Review Film Animasi My Neighbor Totoro

Review Film Animasi My Neighbor Totoro – My Neighbor Totoro (となりのトトロ Tonari no Totoro), adalah sebuah film animasi produksi Hayao Miyazaki dan dirilis ke teater oleh Toho (Jepang), Troma Films (1993 Inggris dub), dan Disney (2006 dub), tanggal 16 April 1988.

Keknya saya adalah orang yang termasuk keranjingan sama anime-anime jepang dehh.. udah kayak zaman bocah lagi. Apalagi sekarang nontonnya mudah sekali, ada di Netflix. Usai kemarin berhasil menamatkan satu buah anime yang sangat penuh pesan moral. Saya nonton anime berikutnya yang masih satu produksi studio yang sama.

Dan kalau mau ngomongin Totoro, sudah banyak sekali produk yang gambarnya Totoro. Jadi, bukan hal yang aneh lagi.

Dari sosok Totoro saya belajar bahwa keindahan juga bisa menyangkut tentang tanpa kata. Hanya gerak-gerik kehadiran seorang Totoro sudah dapat meramaikan suasana yang ada.

Totoro ini mengisahkan tentang apasih?

Menceritakan tentang sebuah keluarga yang pindah rumah. Rumah itu memang sudah tua dan dekat dengan ladang dan hutan. Dua orang putri kecil pindah dengan ayah mereka. Sementara itu sang ibu tidak ikut karena masih dirawat secara intensif di sebuah rumah sakit.

Dua gadis kecil ini sangat periang. Anak yang paling kecil bernama Mei sangat aktif berlarian kesana kemari. Suatu ketika Mei bertemu dengan sosok Totoro di dalam hutan, ia pun bercerita pada kakak perempuan dan ayahnya bahwa ia bertemu dengan sosok Totoro.

Mendengar adiknya bertemu dengan Totoro. Sang kakak berdoa agar punya kesempatan yang sama juga, yaitu menjumpai seorang Totoro. Akhirnya mereka bertemu saat di halte bus di malam hari saat dua bersaudara ini menunggu ayah mereka pulang dalam kondisi hujan.

Totoro yang menggemaskan itu muncul.

Sebuah anime yang bisa jadi nampak sederhana dalam sinopsis tapi entah mengapa pada kesederhanannya itu ada yang menghangatkan dan menyala-nyala.

Komentar Review Film Animasi My Neighbor Totoro

Suka banget.

Bisa dibilang kemunculan dari Totoro itu jarang sekali. Lebih banyak menghadirkan dua gadis kecil dengan kehidupan mereka yang menyenangkan meski ibu mereka masih terbaring di rumah sakit.

Kelihatan sekali bahwa orang jepang menghargai hubungan antara manusia dengan alam. Saat Mei berkata melihat Totoro, ayahnya berkata Mei melihat dewa. Semacam hubungan antara roh-roh dan manusia. Hal itu terlihat ketika dua bocil ini kehujanan dan berteduh di tempat suci. Mereka dengan hormat memberi salam.

Indah bagi saya.

Ketika ada tarian Totoro dan yang lainnya pada biji-biji dan tumbuhan itu menjadi tumbuh seperti tarian mereka. Itu juga pemandangan yang indah.

Kalau ada satu kata yang menggambarkan film ini, jawabannya adalah indah.

Rasanya pengen ngelihat tingkah polah Totoro yang lebih lama. Senang lihatnya, lucu. Saat Totoro kena hujan juga bukannya sedih seperti saya kalau kehujanan. Totoro senang ketika tetesan air jatuh di payung kecil milik ayah bocil-bocil tadi.

Nggak heran film ini masih banyak disukai meski zaman sudah banyak berlalu. Bahkan bisa dibilang kisahnya lebih tua daripada saya.

Oke banget. Saya rekomendasikan pada kalian yang belum menonton.

You May Also Like

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

error: Content is protected !!