Sinopsis The Secret Life of My Secretary Episode 29 Part 3

Sinopsis The Secret Life of My Secretary Episode 29 Part 3 – Episode sebelumnya ada di sini. Selengkapnya kamu bisa kepo di link yang ini yaaa…. yaaa semoga saya kuat aja yaaa buat sampai 32. Ahahahha.

Karena sudah malam. Mereka berempat kini ada di depan tempat penginapan. “Aku tidak mungkin membiarkanmu tidur di tempat semacam ini.” Ucap Do Min Ik pada Jung.

“Itu sebabnya kamu seharusnya tidak meminum soju itu.”

“Pada akhirnya, kamu juga meminumnya.” Ohhh intinya para supir kagak bisa nyetir karena mabuk. Kenapa nggak pakai supir pengganti??? Biasanya saya sering tuh lihat di drakor.

“Kurasa ini bukan ide yang bagus.” Ucap Min Ik. “bagaimana kalau kita menunggu sampai aku tidak mabuk agar aku bisa mengantar kalian pulang ke Seoul.”

Nam Hee berkata. “Kamu seharusnya memesan tempat lebih dahulu. Tidak mudah mendapatkan kamar di sekitar sini tanpa reservasi. Karena kamu seorang Direktur, aku kira aku akan tidur di hotel bintang 6.”

Min Ik tanya. “Tapu kalian yang tbtb meminta untuk diantar kemari.”

“Aku tidak bisa membedakan apakah ini bintang hotel enam atau hotel jelek.” Ucap Oppa. “Aigooo… beruntungnya aku buta.”

Oppa dan Nam Hee akhirnya masuk.

“Aku punya ide bagus,” Ucap Jung. “Kamu harus secepatnya membuat mereka tertidur. Lalu, kita bisa menghabiskan waktu berdua saja malam ini.”

***

“Baiklah… bersiaplah dan tembak…” Ucap Vero pada Dae Joo.

Dae Joo menembak pada ….Gedung Gwangbak… Vero pun menyanyi… “Cukaaa hamidaaa wanda hamidaaaa… wkwk…” eehh nggak ding maksudnya sih selamat. “Kamu memenangi Gedung Gwangbak, bertempat di dekat Stasiun Gangnam.”

“Apa ini?”

“Begini… aku hanya ingin memberimu imbalan karena telah menghabiskan malam yang luar biasa denganku tadi malam. Dan pikirkan soal hal-hal yang kumiliki, aku hanya punya uang dan gedung. Aku ingin sedikit berkontribusi dengan memberimu sebuah gedung.”

Dae Joo tersenyum atas ulah Vero seperti biasanya. “Yang kuinginkan adalah pemiliknya. Bukan gedungnya.” Anjaayyyy inilah serakah sebesar-besarnya. Wkwkwk. “Dam kita menghabiskan malam yang luar biasa karena aku mau. Bukan untukmu.”

“AAAAAAhhhni…. ini tidak adil. Jika terus seperti ini, kamu hanya akan membuatku ingin memberimu hal yang lebih. Bagaimana ya? Apa yang kamu inginkan? Kamu tidak punya mobil, bukan? Kamu mau mobil? Pilih saja, sedang, mobil sport, atau SUV.”

“Kita bisa menghabiskan malam luar biasa tadi malam berkat sepeda yang menguatkan pahaku.” Wkwkwkkwkwkwkwkkw nggak nyangkaaa gueee nggak nyangkaaa…. “Kamu ingin berpisah dengan kedua paha ini?”

“Sama sekali tidak. Aku heran kenapa aku menjadi tidak bijaksana saat bersamamu.” Veronica udah deket-deket tapi Dae Joo dapat telepon lagi.

“Ya, Noona. Begitu rupanya. Pantas saja. Baiklah. Aku segera ke sana.”

****

Nona Lee sedang sibuk ditelepon di ruang tunggu supir. “Aku baru saja mengirim berita kepadamu via surel. Tolong buat artikel untukku.”

Dae Joo masuk dan sudah ada tulisan protes di kertas besar “saya meminta penghentian pemecatan pegawai yang tidak adil.”

Dae Joo yang masuk pun berkata. “Ini tidak akan mudah, Noona.”

“Pak Sim membuat seakan kamu turut terlibat agar kamu dihukum. Tapi kamu akan baik-baik saja. Lagi pula, kamu memang tidak terlibat.”

Kemudian Trio Ahjumma masuk.

“Sudah kubilang, jangan bertingkah seakan kalian terlibat di kantor.” Ucap Nona Lee. “Aku akan berusaha sebaik mungkin agar kalian tidak dipecat.”

“Tidak. Biarkan kami dipecat.”

“Apa?”

“Meskipun aku tidak dipecat. Kontrakku akan berakhir 3 bulan lagi. Lagi pula, cepat atau lambat, aku akan tetap gelisah.”

“Astagaaa… aku sudah muak hidup seperti ini. Perusahaan mengganti pegawai setiap tahun demi gratifikasi.” Ucap ahjumma Koo. “Dan itu karena mereka tidak mau menjadikan kami pegawai tetap. Meskipun kami tidak dipecat, jika situasi tidak berubah. Nasib kami akan tetap digantung.”

Nona Lee bertanya. “Lantas, kalian akan menyerah begitu saja?”

“Tidak. Kami ingin menantang diri sendiri.” Meskipun dipecat, kami akan menegaskan kenapa kami bertindak seperti ini agar orang-orang seperti kami diperlakukan dengan benar kelak.”

Kemudian Ahjumma Koo menuliskan… “Demo duduk masalah untuk menjadikan pekerja alih daya sebagai pegawai tetap.”

***

Akhirnya, Min Ik dan ketiga yang lainnya menginap. Min Ik tidur berjauhan dengan Jung. Min Ik pun berusaha membangunkan Jung dengan menyenggol kaki Jung dengan kakinya yang panjang.

“Kamu ketiduran ya??? Jangan ketiduran…”

“Maafkan aku Direktur Do.”

“Ya ampun… kenapa kamu minta maaf? Dia bilang ingin berdua saja setelah mereka tertidur.”

Min Ik pun kemudian memandang tiga bersaudara ini. Kemudian ia keluar.

****

Min ik keluar menelepon Ibunya.  “Di mana kamu? Kenapa menelepon ibu semalam ini?”

“Maafkan aku Omma…. maaf karena merahasiakan penyakitku.”

“Ibu tidak akan mengasihanimu karena penyakitmu. Jadi, jangan cemaskan itu. Cukup pastikan kamu akan menjadi presdir.”

“Tentu… tenang saja. Dan buatkan aku samgyetang. Dan ayo kita pergi ke pantai kapan-kapan. Aku dan ibu. Dan mungkin Paman jika dia mau. Baiklah… selamat tidur.”

Lanjut ke bagian 4 klik di sini ya.

You May Also Like

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

error: Content is protected !!