Lee Kwang Soo, Running Man, dan Hal-Hal yang Sewajarnya Selesai – Dulu. – Untuk cari hiburan yang lucu-lucu, biasanya saya nonton Running Man. Dari zamannya Song Ji Hyo masih jadi bintang tamu. Saya sudah nonton acaranya.
Dari zaman Kang Gary belum punya anak dan selalu dipepetin sama Song Ji Hyo. Saya sudah nonton.
Diantara adegan konyol dalam Running Man juga layaknya memori yang tersimpan dengan baik karena berkesan, saya masih ingat.
Makin di tahun-tahun 2017 ke atas. Saya sudah tidak mengikuti Running Man secara rutin. Saya mulai nonton apabila ada perasaan “kangen” saja.
Bukanlah penonton yang ada di garda depan.
Beberapa kabar santer terdengar, termasuk Lee Kwang Soo yang mundur karena cidera yang ia alami. Sebuah alasan pamit yang sangat wajar.
Saya juga mendengar banyak cast merasa “kelelahan”. Ada suara hati yang berkata bahwa stamina mereka kadang kurang. Tentunya bisa disebut dengan kewajaran. Mengingat acara ini telah lama mengudara, mencetak hits, membawa pulang penghargaan, kepopuleran yang bertambah, dll.
Kelelahan jelas akan ada.
11 tahun Lee Kwang Soo ada di Running Man. Jika dibuat garis waktu, tentu bukan waktu yang sebentar. Saya yakin, kru dan cast sudah seperti keluarga. Mereka sudah melawati banyak waktu dan musim.
Kebagian kabar Lee Kwang Soo mundur dari Running Man rasa-rasanya akan membuat membuat Running Man menjadi berbeda.
Tapi…
Ada pertanyaan kembali.
Tidakkah kita harusnya menerima hal-hal pergi sebagai sebuah kewajaran?
Ada nasehat begini, entah kamu yang meninggalkan dunia, atau dunia yang meninggalkan kamu. Entitas manusia pada akhirnya akan melebur dengan ketiadaannya.
Lee Kwang Soo yang pergi adalah kewajaran semata. Bahkan ketika kita mengalami perpisahan dengan tema kematian pun, itu adalah kewajaran hidup lainnya.
Manusia boleh tidak beragama. Manusia boleh memeluk apapun agama yang mereka inginkan. Tapi semua manusia percaya bahwa mereka akan pergi pada suatu kondisi.
Perjalanan kita hari keharinya pun adalah langkah pergi juga. kita pergi dari senin menuju selasa, pergi dari selasa menuju rabu, dan seterusnya.
Waktu berjalan tidak peduli apapun.
Tulisan saya kali ini tidak ada kepentingan apapun. Jika tulisan bisa berfungsi sebagai pemberi pesan, saya ingin tulisan saya kali ini sebagai ucapan terima kasih yang sederhana. Pada acara yang sudah lama mengudara, pada cara yang pernah mengisi kekosongan waktu saya, pada acara yang bikin saya tertawa terpingkal sekaligus kagum, bahkan bersedih pun ada.
Soal Lee Kwang Soo yang pergi. Hal ini seperti sebuah kejadian yang menjadi sudut pandang reflektif terhadap eksistensi.
Mungkin…

Ada waktunya besoksore.com juga pamit.
Bisa tentang pengisi kontennya yang “pamit” pada dunia. Atau memang tidak update. Atau bahkan mungkin menghilang.
Kadang saya membayangkan banyak hal. Bagaimanakah cara saya benar-benar pergi lewat blog-blog yang saya miliki?
Abadi?
Belum tentu.
Setidaknya tiap tahunnya saya harus membayar iuran sewa yang harganya makin mahal tiap tahunnya. Ada aja yang naik.
Melihat tahun-tahun sebelumnya di tahun 2017 sampai 2021. Saya merasa sudah melalui banyak hal. Tapi di banyak sisi, saya juga merasa tidak kemana-mana.
Saya kadang merasa seperti pemula yang menulis baru lagi. Karena dunia berlangsung begitu cepat sampai apa yang saya tulis kemarin, sungguh sangat tidak terlalu dicari keberadaanya.
Agaknya, saya juga harus imun dengan orang-orang yang datang dan pergi yaaa?
Termasuk apapun itu.
Semoga kita makin pintar memaknai perpisahan dalam bentuk apapun.
Semoga.
Buat kalian yang mau trakteer mimin bisa di link yang ini.
Terima kasih sudah membaca.
Mengutip tulisan mimin, jika tulisan bisa berfungsi sebagai pemberi pesan, maka saya ingin apresiasi dan ucapkan makasih kepada penulis. Blog yang sederhana tapi bisa jadi tempat berlabuh saya dikala penat dengan keseharian. Tulisannya kadang bisa membuat saya tertawa, terhibur, terheran heran, mengernyitkan dahi sekaligus kagum atas semua pemikiran pemikiran yg ditumpahkan penulis. Terima kasih sudah membuat tempat sederhana ini 🙂
waaaduhhh. nanti saya melayang-layang kalau dipuji begitu. 😀
sama-sama terima kasih daridiridara.
Mimin, kamu hebat! Tulisan kali ini agaknya bikin saya sedikit merinding. Mimin yang biasanya ceplas ceplos dan apa adanya, di tulisan ini bikin saya mikir tentang kehidupan. Semangat menulis min! Tulisan2 mimin selalu memghibur saya ^^
waaah sama-sama terima kasih kak.