Pemanasan Nulis Setelah Ujian Sakit

Dua kali sakit yang terakhir, badan langsung demam tinggi. Kemarin, tanggal 19 agustus saya masuk untuk rawat inap sebab DBD.

Sebuah tanggal dimana di tahun lalu, saya mengantarkan Bapak saya ke IGD. Kemudian Bapak berpulang tanggal 21.

Bedanya, tanggal 22 Agustus, barulah saya pulang dengan keadaan masih hidup. Buktinya masih ada di sini buat nulis.

Bersyukur Dulu

Hehehe.

Yaa begitulah, pada keadaan apapun menagih diri buat bersyukur.

Saya bersyukur setidaknya tagihan untuk blog sudah saya bayar di awal bulan. Kebayang saja kalau belum dibayar, maka di tanggal saya masih opname. Sudah jatuh tempo. Hal ini akan mengakibatkan blog saya “ilang”.

Begitulah.

Yang ada, bisa lenyap. Karena usianya nggak perpanjang. Termasuk soal blog.

Meski Makin Mengenaskan

Meski makin mengenaskan saja. Blog ini masih menyimpan daya untuk hidup.

Saya nggak tahu sampai kapan bisa bertahan. Serius nggak tahu.

Apakah sama seperti blog-blog kesukaan saya dulu di tahun 2000an yang kemudian hilang digerus zaman.

Soal Drakor

Muncul banyak yang baru.

Tapi yang setia masih saya tonton on going adalah Adamas.

Serius deh, dibandingkan drama yang sama-sama hadir di disney+, yang mainnya Yoona itu. Masih lebih seru Adamas.

Cobain deh.

Mungkin drama BM banyak heboh di sosmde. Dua-duanya saya ikuti, cuma Adamas lebih dinanti kehadirannya.

Jadi, perlahan yaaa.

Abis Pulang Dari RS Malah Dunia Rasanya Vertigo

Pas pulang, malah ditagih kerjaan tentang mengumpulkan berkas administrasi.

Jadilah saya H+1 langsung buka laptop.

Rasanya nggak karuan banget padahal. Tapi harus segera dikumpulkan.

Karena nggak ada kendaraan, saya naik sepeda ke rumah saudara untuk numpang cetak dokumen.

Hasilnya?

Keringat dingin.

Nggak kuat.

Hehehe.

Bahkan sudah lebih dari seminggu usai opname, rasanya masih vertigo.

Saat Ini…

Saat ini sudah lebih membaik.

Kayaknya sudah cukup kuat.

Tapi kayaknya cobaan hidup masih berlapir-lapis yaaa.

Yang satu belum selesai, sudah harus berjuang lagi di medan perang seperti biasanya.

Kadang mikir. Sepertinya hidup nggak pernah sesuai sama apa yang saya rencanakan.

Ternyata Saya Banyak Sendirian

Saat sakit.

Tak satupun orang yang saya anggap teman menjenguk.

Saya mengirim pesan via WA kalau saya di IGD pada teman. Tapi tidak ditanggapi. Sampai sekarang.

Di situ kadang saya merasa sedih.

Saat berobat jalan. Saya sampai RS jam 7 pagi. Diperiksa dokter jam 03.15 sore. Sampai jam 04.00 saya sampai rumah.

Di IGD saya juga menanti dapat kamar sampai hari berganti.

Banyak yang sakit.

Dokter sibuk.

Saya menyaksikan tetangga di ruangan berpulang.

Saya menyaksikan saat di IGD, pasien didorong karena sudah meninggal.

Hidup manusia itu, pada dasarnya dekat dengan kematian.

Tapi kenapa. Hidup sesulit ini yaaa? Hanya untuk sekadar cukup saja. Rasanya itu mimpi yang jauh.

Sabar.

Katanya harus sabar. Begitulah.

Apa Lagi?

Begitulah yang ada di otak.

Apalagi yang bisa saya lakukan?

Eemmm.

Semoga bisa melampaui saat-saat sulit ini yaaa.

Buat kalian juga.

Kuat-kuat diantara kebutuhan yang makin menguras kita untuk mengeluarkan uang lebih banyak. Kemudian dikata-katain sama pejabat untuk hidup sederhana.

Sampai ketemu di tulisan ulasan.