Usai pulang sekolah, saya buru-buru pulang, ganti baju seadanya dan pergi ke bioskop. Dengan waktu yang sebenarnya mepet, saya dan saudara saya berhasil nonton tanpa telat. Meski mepet.
Saya merasa beruntung.
Saya nggak akan bahas ceritanya dan banyak hal mengenai masalah teknis film. Saya mau bahas perasaan saya saat nonton dan usai nonton.
Saya Harus Nulis Sekarang
Sebenernya badan saya linu-linu. Tapi saya harus menulisnya sekarang, keburu perasaan yang “kental” ini mulai memudar diisi hari-hari berikutnya.
Saya Sebenernya Ingin Nangis Di Beberapa Momen Tapi Saya Tahan
Mungkin karena lirik-liriknya tumbuh bersama dengan saya.
Mulai kerja, punya mimpi, ingin mengejarnya. Kemudian yang tadinya betapa bahagianya punya banyak teman, betapa senangnya menjadi betapa bahagianya, bersama berdua, betapa senangnya.
Usia saya mirip dengan Sherina, kami lahir di tahun yang sama. Beda bulan, dia gemini, saya leo. Dulu, kalau nggak salah ingat nonton saat kelas 5 SD. Nonton di rumah tetangga, pakai VCD yang diplay 2x, karena kalau sudah 1 jam ganti VCD yang kedua. Nonton dari jam 8 malam dan pulang jam 10 malam.
Saat itu adalah salah satu pengalaman tak terlupakan dalam hidup. Anak kecil yang dapat tontonan indah, menyenangkan, dan menggemaskan karena Yayang dicium Sherina. WKWKWKWKW.
Mimin bukan anak orang kaya, orangtua tidak pernah mengenalkan pada bioskop. Mimin menikmati nonton pertama di bioskop saat SMA kelas X, nonto film Apa Artinya Cinta? yang main Shandy Auliya. Inget banget bayarnya 10k dan senang sekali.
Lagu-lagu yang ada di ost petualangan Sherina ada di kepala begitu lama. Kemudian muncul dengan sentuhan baru dan indah. Banyak lagu dalam film bener-bener bernuansa positif diantara gempuran lagu galau dan isu kesehatan mental.
Sherina sebagai music director bener-bener sangat cemerlang.
Barangkali Sherina bukan sebarang film. Tapi juga mengingatkan saya pada rasa syukur kepada Tuhan telah diberikan kehidupan sampai sekarang.
Anak kecil yang masih SD dan pulang malam dengan perasaan riang itu 23 tahun kemudian masih hidup, masih berjuang dalam hidupnya, bersyukur Ya Allah. Dengan apapun yang terjadi dalam hidup saya, saya bener-bener bersyukur.
Terus kalian tahu nggak?
Anak-anak marching band lagi belajar lagu petualangan Sherina satu buat lomba desember. Lomba ini sebenarnya masih ditimang-timang karena banyak hal masih nggak mateng-mateng. Hehehe. Doain yaaa, kalau mau trakteer di sini. *hehehee.
Banyak Senengnya!
Seneng.
Yang pertama seneng.
Yang kedua seneng.
Bedanya yang kedua ada perasaan yang pengen nangis haru aja.
Inget banget saya dibelikan majalah bobo dan hadiahnya itu biodatanya Sherina. Biodatanya lecek dan tentu saja sudah hilang. Hihihi.
Banyak sekali hal-hal yang menjadi kenangan tersendiri.
Terus Di Jalan Saya Bilang Ke Saudara
“Saya nggak peduli sama Sherina sebagai Sherina Munaf dan Yayang sebagai Derby dengan kehidupan dan pasangan masing-masing. Di semesta kepala saya, Yayang sama Sherina itu jadian setelah baikan dan saling ngomel-ngomel”
Gemaassss.
Pas yang pertama dulu, Sherina bocil nyium Yayang dan yang kedua Yayang nyium Sherina. Gemassss, ingin meronta-ronta.
Barangkali yang cukup menyebalkan adalah kondisi di bioskop yang berkali-kali ada anak kecil menangis dan itu cukup mengganggu kenyamanan.
Ahh yaaa. Ketika saya keluar, bawaannya nyanyi-nyanyi.
Efek film, kadang sedahsyat ini.