
Review Emily in Paris Musim Pertama (2020) – Tahukah kalian soal Lily Collins? Yeahhh dia main jadi Emily yang muncul di dalam serial berjudul Emily in Paris. Emily adalah gadis amerika yang pindah tugas selama satu tahun di Paris untuk mengurus masalah pemasaran produk.
Biasanya model produk-produk kecantikan atau barang yang mewah gitulah.
Emily in Paris pada Musim Pertamanya sudah hadir dalam 10 episode pendek. Ada di Netflix guys, jelas yaaa.. wong ini original seriesnya Netflix kok.
Jadi langsung aja ke sinopsis paling singkat dulu yaa…
Awalnya yang harus ke Paris itu atasannya Emily. Tapi atasan Emily hamil. Karena ketahuan hamil, ia mendaulat Emily sebagai wakil perusahaan di Paris. Pekerjaan di sana selama satu tahun penuh.
Emily adalah gadis Amerika yang penuh semangat, punya mimpi, punya pacar nggak kayak Mimin Besoksore, dan jelas punya karir. Emily seneng banget ke Paris. Ia melenggang ke Paris dengan membuat akun IG yang isinya aktivitasnya di Paris.
Awalnya pengikut hanya sedikit. Kemudian selalu bertambah.
Emily yang senang dengan Paris berbanding terbalik dengan orang-orang di Paris. Emily yang kerja rajin harus tercengang dengan kantor yang buka pukul 10.30. Harus ngedengerin tetangganya wik wik yang keras banget, susah ngomong bahasa setempat karena nggak bisa, diledek teman kerjanya, dan beberapa kesulitan lainnya di Paris.
Yang Bagus dari Serial ini adalah Visualnya
Semuanya bagus kalau ngomongin visual.
Emilynya cantik. Parisnya indah, pakaiannya nggak ada yang nggak bagus, pemandangan bersih, orang-orang yang berjalan lebih lengang, bangunan yang indah, lelaki yang tampan, dll.
Semuanya bagus.
Saya mereasa sedang jalan-jalan ke Paris.
Untuk Ceritanya?
Tahu nggak? Banyak yang bilang kalau Emily In Paris ini nggak bagus. Banyak yang bilang secara cerita nggak ada apa-apanya. Apakah memang demikian?
Bagi saya Emily in Paris ini semacam drama yang ringan banget. Kisah cintanya juga cukup dangkal. Misalnya pacar lama Emily nggak mau LDR akhirnya putus dan Emily nggak merasakan parah hati.
Kalau saya????
Jelas patah hati. Patah hati saya yang terakhir saja cukup memakan beberapa waktu. Emily nggak sama sekali. Bahkan saat ia terkesan dengan tetangganya yang seorang koki. Langsung nyosor aja tanpa tanya dulu tetangganya punya pacar atau nggak.
Padahal punya guys.
Buat Saya… Emily in Paris itu…
Sedikit mengingatkan saya pada salah satu buku yang ditulis oleh Andrea Hitara dimana ia tinggal di Paris untuk kuliah. Soal keindahan yang pernah saya baca dahulu kala kemudian diterjemahkan dalam visual saat ini.
Saya sampai saat ini belum pernah ke Paris guys. Jadi, nonton Emily in Paris adalah semacam menikmati visualnya.
Ada juga banyak pertanyaan dalam hati. Apakah Paris memang selengang itu? jalanan dan gedung-gedung nampak sedikit orangnya. Apakah orangnya sama sekali nggak ramah gitu? Penjual bunga nggak ramah, pramusaji nggak ramah, ibu kos nggak ramah. Seringkali saya mendapati Emily dalam keadaan yang dijutekin sama orang Paris.
Dan juga, apakah benar orang Paris itu pemalas???
Eemm. Tidak tahu saya.
Saya juga mau cerita. Saya punya teman. Kakak dari teman saya ini pergi keliling Eropa dan Paris menjadi salah satu kota tujuan, katanya di Paris sangat rawan terhadap kejahatan terutama copet, parah sekali katanya. Keindahan visual yang selama ini diperlihatkan ternyata menyimpan kisah lain.
Benarkah demikian? Aah saya sih percaya saja.
Kesimpulan Review Emily in Paris Musim Pertama (2020)
Saya bisa lihat Paris. Ahahhahahaha…
Saya bisa lihat yang bagus-bagus meski kisahnya ringan-ringan saja. di episode 10 jelas menggantung dan series ini sudah dipastikan ada musim keduanya. Yeaahh, kali ini petualangan Emily belum berakhir guys.
Saya nantikan saja. mungkin tahun depan baru nongol musim berikutnya.
Btw, dalam series ini saya nggak lihat sampah. Kecuali eek anjing sembarangan dan Emily nggak sengaja injak dengan sepatu mahalnya.