
Kesan pertamanya saya tulis di sini.
Sebuah drama korea yang dibuat dengan amat sangat baik. Drama korea yang benar-benar saya tunggu di disney+ tiap minggunya.
Keren banget.
Kalau pertanyaannya kalian harus nonton apa nggak? Pokoknya saya rekomendasikan drama ini pakai banget. Pada beberapa bagian akan ada sedikit spoiler. Tapi saya yakin kalian akan menemukan nuansa sesuai interpretasi kalian masing-masing.
Gpp kalau baca sampai di kalimat ini saja.
Tentang Kehidupan Orangtua yang Berdampak pada Kehidupan Anak-Anak
Han Dong Jin, Ibunya berkali-kali menikah. Mengencani lelaki yang punya istri. Ia bisa dibilang anak yang “tumbuh sendiri”. Namun demikian Han Dong Jin tumbuh dengan cukup baik menjadi pria yang bertanggung jawab dengan kehidupannya dan memperlakukan orang dengan baik. Meski dia dijahati bahkan disabotase.
Layaknya anak yang tumbuh sendiri, Han Dong Jin sebenarnya tumbuh dengan luka. “Ibuku adalah kelemahanku”. Entah berapa kali ia meminta maaf kepada orang lain mewakili kesalahan yang dibuat Ibunya.
Ditinggal tunangannya karena Ibunya yang morotin duit melulu.
Ibu dari Dong Jin nggak tobat-tobat sampai bikin repot. Hidup dengan merugikan orang lain.
Sedangkan Sim Woo Jooo, rela menabrakkan dirinya di mobil yang dinaiki ayah dan ibunya Dong Jin. Sampai kehilangan kesempatannya menjadi atlet. Anak yang terluka lama. Mengamuk di pemakaman ayahnya dan kehilangan rumahnya.
Ulah orangtua amat berdampak pada kehidupan anak mereka. Mereka membawa luka versi masing-masing. Tapi kabar baiknya, mereka bisa hidup dengan versi terbaiknya masing-masing.
Pengambilan Gambar yang Indah
Dramanya selow.
Banyak adegan malam dengan latar belakang lokasi syuting yang indah. Banyak pula obrolan dengan jalan kaki.
Saya suka banget adegan ketika Dong Jin memencet tombol di tetangganya (yang merupakan unit milik mantannya). Lampu temboknya sangat berdampak. Itu cakep banget menurut saya.
Sampai ending. Masih konsisten milih sudut pandang gambar yang ciamik banget, sampai di 16 episode, saya nggak pernah skip-skip. Karena secara visual memang menyenangkan untuk dinikmati.
Sosok yang Sederhana dan Memikat
Ini sih pendapat pribadi.
Kalian tahu nggak? Kalau tas gendongan hitam yang sering dipakai Dong Jin itu bagian selempangnya sudah “amburadul”. Tas yang dibawa Dong Jin lecek. Dia seorang CEO tapi bener-bener rendah hati. Nggak doyan marah-marah dan baik banget sama bawahan.
Mbak Shim Woo Joo juga nggak kalah konsisten dengan gayanya. Dia masih sedikit tomboy. Pakai kaos yang ditutupin dengan kemeja yang dipakai terbuka. Agak bedanya, dia geraiin rambutnya ketika moodnya lebih baik. Dan nambah cantik nuansanya ketika lagi pacaran sama Dong Jin.
Mereka makhluk-makhluk natural dengan gaya khas masing-masing dan nyaman dengan yang mereka pilih.

Ketika Karakter Sulung Menangis, Saya Juga Menangis
Hye Sung. Mbak yang kerja di bank. Nggak nyadar dia pacaran sama lelaki beristri. Terluka juga akan ulah Bapaknya namun lebih banyak diam dan memendam lukanya sendirian. Pergi ke dokter karena masalah hidupnya bikin dia susah tidur.
Mbak-Mbak yang pemberani.
Ketika Doi nangis. Saya ikutan nangis. Sama seperti Woo Joo yang jujur dengan perasaannya. Mbak Hye Sung juga jujur dengan perasaanya dan nggak sungkan buat mengungkapkan perasaanya. Jempolan untuk wanita seperti ini.
Pengen Orang yang Dicintai Bahagia
Call it Love.
Ketika kamu menjatuhkan hati. Seharusnya secara tulus kamu pengen hidup orang yang kamu cintai lebih baik. Lebih bahagia.
Dong Jin mendapatkan banyak cinta dari Woo Joo.
Woo Joo melabrak mantan kekasihnya Dong Jin.
Woo Joo rela digeplok kepalanya sama Sajangnim yang menyabotase perusahaan Dong Jin.
Woo Joo nangis ke Ibunya ketika tahu takut Dong Jin terluka karena ulah Ibunya Dong Jin perihal wasiat.
Woo Joo dengan kata-kata sederhanya bener-bener berdampak pada Dong Jin.
“Kamu tidak akan hancur.”
Yang didapatkan Dong Jin dari Woo Joo selain cinta adalah penghiburan dan dukungan. Cinta akan jadi omong kosong ketika cuma ada di level kata. Woo Joo mewujudukan cintanya lewat tindakkan.
Siapa yang ingin Dong Jin hidup lebih baik, lebih bahagia selain Woo Joo.
Begitulah, kita cuma membutuhkan orang yang tepat untuk membangkitkan diri dari kehidupan kelam. Tapi susah aja. *Eh curhat.
Drama Dengan Kedewasaan
Udah curiga tuh saya.
Nanti masing-masing karakter pisah dulu.
Ternyata bener. Kejadian.
Tapi sisi baiknya adalah keduanya ketemu lagi pada keadaan yang lebih baik versi masing-masingnya.
Dong Jin bilang nanti dia akan jadi lebih ceria.
Woo Joo ketemu dia cocok kerja di bidang apa.
Kakak Woo Joo nemuin cintanya yang nggak jauh-jauh yang nerima masing-masing.
Si Bungsu tetap tahu dia mau ngapain dan memperjuangkannya.
Dramanya sangat elegan. Nggak grasak-grusuk nggak jelas. Pelan tapi pasti. Nggak ada adegan yang sia-sia. Tiap karakter bisa asyik dengan porsinya masing-masing.
Kesimpulan Drama Korea Call It Love (2023)
Cinta adalah energi yang dahsyat.
Kebencian juga sama. Sama-sama energi yang dahsyat.
Mau pilih mana? Hidup dengan kebencian atau cinta?
Sebuah drama tentang hati yang lapang meski hidup didera dengan pengalaman pahit berkali-kali.
Sebab bagaimana lagi? Hidup terus berjalan dan yang menanggung perasaan apapun adalah diri kita sendiri.
Mau menanggung perasaan seperti apa?
Penutup
Link trakteer mimin ada di sini. Terima kasih banyak.
ini ceritanya njengkelin kagak ya.. premisnya macarin si anaknya pelakor aja sudah buat malas nonton takutnya kek sinetron indosiar.
jauhlah dari drama indosiar mah.
bener banget mbak ulasannya, dalem banget..ini satu2.nya drama yg tak liat on going.. klo yg lainnya nunggu tamat baru kutonton 😆. pak Han lain banget karakternya sama di somebody.. 2.2nya ok banget aktingnya.. pengambilan gambarnya jempol banget.. paling seneng pas view dibawah Pohon.. thanks reviewnya mbak.. sehat selalu ya…
aamiin. terima kasih.