Review Film Indonsia Selamat Pagi, Malam 2014

Review Film Indonsia Selamat Pagi, Malam 2014

Review Film Indonsia Selamat Pagi, Malam 2014 – Masih mengulas film yang ada di viu, kali ini judulnya sangat menarik, terkesan seperti dualitas yang berbeda, ada pagi dan ada malam. Film ini dimainkan oleh Adinia Wirasti, Marissa Anita, Ina Panggabedan, Trisa Triandesa, Dira Sugandi, Dayu Wijanto. Film ini disutradari oleh Lucky Kuswandi dan tayang perdana pada 19 juni 2014.

Sinopsis Film Indonsia Selamat Pagi, Malam 2014

Ada tiga cerita dalam film ini.

Pertama, seorang perempuan berusia 32 tahun yang bernama Gia baru pulang dari NY ke Jakarta tempat masa kecilnya tumbuh. Di jakarta dia bertemu kembali dengan Naomi, temannya saat di NY dan mencoba menikmati jakarta di malam hari (kupikir mereka punya rasa suka deh).

Kedua, seorang Ci Surya yang berprofesi sebagai ibu rumah tangga. Belum lama ditinggal meninggal oleh suaminya Koh Surya. Setelah membongkar lemari miliknya, dia mendapati kenyataan bahwa suaminya tidak asing dengan dunia malam dan para wanita.

Ketiga, seorang karyawati yang berkerja di tempat gym. Pada malam usianya 25 tahun, bertemu dengan seorang pria yang ia temui lewat app bbm. Mereka janjian di tempat makan yang mahal. Sayangnya lelaki yang ia temui justru gendut dan berbeda dengan foto. Akhirnya Indri menolak untuk diajak ke hotel dan ia ditinggal kabur dari restaurant. Ia tidak mampu membayar tagihan makananan yang sudah dipesan dan kabur bergitu saja.

Menarik bukan?

Review Film Indonsia Selamat Pagi, Malam 2014

Komentar Film Indonsia Selamat Pagi, Malam 2014

Saya pikir film ini indah. Walaupun hanya potongan-potongan gambar kehidupan malam di jakarta. Film ini menyajikan dualitas realitas yang memang sebenarnya hadir dalam kehidupan kita.

Penyuka sesama jenis yang tidak diterima lingkungan? Kisah one night stand seorang gadis yang ingin makan makanan enak di hari ulang tahunnya, dan seorang istri yang tahu tentang kisah suaminya di malam hari justru ketika suaminya sudah meninggal.

Bagaimanapun, Jakarta itu indah. Sangat setuju oleh kalimat dari sutradaranya yang bilang bahwa film ini merupakan seperti surat cinta pada Jakarta.

Begitulah hidup, kedua sisi pasti hadir dan saling melengkapi satu sama lain.

Entahlah, mungkin bagi kalian yang melihat hanya hitam dan putih tentang hidup, mungkin bakalan bilang bahwa film ini tidak mendidik atau bagaimana.

Tapi, saya justru kadang terharu pada beberapa adegan. Seperti diajak kembali berpikir tentang makna.

Ya. bukankah hidup tidak boleh kehilangan makna?

Btw. Saya baru tahu Marissa yang suka saya lihat di Net TV ternyata bisa akting juga.

Film Indonsia Selamat Pagi, Malam 2014direkomendasikan?

Ya.

Sekian review Film Indonsia Selamat Pagi, Malam 2014

Terima kasih sudah membaca.

You May Also Like

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

error: Content is protected !!