Terima Kasih, Orang-Orang Baik – Tulisan ini akan saya post juga di laman trakteer milik saya. Sengaja saya tulisan di sini karena pendukung aktif yang tertera ada 10 orang. Sedangkan orang yang pernah mentrakteer saya ada 45 ditrakteer hingga detik ini.
Bismillah.
Sebenarnya bukan tanpa sebab saya tulisan laman trakteer menjadi “Bantu Mimin Sekolah”. Pada hal-hal yang lebih mendalam dan menyebar, saya percaya bahwa kita semua adalah guru sekaligus murid. Kita bisa belajar dari apapun, orang pun bisa mengambil poin penting ilmu pada diri kita. Dalam bagian apapun. Tanpa memandang ras, agama, budaya, dll. Hanya pada level manusia.
Agaknya, saya mau kasih tahu dulu rencana saya.
Bagi saya, menuntut ilmu adalah sebuah kerinduan. Baik secara formal atau tidak. Yang saya tuliskan di laman trakteer adalah nominal menuntut ilmu secara formal. Ada hal-hal yang saya usahakan untuk itu.
Bila impian saya tidak tercapai, biarlah rindu ini tetap menjalar pada diri yang terus ingin belajar, meski saat ini hanya baru mencecap dunia informal.
Tapi. Ada beberapa hal yang menjadi lebih primer untuk saat ini.
Mari saya kasih sedikit cerita. Orangtua (keduanya, Ibu dan Bapak) saya berusia 64 tahun, masih bekerja sebagai penjahit di kampung. Yap, Mimin anak kampung. Bukan anak kota. Selama pandemi melanda dunia. Ada perbedaan yang terlalu mencolok. Yang dulu biasanya bisa buat seragam sekolah, kini tidak. Yang dulu bisa bikin seragam hajatan, kini tidak. Yang dulu sibuk saat lebaran, kini sibuk memotong baju-baju jadi yang kelebaran. Sehingga pendapatan keluarga sangat sulit untuk sekadar memenuhi kebutuhan pokok.
Itu baru satu sisi. Ada sisi lain yang mungkin terlalu sensitif saya ceritakan.
Beberapa hari lalu, Ibu saya yang dalam keadaan puasa sejak tanggal 1. Datang menemui saya untuk meminta uang beli es dan sop ayam. Saya kasih saat itu 50k.
Cukuplah buat makan untuk bulan puasa. Wajahnya nampak terlalu cemas sebab esoknya, akan ada penagihan dan penagihan.
Masih untung, Kakak saya yang lain masih bisa membantu untuk beberapa tunggakan.
Saya yakin. Keadaan seperti ini masih banyak dialami oleh orang lainnya.
Saat pandemi juga sangat berdampak pada saya. Harga iklan sangat kecil (pernah saya tulis di tulisan yang lalu). Pas tanggal 15 kemarin, saya buat invoice dan hanya sekitar 150-200rb. Itu pun nanti dibayarkan saat akhir bulan.
Karena kepepet. Saya kontak salah satu perusahaan yang sempat tidak membayar kewajiban mereka pada saya. Adalah sekitar 500k. Ceritanya pernah saya uraikan di sini.
Saya berdoa, semoga masih rezeki. Ternyata emailnya dibalas. Mereka bilang memang sudah ketentuan jika belum sampai batas pembayaran sebesar $100 maka tidak akan dibayarkan.
Terdiamlah pada kalimat itu pada email. Namun, mereka berjanji akan membayarkan sebagai tanpa ucapan maaf karena respon mereka yang sangat lambat.
Mungkin juga sedikit iba. Sebab pada akhir kalimat, saya tuliskan bahwa uang nominal segitu, sangat berarti untuk makan.
Iya. Memang nggak salah. Sangat berarti sekali untuk makan.
Doakan yaa. semoga mereka tidak ingkar janji yang katanya akan membayar pada akhir bulan ini atau tanggal 15 di bulan depan.
Kembali ke judul yaa…
Tulisan ini adalah tulisan terima kasih saya dengan tulus kepada teman-teman yang telah membantu dengan dukungan trakteer sejak laman trakteer saya dibuat. Memang tulisannya Bantu Mimin Sekolah, tapi pada prakteknya. Uang itu saya cairkan dan gunakan untuk memenuhi kebutuhan dasar.
Saya bersyukur, masih sehat hingga detik ini. Itupun saya yakin bisa jadi karena doa-doa kalian yang sering bilang “semoga mimin sehat selalu.” Jika ada doa-doa baik pada saya yang diberikan, semoga Malaikat juga mendoakan yang baik juga pada Tuhan untuk kalian semua.
Betapa sehat itu mahal harganya. Apalagi di musim pandemi. Menjaga kesehatan bisa dibilang adalah prioritas.
Saat tulisan ini dibuat. Saya sudah menjalani ibadah puasa di hari ke 8. Besok adalah hari ke 9. Banyak doa-doa saya panjatkan. Terutama untuk kesehatan, keselamatan, dan perlindungan. Saya juga ingin lulus ujian yang kalau tepat waktu, di akhir agustus saya sudah ujian. Besar harapan saya setidaknya saya punya pendapatan yang tetap.
Kalau dalam drama korea, ada hasrat ingin dapat pekerjaan layak. Saya tahu rasanya.
Tulus saya ucapkan. Berapapun yang sudah diberikan, itu sungguh berharga. Bisa makan ketoprak dengan es buah untuk buka puasa hingga perut tidak lapar itu sangatlah menggembirakan. Terima kasih orang-orang baik.
Saya diajarkan oleh hidup untuk tidak menganggap remeh nominal seberapapun.
Semoga Tuhan membalas kebaikan kalian.
Terima kasih untuk kalian yang belum sempat atau mungkin tidak pernah saya jabat tangannya. Mungkin di dimensi lapisan kehidupan yang lain kita akan dipertemukan dalam keadaan yang baik.
Untuk pembaca siapapun kamu. Tidak peduli pernah trakteer atau belum, saya ucapan terima kasih juga sudah meluangkan waktunya untuk membaca tulisan-tulisan saya yang penuh dengan kekurangan dan mirip keluh kesah di sosmed ini. Izinkan saya lebih bertumbuh lagi.
Sebagaimana Tuhan mencintai keindahan. Saya yakin, hati kalian juga indah.
Link trakteer mimin ada di sini.
Sampai ketemu di tulisan lain.
tetap semangat min
tentu Moonnnn.
Tetap semangad ya mba mimin. Sehat selalu dan murah rezki, amin
aamiin. terima kasih.
semangat mbak