Ditulisan ini, kalian bisa lewatkan saja. Tapi, kalau nggak ditulis itu nggak enak. Ini juga sebagai tanda bahwa saya pernah berusaha. Tapi kandas.
Suatu ketika, saya mengajak beberapa orang yang saya kenali untuk masuk ke dunia penulisan di web. Saya ingin membangun website yang lebih lebar kategorinya dengan jumlah penulis yang banyak. Saya pun mengajak orang satu-satu. Melobi satu-satu. Tapi gagal. Dari jumlah minimal yang ditargetkan ternyata tidak memenuhi sama sekali.
Di tulisan dengan tanda miring/italic adalah tulisan mentah atas ide saya. Ide mentah ini saya lemparkan kepada teman-teman yang saya pikir mau. Atau teman saya ngajak teman lainnya.
judulnya adalah PLAN 1, BIKIN WEB.
Membangun dan Memelihara Website Bersama
Gagasan Awal
Ide membuat website bersama sudah lama ada. Hanya saja, saya cukup bingung bagaimana menjaring orang-orang yang mau membangun komitmen bersama. Berbagai alasan muncul dari orang-orang yang diajak, biasanya mereka merasa tidak bisa menulis.
Begitulah kira-kira.
Ide awalnya adalah mengumpulkan setidaknya 10 orang sebagai pembangun awal website yang tugasnya mengisi konten rutin dan mendanai pembuatan website dan pemeliharaan selanjutnya.
Berbeda dengan penulis UGC (user generated center) yang biasanya dibuka oleh situs-situs besar, di sini kita diperkenankan ikut andil memiliki websitenya. Sehingga share pendapatan akan jauh lebih berbeda.
Kenapa Harus 10 orang?
Membangun blog biasanya cukup dilakukan oleh satu orang saja. Kerjaannya sangat multi tasking. Dari mulai menulis sampai dengan masalah teknis. Sejujurnya, hal itu sangat berat dilakukan. Apalagi masalah konsistensi.
Adanya banyak penulis membuat kemungkinan update website jauh lebih baik. Jumlah konten yang dihasilkan pun akan lebih banyak dari sisi jumlah. Dari sisi kategori penulisan pun akan lebih beragam.
Misalnya A suka menulis tentang traveling dan menyanggupi membuat kontennya. Sedangkan B mampu membuat konten tentang memasak. Jika masing-masing memegang kategori yang berbeda, maka secara jumlah, sudah ada 10 kategori yang berbeda.
Mungkin akan muncul pertanyaan seperti berikut:
- Bolehkah menulis lebih dari satu kategori?— boleh saja. Tidak ada masalah. Karena tiap kontributor diberi akses login penulisnya. Bisa pilih kategori. Kalau mau memasukkan kategori baru juga tidak masalah.
- Apa ada keharusan menulis dengan menyetorkan sejumlah tulisan? — tidak. Tidak ada paksaan seperti ini. Semuanya berdasarkan kesadaran dan kemauan masing-masing anggota.
- Saya bingung kalau masalah menulis??? — sama seperti otot, menulis juga diperlukan kebiasaan, di sini kita sama-sama belajar. Jadi, jangan takut salah. Bisa tanya-tanya. Ada juga plugin dalam web yang membantu untuk menulis dengan SEO.
- SEO apaan lagi? — Semacam agar tulisan kita mudah ditemukan orang lain ketika orang lain memasukkan kata kunci di mesin pencari. Begitu singkatnya.
Investasi Terhadap Keterampilan Menulis
Sebagai orang yang setidaknya selama tiga tahun berkecimpung dengan dunia tulisan yang di monetisasi. Saya sadar bahwa menulis bukan cara mudah untuk mendapatkan uang.
Bagaimana kalau kita ngomongin uang di akhir aja? Heheh…
Di awal rencana, selama tiga bulan pertama, saya mengajak teman-teman untuk belajar menuangkan gagasan/idenya lewat tulisan lewat wadah yang kita buat bersama (dalam hal ini web).
Saya masih percaya. Tulisan akan menemukan pembacanya sendiri. Saya yakin juga masing-masing penulis akan menemukan gaya menulisnya sendiri. Tidak ada paksaan menulis kaku seperti membuat jurnal ilmiah. Tapi bisa juga menulis serius. Nanti tinggal dipisahkan berdasarkan kategori.
Anggap saja di awal sedang mengasah keterampilan baru. Mencoba setia pada gagasan belajar sepanjang hayat. Kita belajar dari tulisan-tulisan orang lain dan tulisan kita sendiri.
Saya pernah dengar nasehat. Akal akan bahagia dengan ilmu. Nah… bisa jadi kalian akan memperoleh kebahagiaan dengan membagi pengalaman berdasarkan tulisan. Syukur-syukur bermanfaat bagi orang lain.
Kedepannya… Membangun Media yang Lebih Sehat
Saya pernah baca kisahnya kumparan yang ternyata didirikan oleh salah satu pegawainya detikcom. Dari tahun 2017 hingga sekarang, kumparan cukup melejit. Iseng-iseng kepo, penulisnya ada ratusan.
