Tentang Hanyalah Seorang Peran Utama Kedua

Tentang Hanyalah Seorang Peran Utama Kedua – Beberapa hari kemudian setelah tulisan ini dipublikasi, tentunya saya mau buat ulasan tentang Start Up. Hanya karena saya nggak mau spoiler untuk urusan asmara. Akhirnya saya buat tulisan ini.

Pokoknya di tulisan ulasan saya bakalan kasih plus minusnya tanpa ada spoiler yang mengganggu agar lebih terasa ulasannya.

Tulisan ini terinspirasi oleh kegaduhan publik tentang dua kubu, dan yang akan saya ulas adalah tentang seorang peran utama kedua.

Saya habis nonton Start Up yang episode 15. Pada episode 15 para netizen pastilah sudah tahu dengan siapa Dal Mi memilih. Dal Mi memilih peran utama pertama, Nam Jo Hyuk yang memerankan Nam Dosan dibandingkan Han Ji Pyeong yang diperankan oleh Kim Sun Ho.

Kalau saya sih sudah tahu aja bahwa Han Ji Pyeong memang peran utama kedua. Dan sudah terbaca apa yang akan dilakukan penulis pada peran utama kedua.

Biarpun sosok peran utama kedua dibuat sekuat apapun. Posisinya yang hanya nomor dua adalah semacam takdir yang sama sekali tidak bisa terelakan. Untuk urusan netizen yang memang ribut-ribut milih siapa. Tenang guys, selamat, kalian sudah bisa termakan sama ide cerita berbau marketing aja. Dimana membagi dua penonton menjadi tim adalah masih “laku keras”.

3 Tahun yang Katanya Nggak Ngapa-Ngapain

Bagi kalian yang nggak bilang Pak Han nggak ngapa-ngapain dan bego-begoin dia. Coba deh guys… pikirin dulu dari sudut pandang lain. Sudut pandang orang yang tahu diri kalau cintanya hanyalah bertepuk sebelah tangan.

Pernah nggak? kalian naksir seseorang. Perkaranya bukan seberapa kerennya kamu atas orang yang ditaksir itu. Perkaranya adalah kamu terlalu tahu betul orang yang kamu taksir. Sampai kamu merasa ada di titik bukan kamulah orang yang dia taksir.

Ini bukan soal keberanian. Tapi soal tahu diri dan sadar diri.

Dan kalian yang pernah merasakan ini pasti tahu bahwa memendam perasaan selama itu memang sulit. Mungkin ada keinginan untuk maju (dalam hal ini ditunjukkan dengan Pak Han yang beli hadiah), tapi kenyataan selalu menampar-nampar kita bukan?

Kita selalu dibenturkan oleh perasaan tahu diri itu.

Sampai akhirnya dengan rela memadamkan api cinta itu sendiri. Jatuh cinta sendirian itu bangunnya juga sendirian. Kita menjadi tanggung jawab penuh atas hal itu dan terus menjalankan hidup.

Meski Kadang Kala, Peran Utama Kedua Juga Punya Kepribadian yang Kuat

Saya lebih suka menganalogikan diri sendiri sih.

Barangkali kalian menemukan titik poin dimana Han Ji Pyeong juga layak untuk dicintai meski dia juga pernah salah langkah di awal dengan tidak menunjukkan siapa dirinya yang sebenarnya.

Cinta pertama itu memang kelihatannya dirasakan oleh Dal Mi. Namun kesannya hilang atas orang baru yang menyamar namun tentu saja punya kepribadian kuatnya sendiri.

Saya cuma bisa meraba kenyataan bahwa perasaan manusia memang semudah itu terbolak-balik. Pernahkah kamu menemukan seseorang yang bilang cinta kepadamu kemudian di lain waktu orang itu mengatakan hal serupa pada orang lain.

Seakan masa lalu itu tidak pernah ada.

Dari Dal Min. Saya kembali ditunjukkan bahwa perasaan manusia semudah itu bergoyang. Serapuh itu. Dan entahlah saya tidak pernah yakin pada manusia ketika mengalami kejadian ini.

*yeehh guys. Saya nulis ini kan sekalian curhat. Kapan lagi???? Wkkkkkk.

Mencintai yang Paling Tertinggi

Senyuman yang tingkatnya paling rendah adalah memberikan senyuman pada orang agar orang itu memberikan sesuatu pada kita.

Bagi saya mencintai juga demikian. Mencintai pada level tertingginya adalah tidak meminta balasan. Saya melihat kelapangan dada pada diri Han Ji Pyeong. Seorang peran utama kedua yang menyadarkan peran utama pria bahwa sang wanita benar-benar menyukainya.

Baca Kesan Pertama Start Up di sini.

Tidakkan itu adalah kelapangan dada? Tidakkah itu ketulusan yang menginginkan orang yang dicintainya hidup dengan bahagia?

Saya mungkin belum ada di level itu. Seringkali ada keegoisan di dalam dada dan juga amarah. Tapi pada akhirnya kita sama-sama tahu. Bahwa jatuh cinta sendirian adalah hal yang harus segera diakhiri.

Kemudian tulisan ini pun akan saya akhiri.

Menjadi penonton, kita tidak punya hak atas dasar cerita yang disuguhkan. Tapi, apabila saya menjadi Dal Mi. Jika saya menjadi dirinya. Saya yang akan mengejar-ngejar sosok Han Ji Pyeong. Saya akan ada di sisinya sampai kekhawatiran Ji Pyeong dan rasa tidak beruntungnya itu ilang.

Tapi tentu saja saya bukan Dal Mi.

Saya hanya penonton biasa.

Kesimpulan Tentang Hanyalah Seorang Peran Utama Kedua

Bisa jadi, saya atau kalian hanyalah peran utama kedua dalam kisah seseorang. Kemudian bisa dilupakan kapan saja dan kebagian cerita yang cukup mengenaskan.

Atau bisa lebih buruk. Sang peran utama itu tidak pernah menganggap kita benar-benar ada. Padalah ia adalah sosok peran utama dalam hati.

Hidup memang suka becanda sama kita. Apalagi cuma drakor.

Biasakanlah.

 

You May Also Like

4 Comments

  1. Dear Mimin, komennya daebak. Jatuh cinta sendirian itu bangunnya juga sendirian – digambarkan dengan on point saat adegan pak Han di dalam mobil dengan pot tanaman, box surat2 dan ditutup saat dese bilang klo ini uda cukup.

  2. yes bukan ga ngapa2in …Jipyeong udah bilang suka…sambil aduk aduk mie…cuman ya Dalmi emang cintanya ama Dosan….gimana donk….saya kebetulan cucok sama Dalmi….emang maunya sama yg sama2 berjuang …sama2 belajar..past is past…walopun emang semua karakter disini kayanya emang tajirnya kecepetan. Lha bosnya Jipyong aja jalan kekong lha ko Jipyongnya mobilnya cabriolet…..yah namapun drakor…..setuju dengan suksesnya marketing film ini yg sampe rusuh dunia persilatan eh perdrakoran…..

  3. Terlalu sedih pas namatin drama ini, saking jatuh cinta sama akting, pesona, dan karakternya Jipyeong.
    Sampe sempet ga pengen sama sekali nonton drakor… wakakaka.
    Hingga nemuin kelegaan tersendiri dari tulisan ini…tengkiu mba..

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

error: Content is protected !!