Sebuah film yang ingin sekali saya tonton. Akhirnya ditonton juga. Film ini sering wara wiri saya lihat cuplikannya dan nampak menarik.
Lalu apakah menarik?
Ya.
Dari awal sampai akhir. Menarik.
Sebuah film yang dibintangi oleh Greta Lee yang memerankan Nora Moon, dia adalah orang korea asli yang pindah ke Amerika dengan adik dan kedua orangtuanya. Saat usia 12 tahun, ia sekolah dan sekelas dengan laki-laki yang saat itu punya hubungan baik dengannya, Hae Sung yang diperankan oleh Tae Yoo.
Waktu berlalu, kedua sudah dewasa muda. Lewat internet, Hae Sung mencari Nora lewat facebook milik ayahnya Nora. Kemudian mereka bertemu lewat dunia maya. Tiap hari selalu video call-an. Saat itu Nora sudah menjadi seorang penulis dan Hae Sung mengambil sekolah tekhnik mesin.
Tapi Nora menghentikan hubungan mereka. Kemudian, saat ada di pondok seniman, Nora ketemu dengan penulis lain, namanya Arthur yang kemudian menjadi suaminya.
Butuh 12 tahun sejak mereka terakhir kontak lewat video call/skype akhirnya mereka bertemu kopi darat. Hae Sung pergi ke Amerika, ia khusus datang untuk bertemu dengan Nora.
Ngalir Dengan Lembut
Kadang banyak diam tanpa dialog.
Kemudian ada dialog yang terasa sangat natural. Percakapan antara Nora dan Hae Sung saat di skype bikin saya happy. Kemudian, saya mampu mengerti kenapa Nora menghentikan percakapan mereka di udara.
Mungkin, jika saya adalah penonton yang lebih muda, saya nggak paham kenapa ini terjadi. Tapi, dalam hidup, hal seperti wajar terjadi. Manusia yang memutuskan untuk mengakhiri hubungan. Semua menjadi terasa wajar, apalagi mereka berjauhan. Kemudian keputusan Nora yang menikah dengan seseorang yang ia temui juga demikian. Akhirnya, seseorang yang nyata adalah pemenang.
Unmyeong yang berarti takdir atau yang saya dengar di telinga saya, In yun (CMIIW). Konon, meski hanya baju kita yang saling bersentuhan sebagai orang asing di jalanan, di kehidupan sebelumnya, kita pernah bertemu.
Saya jadi ingat ini;
“Ruh-ruh itu seperti pasukan-pasukan yang berhimpun, apabila mereka saling mengenal maka akan saling mengasihsayangi, dan apabila saling berbeda maka akan bertolakan.” (H.R. Bukhārī dan Muslim).
Jadi, berdasarkan kepercayaan saya, kalian kalau balik-balik ke blog mimin, kita pernah ketemu di alam ruh. Siapa yang memanggil kamu ke sini? Lalu, jika memang ada yang maki-maki saya di komentar juga sama kurang lebihnya, ruh kita saling bertolakan. Saya sering dikatain sombong lho kalau saya bilang dramanya saya stop nggak nonton lagi di kesan pertama. Katanya kritikus film aja nggak kayak saya. Yaa jelas yaaa. Saya kan mengakui kalau blog saya kualitasnya kayak curhatan facebook aja. Cuma beda media saja. Hehehe.
Yookkk lanjut…
“Yang di dalam dirimu” memanggil apa-apa yang datang pada hidupmu. Tidak ada satu hal pada “yang ada di dalam dirimu” yang mampu disembunyikan.
Sekurang-kurangnya pemahaman saya demikian ya.
Agar yang datang pada kita adalah hal baik. Maka “yang di dalam dirimu” itu harus menjadi hal yang baik.
*Lohhh jadi bahas kemana-mana.
Kita Sering Bertanya-Tanya Soal Takdir
Iya, jika saja hari itu saya tidak pergi ke sana.
Jika saja saya hari jumat itu saya tidak membuka email dari dia…
Jika saja saya lebih giat belajar…
Sebagaimana yang dikatakan peran utama pria tentang pengandaian di masa lalu saat percakapan kopdar mereka.
Kalian pernah sering nanya-nanya gini.
Saling suka. Tapi takdirnya emang udah lain aja. Simple sebenernya, tapi “jleb” banget di hati.
Kisah Saling Dewasa
Nggak ada adegan aneh-aneh di sini.
Kisahnya sangat realistis. Harmonisasi satu negara dengan negara lainnya menambahkan bumbu indah pada penampakkan filmnya.
Bahkan saat badai di Amerika saat Hae Sung datang, saya bisa merasakan bahwa badai itu juga terjadi di dalam dada Hae Sung. Dia tahu perempuan yang pernah menjadi alasannya tersenyum sudah tidak menjadi seseorang spesial baginya namun ia mengumpulkan uang, keberanian, dan hati yang lapang untuk menerima dan bertemu.
Ada penerimaan sebelum bertemu. Saya yakin itu, dan itu adalah energi terkuatnya. Juga yang paling terasa adalah ada kerinduan di dalamnya, itu yang membuat pertemuan mereka kembali terasa unik, intens, dan nyelekit.
Sama-sama tulus. Sama-sama perasaannya valid.
Manusia, apapun pilihan hidupnya. Sama-sama setia dengan jalan masing-masing.
Sebuah film yang ringan dan apik,
Saya rekomendasi banget.
Penutup
Link trakteer mimin ada di sini.
ya ampun adminnya udah nonton film ini.. boleh tahu nontonnya dimana ya? soalnya saya menunggu masuk bioskop indonesia tapi ga masuk masuk, cari di legal app juga ga ada..
kalau nggak legal bisa lihat di loklok
Baru nonton past lives min, nge jleb bangeeet, tapi itulah kehidupan orang dewasa, sakit jadi Arthur tapi lebih sakit jadi heesung dan nora, saya umur 45 tahun, paham betul perasaan setiap karakter difilm ini karena kalo saya umur 20an saya bakal mencak² sama heesung dan nora, selain itu difilm ini saya suka karena gk ada adegan aneh dan perselingkuhan sooo makin natural and kenak banget perasaan mereka berdua, apalagi pas Arthur jujur sama istrinya gimana gk enaknya diposisi dia, recommended banget deh buat yg suka drama 👍😁
bener. cinta yang dewasa. saling jujur antar pasangan dan nggak ada adegan aneh-aneh tapi bermakna semua.
saya juga suka.