Jangan Terus Menerus Memikirkan Orang yang Tidak Memikirkan kita

Memikirkan Orang yang Tidak Memikirkan kita

Jangan Terus Menerus Memikirkan Orang yang Tidak Memikirkan kita – Pernah nggak sih kamu memikirkan seseorang yang jelas-jelas kamu sudah tahu bahwa dia tidak pernah memikirkan kamu kembali? Pernah tidak kamu berharap dia memikirkanmu, kemudian secara tiba-tiba menghubungimu dan mendatangimu? Pernah? Tapi, kamu harus menelan pil pahit karena hal itu hanya angan-angan belaka yang tidak akan pernah terjadi.

Darimana kita tahu orang itu tidak memikirkan kita? Bagaimana jika hal itu hanyalah prasangka saja? Jawabannya sederhana, kita cukup tahu diri akan hal itu bahwa bukan diri kita yang ada di samping dia, melainkan orang lain. Walaupun kamu tahu hal tersebut, ada waktu kebodohan itu datang kembali, sebuah kebodohan kecil yaitu memikirkan dia di sela-sela ruang dan waktu yang kita tembusi dalam hidup.

Ya, hal itu pernah terjadi pada saya. Ia datang lewat bayang-bayang ingatan yang seharusnya tidak perlu, ia datang saat seharusnya saya sudah tidak memikirkannya lagi.

Memikirkan Orang yang Tidak Memikirkan kita

Kemudian, apa yang saya lakukan jika hal itu terjadi? Bagaimana ketika pikiran saya memikirkan seseorang yang semestinya tidak saya ingat-ingat karena hal itu adalah pebuatan yang membuang-buang waktu dan energi?

Jika hal itu terjadi pada saya. Maka saya akan memunculkan beberapa pertanyaan pada diri saya sebagai berikut :

Siapakah orang yang penting saat ini dalam hidupmu?

Jawabannya adalah orang yang selalu ada dalam suka maupun duka dalam hidup saya.

Dan siapakah dia?

Baca juga : patah hati adalah kekuatan yang besar.

Dia adalah saya sendiri. Saya adalah bagian dari saksi hidup perjalanan hidup saya, dan karena saya adalah orang yang paling penting dalam hidup saya sendiri, maka seharusnya saya memfokuskan pikiran saya pada hal-hal yang berguna bagi saya, bukan memikirkan orang yang jelas tidak pernah menyebut saya dalam ingatannya. Saya akan berfokus pada apa-apa yang membuat saya bahagia dan memikirkan dia amat sangat bukan hal yang membuat saya bahagia.

Kapan waktu terpenting dalam hidup saya?

Jawabannya adalah sekarang, saat ini juga.

Jadi, jika jawaban saya demikian maka saya sudah tidak lagi hidup di masa lalu. Dia yang dulu sudah tidak ada, maka saya yang dulu pun sudah lenyap bersama dengan waktu.

Saya akan berfokus pada kejadian-kejadian yang terjadi pada diri saya sekarang, bukan membahas hal-hal yang  sudah tidak ada artinya pada hidup dia. Saya harus melanjutkan hidup saya dengan pribadi yang lebih baik. Bukan seseorang yang menghabiskan waktu dengan mengusik kenangan yang akan menyesakkan dada.

Saya tidak benci padanya, hanya saja saya ingin hidup tanpa ada bayang-bayang masa lalu yang seperti tali tak terlihat dan mengusik hari-hari saya.

***

Begitulah saya harus berfokus pada saya yang saat ini dan dengan lebih mencintai diri sendiri. karena, saya layak untuk itu. Saya layak untuk hidup lebih baik di masa yang akan datang kemudian menjalin hubungan baru dengan orang yang menganggap saya adalah bagian terpenting dari hidupnya, bukan orang yang mencampakkan saya begitu saja. Bukan memikirkan orang yang membuat saya nampak seperti seorang pecundang.

Saya juga tidak akan membiarkan orang lain dengan ketiadaanya hadir dan merenggut detik hidup saya. Hidup yang saya lalui jauh lebih baik daripada saat ada dia dulu sampai akhirnya saya berterima kasih padanya telah memberikan saya luka dan menjadikan saya lebih kuat lagi.

Sampai akhirnya saya berterima kasih pada Tuhan bahwa setidaknya saya pernah jatuh cinta, dan itu indah adanya.

Ya. alih-alih memikirkan seseorang yang tidak memikirkan kita, saya lebih memilih menjalani hidup saya dengan sebaik-baiknya dan menebar cinta untuk yang selalu ada bagi saya saat ini.

You May Also Like

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

error: Content is protected !!