Ibu Saya Minggat

Ibu Saya Minggat – Dari hari senin selepas pulang kerja. Ibu saya sudah tidak di rumah. Pergi, katanya untuk puasa dengan membawa uang tak seberapa.

Sebelum pergi, amanatnya adalah menggadaikan TV, uang yang didapatkan sekitar 700rb untuk bayar utang.

Mbak saya bilang (yang sebenarnya Mbak saya juga banyak utang), kalau tagihan harian di hari senin saja bisa sampai 1jutaan.

Segala hal yang saya miliki seperti barang berharga emas dan kendaraan semuanya sudah habis dijual ibu saya atau digadaikan yang kemudian tidak bisa ditebus.

Kalau ada yang tanya uangnya buat apa. Saya agak tidak mengerti. Sepertinya utang makin dibayar malah makin bertambah.

Hari jumat ini saya sudah ada tagihan bunga 400k. Yang mana utangnya adalah 1.5juta. Bila utang pokok tidak bisa dibayar, berapapun bunga yang sudah terbayar, meski sudah melebihi pokok itu sendiri. Maka akan sama saja seperti tidak pernah dibayarkan.

Utang ibu saya ada yang harian, mingguan, sampai bulanan.

Rasanya mau gila saja.

Belum lagi ucapan Ibu saya yang tidak mengenakan. Padahal sudah menyebabkan masalah sebesar ini.

Kalian tahu nggak? ada semacam bank keliling yang ngutangin ibu-ibu. Nampak seperti menolong padahal bunganya besar. Di situlah lingkaran yang kayaknya tidak berkesudahan.

Lucunya, misalkan minjam pada tetangga yang kaya. Mereka tidak mau memberikan. Bahkan senilai 200k pun. Tentunya tidak ada paksaan. Meski demikian, kayaknya cukup wajar, karena kelilit utang ini sering kali membuat pengutang nampak seperti orang jahat yang mangkir bayar utang.

Ditambah, dalam keadaan sulit. Jarang yang ada menjadi kawan. Tentunya mereka tidak mau kena getahnya juga. Ketika diajak bicara tentang kesulitan hidup. Mereka buru-buru bilang bahwa mereka sedang dalam keadaan kerepotan lainnya, padahal sama sekali tidak ada niatan untuk minta tolong. Hanya sekadar cerita saja.

Soal kakak saya yang tidak mau bekerja tapi harus tetap ada jatah rokoknya saja masih jalan. Kalau nggak dikasih bisa ngamuk-ngamuk.

Hidup itu sudah jatuh terimpa tangga.

Laptop diajak kerja aja susah. Mau buat video malah ngambek lemot abis.

Hufffttt…

Kalau ditanya, keinginan saya cuma bisa hidup dengan tenang. Normal.

Saya masih belum tahu di mana pastinya ibu saya berada saat ini. Kakak perempuan saya katanya mau nyari, kalau nggak sabtu yaaa minggu.

Saya?

Masih bekerja. Meski nyari sampingan lagi sepi dan ribet juga kalau-kalau penagih yang galak-galak itu datang ke rumah menggedor-gedor pintu.

Pengen kabur. Kucing saya yang 3 biji itu gimanaa….

Kemana…

You May Also Like

8 Comments

  1. pergi aja dari rumah kak, kucingnya bisa dikasihkan ke yang merawat atau dilepas, pasti dia bisa cari makan sendiri. kesehatan mental dan ketenangan hidup kakak lebih penting

  2. Saya yang membaca tulisan mimin saja tidak kuat membayangkannya, apalagi mimin yang sudah menjalaninya kayaknya lama sekali. saya hanya bisa berdoa saja yang terbaik untuk mimin

  3. Aku ikut sedih baca tulisan ini kak.. sampe gatau mau komen apalagi, kita semua pembaca setia besoksore selalu mendukung mimin untuk bisa hidup lebih normal sehat. Semoga selalu ada jalan keluar buat mimin ya kedepannya. Mimin kalau mau cerita apapun tulis aja ya. Mimin pasti kuat. Peluk jauh buat mimin besoksore****

  4. sebagai pembaca setia besoksore yang gak pernah komen, saya cuma mau bilang, terima kasih min sudah bertahan. semoga dikasih jalan keluar yang terbaik. semoga dikuatkan terus pundaknya. sehat-sehat selalu min, peluk jauh:)

  5. saya pembaca setia besoksore entah sejak kpn dan kagum sama mimin bs yg walau kehidupannya sulit dan penuh kemelut tp masih bs menyelipkan jokes2 dalam tulisannya.. sy harap selama Anda masih terus mengayuh roda kehidupan akan bs berputar, ke arah yg lebih baik pastinya* sy tdk ingin berkata macam2 takutnya justru nanti malah salah.

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

error: Content is protected !!