Sinopsis Hotel del Luna Episode 4 Part 2

Sinopsis Hotel del Luna Episode 4 Part 2 – Episode sebelumnya ada di sini. Selengkapnya kamu bisa cari tahu di tulisan yang ini yaaa... terima kasih guys sudah mengikuti sinopsisnya di sini.

Dan kejadinnya malah berpindah di atas ranjang. Kwkwkkwkw… ini ganti genre apa guys? Wkwkw.

“Ini tidak benar.” Ucap Chan Sung.

“Tetaplah di sini.”

“Hentikan.”

“Chan Sung… ayo bobo.”

“Jang Man Wol Sshi…”

“kamu butuh tidur untuk bermimpi.” Oohhh ini maksudnya. Wkwkwkkw “Aku perlu mengecek sendiri apakah sungguh kamu melihatku dalam mimpimu. Atau kamu hanya menipuku berdasarkan rumor yang kamu dengar di hotel ini. Koo Chan Sung, tidurlah.”

“Aku tidak bisa tidur seperti ini. dan juga, aku sama sekali tidak bisa memastikan bahwa aku akan memimpikannya kembali ketika aku tertidur.”

“Oleh karenanya tidurlah di sampungku sampai kamu memimpikannya.” Haseekkk.

“Aku tidak bisa bobo di sampingmu.”

“Diam dan tidurlah selagi aku masih baik.”

“Baik….. aku akan teedorr…” Chan Sung takut guys. Wkwkkw “Kamu bisa tidur di sampingku atau melihatku tertidur. Lakukan apa yang kamu inginkan.”

“Aku akan membunuhmu jika kamu membohongiku.”

“Kamu ingin itu jadi kebohongan, karena kamu tidak mau aku melihatmu di masa lalu. Aku tidak akan mengatakannya padamu jika kamu sangat marah. Kamu bisa membunuhku atau membiarkanku hidup. Lakukan sesukamu.”

“Lupakan. Aku nggak mau tidur di sampingmu.” Man Wol pun pergi.

***

Man Wol minum di ruangganya. Kemudian Chan Sung datang.

“apakah kenangan itu sangat melukaimu? Karena lelaki itu? Karena kamu terus memikirkan tentangnya?”

“Tutup mulutmu atau kamu bisa bernasib jadi ijo kayak pohon.” *eehh bener nggak sih. Wkwkkw

“Siapa lelaki itu?”

“Kenape tanya? Kamu ngira itu kamu?”

“aku hanya penasaran mengenainya. Apa yang aku lihat bisa dari ingatan masa lalu yang tidak aku ingat.”

“Kamu tidak mungkin orang itu.”

“Kenapa kamu bilang begitu? Kamu ada dipikiranku sejak aku memimpikanmu. Aku dan kamu mungkin bisa cari tahu.”

Kembali Man Wol meletakkan tangannya di dada Chan Sung. Beberapa detik berselang.

“Kamu bukan dia. Aku tidak merasakan apapun. Jika kamu adalah dia, perasaanku tidak mungkin seperti ini.”

“Syukur deh. Aku terus bertanya… bagaimana jika aku adalah pria yang menyukaimu di masa lalu. Itu sangat menggangguku. Apakah kamu tidak punya perasaan dengannya? Sepertinya kamu sangat menyukainya?”

“Koo Chan Sung… jika kamu terus mengucapkan omong kosong tidak berguna. Kamu harus menerima konsekuensinya.”

“Konsekuensi untuk apa? Kenapa? Kamu tidak akan menggajiku? Aku sudah ttd kontrak!”

“Koo Chan Sung!!! Mulai hari ini, terimalah hantu.”

****

Ada tamu hantu di lobi yang penuh dengan lalat.

Ji menoel-noel Chan Sung yang gugup. “Kapan kamu meninggal?”

Bunyinyaa krooookkkkkkkkkkkkk…. Ji mencoba bertanya. “Sepertinya kamu lama tersesat. Aku akan membantumu. Kami akan memastikan kamu mendapatkan layanan kecantikan dan rambut di sini. Lewat sini. Silakan masuk lift.”

***

Hantu pun masuk lift sendirian.

“Apa yang terjadi? Apa sajang-nim masih marah?” Tanya Ji.

“Aku pasti membuatnya sangat marah. Sepertinya dia marah. Dosa apa yang dilakukan Jang Man Wol di masa lalu? Apa ada hubungannya dengan hubungan asmara?”

“Aku tidak tahu.”

“Pernahkah kamu mendengar sesuatu soal pria yang mungkin dia tunggu?”

“Tidak… aku tidak tahu.”

“Ahh apa dia tidak menunggunya?”

“Manager. Kamu mengkhawatirkan sajang-nim?”

“Tidak. Sama sekali tidak.”

“Dia tidak menunggu urutan pertama atau kedua. Siapa yang peduli dengan urutan ketiga? Kamu sudah di sini.”

“Ji Young Jung Sshi… aku tidak peduli sama sekali dengan Jang Man Wol. Juga, aku tidak berada di urutan ketiga. Aku adalah nol. Aku mengalahkan semua orang.”

“Nol… ya yaa…”

“Aku serius.”

“Baik. Kamu dalah urutan nol.”

“Tapi semua tidak berguna. Dia tidak merasakan apa-apa.”

Kemudian Ji kayak dijewerr… “Perasaan seram macam apa ini? sepertinya akan banyak pelanggan datang. Kamu baik-baik saja bukan?”

“Entahlah.”

****

Chan Sung ke ruangan bar menemui Tuan Kim.

“Saat pelanggan kali pertama tiba, seringnya meraka hancur dan robek. Semacam luka. Tapi semua pelanggan yang kamu lihat di sini bersih, tidak masalah.”

*yaa kayak orang normal gitu.

“Kini aku cukup berpengalaman untuk menangani ini.”

Ehhh ada hantu yang kemarin minta kopi. “Aku minta kopinya lagi.”

“Ahh biji kopinya habis. Tunggu sebentar. Kam akan membawanya ke tempat dudukmu.”

***

Chan Sung yang tadinya kaget bertanya. “Bagaimana kamu mendapatkan bahan makanan dan minuman di sini? Kamu tidak dapat kiriman barang dari toko.”

“Kami mendapatkannya dari alam baka. Saat kami melayani pelanggan dengan baik di hotel, dan membantu mereka naik kembali ke alam baka. Kami mendapatkan imbalan atas pekerjaan kami.”

“Maksudmu? Arwah membayarmu?”

“Mereka meninggalkan energi yang baik. Dan energi itu membuat bunga-bunga di kebun mekar. Semakin sedikit penyesalan yang mereka bawa, semakin indah bunganya. Saat kebun dipenuhi bunga, Mago mengambilnya. Dan mengirimi persediaan yang kami butuhkan sebagai imbalan.”

“OOHHH… Lalu, kenapa Jang Man Wol…perlu mendapatkan uang dari arwah?”

“Semua untuk gaya hidupnya yang mewah. Dia menghabiskan uang untuk sampanye mahal, pakaian, perhiasan, dan mobil. Bagaimana mungkin seseorang yang dihukum memiliki sikap seperti itu?”

“Kamu bilang dia dihukum……”

Lanjut ke bagian 3 yaa klik di sini.

You May Also Like

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

error: Content is protected !!