Bukannya ingin menyaingi kumparan. Secara kelas sudah beda. Kumparan dikelola oleh perusahaan dengan pendanaan yang besar.
Tapi, pernah nggak sih merasa aneh pada media besar zaman sekarang? Misalnya kayak tribun yang suka bikin judul bombastis padahal tulisannya nggak demikian.
Isinya tentang membersihkan noda membandel pada seprei tapi ditulis dengan judul “kisah ranjang yang ternoda.”
Ada pula web besar yang memotong banyak tulisannya menjadi banyak bagian hanya demi klik yang banyak.
Setidaknya. Kita sama-sama membangun iklim dunia media online yang sehat.
Situ sehat ‘kan?
Toh pada akhirnya, orang yang harus kita lawan adalah diri kita sendiri. Bukan orang lain. Yang harus kita ungguli adalah diri sendiri yang lebih baik daripada yang kemarin.
Mengingat Pram
Pram pernah bilang gini, “Orang boleh pandai setinggi langit, tapi selama ia tidak menulis, ia akan hilang di dalam masyarakat dan dari sejarah. Menulis adalah bekerja untuk keabadian.”
Di sini kita belajar bahwa pengalaman yang mungkin dianggap remeh bisa berguna bagi orang lain. Misalnya, pengalamanmu memperpanjang SIM. Bisa ditulisan dengan baik, mungkin berguna untuk orang lainnya. Pengalamanmu jika ditulis tidak akan selesai di masa lalu saja. Tapi berguna bagi masa depan orang lain yang mau perpanjang SIM.
Begitulah kira-kira.
Mengingat kata Pram juga mengingatkan soal umur yang tidak ada orang yang tahu. Kalau saya ngeblog sendirian. Kalau tbtb saya nggak ada. Pasti tulisan saya ilang gitu aja apabila hosting dan domainnya tidak diperpanjang.
Membuat kepengurusan blog ditangani lebih dari satu orang akan membuatnya jadi berbeda. Jika satu tumbang. Maka akan ada anggota lain. Dan tulisan kita akan tetap ada selagi masih disimpan server.
Kata Pram lagi nih.
“Menulis adalah sebuah keberanian…”
Pada tiap tulisan, selalu ada yang dikalahkan. Karena menulis adalah sebuah keberanian.
Gimana? kalian mau memberanikan diri?
Saya juga amatir kok. Sama-sama belajar saja.
Baik… Mari Bicara Soal Uang
Apabila suatu website sudah mampu berjalan dengan baik. Sudah ada yang baca rutin tiap harinya. Tawaran dari pengiklan itu bakalan ada aja. Ada juga jenis macam tulisan sponsor. Dll.
Apabila website sudah dimonetisasi, maka pembagian pendapatan akan dibagi sesuai dengan performa masing-masing penulis. Oleh karenanya, kontribusi kalian pada perjalananya sangatlah penting.
Diperlukan komitmen juga untuk terus menjaga keberlangsungan website.
Untuk pendanaan awal. Saya ada ide untuk sewa domain dan hosting di tahun pertama sekitar 2 jutaan. Nanti dibagi menjadi 10 orang.
Sebenarnya ada sewa hosting dan domain yang lebih murah. Tapi saya milih paket yang sekiranya nanti pengunjung perbulan bisa kuat nampung 1 jutaan pengunjung. Bikin web bukan cuma sehari dua hari bukan? Harus dipikirkan ke depannya.
Buat yang belum paham hosting dan domain, bisa cari di internet ya. Tapi anggaplah seperti rumah tempat membangun tulisan. Dibayarkan pertahuan. Bisa berbeda harga di tahun berikutnya tergantung sama penyedia layanan.
Gimana tertarik?
Yap. Tulisan di atas adalah ide awalnya.
Setidaknya dari minimal penulis, saya dapat orang 4 yang mau. 3 diantaranya saya kenal secara langsung. Sisa satu lagi teman saya. Tapi agaknya masih kurang dari jumlah minimal.
Saya sedih sih. Sepertinya dibagian tulis menulis ini berat banget ya? Susah aja.
Kemudian hingga detik ini saya update tulisan per tanggak 2 mei 2021. Saya masih sendirian dan sangat sendirian. Tidak ada yang mau.
Lagian kadang sedih juga. Misal tulisan saya ingin dibaca yang lain tapi malah dibiarkan alias nggak digubris sama sekali. Makanya kadang urusan nulis, saya banyak diamnya.
Tapi, ada saatnya saya ingin sama-sama dengan orang lain. Bersinergi dengan orang lain, tukar pikiran. Belajar bareng.
Tapi, kok mimpi saya kesannya jadi muluk-muluk ya?
hiks…
akhirnya. cuma bisa nyanyi.
Mungkin saya harus pindah ke rencana B. Entah apa. Masih belum kepikiran.