.”

“Apa? Ini sangat kecil.”

“Sebesar lautan? Tidak… sebesar langit dan bumi.”

“Benarkah? Ibu juga. Ibu merindukanmu sebesar lautan dan bumi.”

Eun Seo memegang perut ibunya dan ia bergerak. Eun Soo bertanya, “Apakah Bibi Se Kyung bergerak di dalam perut nenek seperti Cahaya Matahari?”

“Apa?”

“Omma Dongsaeng. Bibi Se Kyung.”

***

“Se Kyung? Kenapa Ibu harus membahas tentang dia dengan Eun Seo?” Tanya Ibu dalam sambungan telpon dengan Woo Kyung. “Itu bukan hal yang baik untuk dibicarakan. Bagaimanapun, Eun Soo masih sangat kecil. Tapi dia sangat aneh. Dia baru saja melihat bibinya beberapa kali, tapi tidak lupa.”

“Benar. Dia mendadak bicara tentang Se Kyung. Jadi aku pikir mungkin saja Ibu membahas dia.”

“Bagaiama kasus kecelakaan itu?”

“Aku hanya menunggu hasilnya.”

“Bagaimana kamu bisa terlibat kecelakaan seperti itu? kamu menyulitkan semua orang. Ibu rasa suamimu sangat kesulitan. Dia tidak terlihat sehat. Kamu harus merawatnya dengan baik.”

“Baik.”

***

Kim Min Seok sedang di kamarnya. Dia berkirim pesan. Mungkin dengan selingkuhannya. Kemudian Woo Kyung pun masuk.

“Bagaimana dengan Eun Seo?”

“Dia tertidur.”

“Apa dia langsung tertidur? Dia tidak bisa tidur di rumah ibu. Polisi datang ke kantor hari ini.”

“Polisi? Bukan urusan yang penting.”

“Yeobo.”

Woo Kyung bersiap tidur. Ia bertanya. “Kamu tahu sebuah puisi yang berjudul “Lepra”?”

“Puisi?”

“Kupikir itu hanya puisi sedih, tapi ketika aku membacanya dalam persepktf seorang anak, puisi itu sungguh mengerikan.”

“Maksudmu apa?”

“Anak itu.. anak itu meninggalkan gambar.”

***

Ji Hun berada di ruang autopsi. Terbaring mayat pria.

“Maksudmu, dia melakukan semua ini kepada dirinya sendiri? mana mungkin?” Ucap Ji Hun ketika melihat luka sayatan di perut yang banyak.

“Beberapa orang bunuh diri dengan palu ke kepala mereka sendiri.” Ucap Dokter. “Dia meninggal karena 8 tikaman. Jika kamu melihat kemejanya, semua baik-baik saja keculai untuk area ini.” Dokter menunjukkan kemejanya. “Menurutmu kenapa begitu? kamu pikir tersangka mengakatnya sebelum menikam?”

Dokter memperagakannya pada Ji Hun. Wkwkwk.

“Yakk.. apa yang kamu lakukan?”

“Ini fenomena umum saat orang menggunakan pisau untuk melukai diri mereka sendiri. begitu mereka memutuskan untuk mati, mereka ingin langsung mati? Kenapa?karena itu sangat menyakitakan dan menakutkan. Itu sebabnya mereka mencari lokasi yang tepat. Lalu mengincar….” Kini dokter memperagakannya pada diri sendiri.

“Berhenti.” Ucap Ji Hun. “Tapi dia menikam dirinya sendiri 8 kali?”

“Karena itulah sangat sulit mati dengan tanganmu sendiri. kamu ragu… kamu merasa takut. Setelah itu, baru menemukan keberanian.” Dokter menjelaskan. “Lihatlah potongan kecil ini.” Menunjuk pada mayat. “Itu semua tanda-tanda ragu dan ketakutan.”

“Dia seorang dokter. Benarkah ini cara terbaik? Kenapa dia bunuh diri dengan cara yang rumit?”

“Beberapa orang masuk ke pembeku untuk bunuh diri.” Ucap Dokter lagi.

“Aku yakin ada yang tenggelam dalam wadah penuh air.”

“Benar. Jadi, cara bunuh diri tergantung kepribadian seseorang.”

***

Ji Hun kembali melakuka presentasi atas temuannya.

“Penyebab kematiannya pendarahan yang berlebihan karena bunuh diri. Puluhan luka ragu-ragu. Berdasarkan bentuk dan sudut tusukkan, kesimpulannya adalah Park Yong Tae melukai dirinya sendiri.”

“Ahhh dia melakukan itu kepada dirinya sendiri? astagaaa… manusia begitu bertekad.” Ucap Detektif Hong

Soo Young pun masuk belakangan. Para polisi di dalam ruangan mempersilahkannya masuk.

Detektif Hong melanjutkan. “Jadi, kalau begitu, anggota baru kita bukan tersangka lagi?”

“Kesaksian Kapten dan Detektif Kwon, serta rekaman kamera semuanya mendukung pernyataan Sersan Jeon. Yang paling penting, dia tidak punya motif.” Lanjut Ji Hun.

“Sungguh pria yang bijaksana.waktu yang luar biasa. Kamu mendapatkan begitu banyak perhatian begitu masuk unit.” Yang lain bertepuk tangan.

Ji Hun melanjutkan. Ia menemukan surat wasiat.

Surat bertuliskan. “Aku melenyapkan iblis yang membunuh anaknya.”

“Dia melulis bahwa dia memenuhi misinya. Dia mengaku membunuh Pak Ji Hye. Analisis tulisan tangan membuktikan bahwa itu tulisan tangan Park Yong Tae. Dia alamatnya, kami menemukan obat yang dipakai untuk membunuh Park Ji Hye.”

Polisi lain melanjutkan. “Kami juga punya rekaman Park Yong Tae membeli bensin pada hari pembunuhan di sebuah pompa bensin terdekat. Bensin dibeli sekitar 21.37. perkiraan waktu antara pukul 22.00 tanggal 29 dan pukul 02.00 pagi. Itu pas.”

Ji Hun bicara lagi. “Dia berubah total saat kehilangan istri dan anaknya dalam satu kecelakaan. Misalnya dia terus fokus pada kasus Kim Han Sol. Dua tahun kemudian, Park Ji Hye dibebaskan, dan kebenciannya muncul lagi. Park Yong Tae menguntit Pak Ji Hye sejak hari pembebasannya sampai kematiannya. Bukti itu tetap dalam bentuk foto. Selama penguntitan, keduanya mungkin saling melihat. Karena kini mereka berdua mati, tidak ada cara mengetahui bagaimana atau apa yang mereka gunakan. Yang jelas, Park Yong Tae berhasil memanggil Park Ji Hye ke TKP. Dia tidak sempat melawan, dia akan pingsan begitu disuntik.”

Berlanjut ke bagian 2 klik di sini.

You May Also Like

3 Comments

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

error: Content is protected !!