Perihal Bibit, Bebet dan Bobot – Sebenarnya tulisan saya kali ini seperti biasanya merupakan tulisan random. Heheheh.
Gini.
Saya sering banget nemu cuitan di twitter mengenai bagaimana keluarga calon yang banyak utang, maka si calon pasangan itu yang sudah tahu alangkah baiknya “lari saja.”
Paham nggak?
Misalnya si A perempuan, keluarganya banyak utang. Yang kemungkinan akan menyusahkan di kemudian hari. Maka si cowok sebut saja B, diberikan nasihat lebih baik untuk meninggalkan A. Meski sangat cinta dengan pasangannya. Berlaku juga sebaliknya.
Saya terdiam.
Sambil membaca komentar lainnya yang memberi saran untuk “pergi saja.”
Tidak hanya satu atau dua kali saya menemui cuitan demikian.
Mencoba Untuk Tahu Koordinat
Jujur. Sebenarnya saya agak sedih.
Tapi juga tahu diri jika ada di posisi yang “ditinggalkan” atas nama memitigasi resiko akan menjadi runyam di masa depan.
Sampai detik ini.
Ketika kasus kemarin saja Ibu saya kembali minjam uang ke bank keliling dan melihat banyaknya utang yang orangtua saya miliki rasanya saya sedih.
Jika utang itu kemudian dilimpahkan kepada saya. Entah ditahun berapa akan lunas.
Melihat saudara saya yang nasibnya tidak beda jauh dengan memiliki banyak utang, Pun saya makin sadar diri.
Secara bibit, bebet, bobot, saya bukan perempuan dengan kualifikasi yang baik.
Rendah diri?
Ya.
Bisa dibilang demikian.
Oleh karenanya obrolan tentang pernikahan sering saya hindari. Meski demikian, saya masih sering bertanya-tanya bagaimana rasanya hidup dengan seseorang yang bisa menjadi teman.
Bahkan Soal Anak
Saya memikirkan hal-hal yang jauh. Soal ketakutan jika nantinya punya anak, kemudian saya tidak bisa memenuhi kebutuhannya.
Luka-luka seperti tidak bisa membayar sekolah, sedih mau bayar kuliah saja dadakan utang. Dihina keluarga sendiri karena dibilang parasit. Pernah dibenci karena tidak punya pekerjaan.
Sungguh, saya tidak ingin mewarisi hal-hal demikian.
Saya ingin punya anak yang bisa saya hidupi dengan kayak tanpa luka yang pernah saya alami dahulu.
Makan dengan Buah
Kalau lihat pedagang buah dijalanan, perkataan saya dalam hati adalah “saya juga ingin bisa makan dengan kehadiran buah disamping makanan lainnya.”
Buah.
Nampak begitu mewah.
Meski demikian, saya bersyukur masih bisa makan.
Menyusahkan Anggota Keluarga Lain
Siapa yang tidak ingin mandiri?
Mendengar ucapan keluarga lain mengenai keluarga inti saya yang mana tidak segera membayarkan utang membuat saya merasa kebahagiaan masih jauh dari diri saya.
“Ibu kamu itu gimana!!”
“Mbak kamu itu gimana? janjinya bayar tapi nyatanya mana!!”
Sampe kalau mikir tuh, “Ya Tuhan, saya nggak punya siapa-siapa untu membereskan masalah ini kecuali Engkau. Saya sendirian. Saya menunda banyak kesenangan hingga memikirkan apakah ada sedikit saja kelapangan hidup untuk bisa memenuhi diri.”
Kembali Ke Tulisan Awal
Saya tahu rasanya dibuang. Bagaimana dekat dengan seseorang kemudian dibuang saja seperti sampah.
Saya tahu orang-orang dengan pertimbangannya merupakan pertimbangan yang logis-logis saja. saya sangat menghargai pemikiran mereka yang masuk akal.
Maka, sebelum saya dilemparkan lagi kepada tong sampah.
Saya tutup pintu rapat-rapat.
Pernah suatu ketika saya berkata pada Tuhan usai patah hati hebat. “Tuhan, tolong yang seperti ini jangan terulang kembali. Rasanya sakit sekali. Saya tidak akan kuat jika esok di lain hari akan seperti ini.”
Di sini…
Tuhan, hambamu di sini sedang berkecil hati karena kekurangan ilmu.
Padahal tahu, Engkau adalah sebaik-baiknya penyayang.
Saya masih terlalu bodoh dan pecundang ketika ditimpa masalah seperti ini.
Maka, tabahkanlah. Sabarkanlah.
Langkah
Berkali-kali saya berkata ke diri sendiri. Untuk sayang ke diri sendiri.
Bahwa dari sekian banyak orang yang layak disayangi, diri sendirilah yang paling layak.
Terima kasih kepada diri ini sudah tegar sejauh ini. Meski pas utangnya dibayar, rasanya nggak pernah berkurang.
Tuhan, semoga saya masih bisa ketawa dan hidup bahagia.
Semoga kalian juga bahagia.
Tetap sabar & semangat ya Min… Allah tidak pernah tidur. Allah akan memberikan yg terbaik pada saatnya. Tetaplah positive thinking 🤗🤗🙏
Aamiin, yg sabar ya min. semoga utangnya lunas dan mimin dapat jodoh yg terbaik dari Allah, yg menyayangi mimin tanpa syarat. Aamiin….