Review Film Korea House of Hummingbird (2019) – Agak ragu-ragu sih awalnya pas mau nonton, sebab durasinya panjang bener. Plus, kayaknya masih meraba-raba dengan film yang genrenya beginian. Tapi yaaa sudahlah, demi sebuah kesimpulan di ujung dan kumpulan film paling asyik. Saya bakalan makan ini film.
Profil Film Korea House of Hummingbird (2019)
- Judul Film: House of Hummingbird
- Revised romanization: Beolsae
- Hangul: 벌새
- Sutradara: Kim Bo-Ra
- Penulis: Kim Bo-Ra
- Produser: Yoon Ik-Joon
- Cinematographer: Kang Guk-Hyun
- World Premiere: October, 2018 (Busan IFF)
- Tanggal rilis: August 29, 2019
- Durasi Film: 138 min.
- Genre: Drama / Indie / Coming of Age
- Distributor: At9 Film
- Bahasa: Korean
- Negara: Korea Selatan
Penghargaan Film Korea House of Hummingbird (2019)
- 2020 (56th) BaekSang Arts Awards – June 5, 2020
- Best Director (Kim Bo-Ra)
- Best Supporting Actress (Kim Sae-Byuk)
- 2020 (56th) Daejong Film Awards – June 3, 2020
- Best New Director (Kim Bo-Ra)
- 2019 (40th) Blue Dragon Film Awards – November 21, 2019
- Best Screenplay (Kim Bo-Ra)
Cast Film Korea House of Hummingbird (2019)
Pemeran Utama
Park Ji Ho memerankan Eun Hee.
Kim Sae Byuk memerankan Young Ji.
Peran tambahan
- Jung In-Gi – Bapaknya Eun-Hee
- Lee Seung-Yeon – Emaknya Eun-Hee
- Park Soo-Yeon – Soo-Hee
- Seol Hye-In – Yoo-Ri
- Lee Sun-Joo – Emaknya Ji-Wan
- Kwon Gwi-Bin – Perawat
- Yoon Tae-Hee – Pasien Rumah Sakit
- Park Yoon-Hee – Wali Kelas
Sinopsis Film Korea House of Hummingbird (2019)
Film ini mengambil latar belakang tahun 1994. Konon di tahun itu ada insiden Jembatan Seongsu di Seoul yang runtuh.
Eun Hee adalah anak remaja yang sedang mekar. Ia punya pacar yang sama-sama masih sekolah. Eun Hee tinggal bersama ayah, Ibu dan dua saudaranya. Mereka bisanya menjual camilan dan memproduksinya sendiri.
Film berjalan sangat biasa di awal. Menggambarkan kehidupan sekolah, pertemanan, keluarga dan kisah asmara Eun Hee.
Tentang kehidupan yang emang sulit. Misalnya sosok Eun Hee dalam keluarga yang digambarkan sama sekali tidak hangat.
Ayahnya suka ngomel. Abangnya kadang bikin keputusan semau-maunya, dan Ibu mereka juga nampak tidak bahagia dan lelah.
“Kenapa keluarga kita selalu tidak akur?” begitulah ucapan sang tokoh utama ketika akan tidur. Pada dirinya berlangsung gejolak hal-hal yang dekat dengan kehidupan pada umumnya.
Sebagai remaja yang sedang mencari jati diri, Eun Hee pergi ke klab dan merokok bahkan gagal dalam mengutil barang di toko. Ia punya teman yang mana hubungannya bisa hancur karena masalah urusan asmara.
Komentar Review Film Korea House of Hummingbird (2019)
Mari saya mengulas sebagai orang awam saja yang nggak jago ngomongin film dengan bahasa-bahasa yang rumit.
Soal Cinematografi
House of Hummingbird (2019) adalah film yang baik sekali secara cinematografi. Pengambilan gambar dan menunjukkan lingkungan pada eranya benar-benar bagus. Kita sama-sama sudah akrab dengan film dengan latar belakang masa lalu yang digarap dengan baik bukan?
Akting di dalamnya
Eemmm…
Mainnya pada bagus.
Sisi pengambilan gambar letaknya pada sosok Eun Hee.
Yang bisa dipahami adalah sosok mata Eun Hee. Bahkan saat nyanyi di tempat karaoke, liriknya adalah soal bertahan diantara hidup yang nggak mudah. Kurang lebih begitu.
Ide Cerita
Menariknya ketika membaca komentar penonton lainnya. Mereka bilang nggak paham ini cerita tentang apa? kemudian banyak yang bilang film ini terlalu biasa.
Bagaimana kata mimin besoksore?
Ya begitulah hidup. Memang banyak masalah yang kadang dipendam seorang diri kemudian tidak terlalu ada “drama yang berlebihan”.
Sosok Eun Hee pada dasarnya adalah remaja yang gundah, bingung, dan terasa gejolaknya. Emaknya nggak sekolah tinggi. Dijelaskan saat Pamannya datang, seakan minta maaf, kalau saja Mbaknya bisa kuliah, mungkin hidupnya tidak sengsara seperti sekarang.
Maka dari itu ada semacam beban bagi anak-anak yang lahir. Agar mereka tidak menanggung kemalangan yang dialami orangtuanya.
Eun Hee hidup dengan saudara kandung, tapi, ia bahkan tidak bebas bercerita, berkeluh kesah, atau meluapkan masalahnya. *familiar seperti hidup banyak orang.
Punya temen, kemudian sang teman mengalami gejolaknya sendiri. Eun Hee mungkin mengalami hal yang berat. Bagaimanapun, ia nampak lebih sering bersama dengan teman perempuannya.
Urusan kekasih? Sang kekasih dibawa Ibunya pulang dan nurut begitu saja meninggalkan Eun Hee. Kalian tahu karena apa? karena Eun Hee adalah anak pedagang camilan kue beras. Lagi-lagi masalah strata sosial harus menjadi pil pahit seorang gadis yang semuda itu.
Ketemulah sosok Eun Hee dengan guru bahasa mandarinnya. Mereka ngobrol soal pertanyaan-pertanyaan dasar hidup. Sampai tentang mencintai diri sendiri.
“Eun Hee, jika kamu merasa sedih. Maka gerakkan jari-jarimu. Mungkin sedihmu akan perlahan hilang.”
Di sini poin pentingnya adalah teman bicara. Bukan soal dihakimi macam-macam.
Kesimpulan Review Film Korea House of Hummingbird (2019)
Belakangan saya sering nonton film yang perubahan karakternya nggak ada.
House of Humingbird adalah persoalan yang dekat kehidupan kita. Soal relasi dengan orang lain yang bisa dengan mudahnya rusak gitu aja. Kayak jembatan di tahun itu yang runtuh.
Sorot lampu atau cerita besarnya ada pada Eun Hee, nyatanya yang paling terasa adalah perubahan karakter yang terjadi, jatuh bangun, sial, merasa gagal, dll.
Jadi, berasa baca novel yang menceritakan kehidupan remaja dan langkah-langkah dalam hidupnya. Ini soal perjalanan hidup. Tidak bisa dihakimi. Cukup dinikmati saja.
Filmnya agak sunyi, adegannya banyak yang datar, maka nggak aneh banyak yang bilang biasa aja.
Untuk saya pribadi, film ini menawarkan hal lain pada saya, maklum biasanya suka film aksi atau drama. Sedangkan drama di sini digambarkan sungguh perlahan.
16.1 Untuk yang suka tulisan di besoksore.com kalian bisa trakteer mimin eskrim di sini.
Terima kasih sudah membaca. Terima kasih sudah mendukung.
Selamat hari raya.
Sepertinya emang mayoritas penonton cenderung lebih mudah mencerna kalau pake alur cerita yang lebih umum (perkenalan-konflik-klimaks-konklusi). Terus kalau saya perhatiin kebanyakan penonton di Indonesia ini suka sama konflik yang berlebihan dan sangat mengagungkan plot twist. Ibarat kata kalau ada plot twist otomatis bagus. Tentunya film2 festival sejenis ini tidak menawarkan hal2 seperti itu. Yang ditawarkan itu perjalanan rasa. Dalam arti, tidak hanya rasa dari ceritanya tapi juga menghadirkan visi, ideologi, dan hal2 yang menarik bagi kreatornya lewat karyanya. Makanya untuk yang ngerasa film2 seperti ini biasa aja, coba lebih sering ekplorasi biar lebih paham lagi sama berbagai hal yang terkandung di dalamnya hehe