Sinopsis The Nokdu Flower Episode 2 Part 2 – Episode sebelumnya ada di tulisan yang ini. Selengkapnya kamu bisa cari tahu di tulisan yang ini yaaahhh cuy…. dan mimin masih memantau apa ada yang udah ada buat sinopsis drama ini. Wkwkwkkw.
Baek Yi Kang melihat Ibunya yang tertidur dengan terdiam. Ia mengingat kejadian lama. Begini….
Tuan memberikan sebatang kayu pada Yi Kang. “Inilah takdirmu. Yi Hyun ditakdirkan untuk belajar. Kamu ditakdirkan untuk ini. Maka kamu bisa menjadi keluarga.”
“Tuan…” Ucap Yi Kang yang masih sangat muda.
“Makan bersama bukan berarti keluarga. Kamu harus berjuang mendapatkan hakmu.” Kayu diberikan kembali. Yi Kang pun menerimanya.
Ia kemudian memulai karirnya sebagai tukang pukul. Yi Kang mulai memukul para makhluk lemah.
Tuan Baek teriak. “Kamu pikir dia akan membayar pajak jika pukulannya lemah? Apa aku tidak memberimu makan siang?” Yi Kang akhirnya memukul lebih keras. Sangat memilukan.
Kilas balik berakhir.
Yi Kang menutup pintu kamar Ibunya.
***
Yi Hyun menemui Yi Kang di luar.
Yi Hyun berkata. “Kamu memintaku tidak mengasihanimu. Mungkin aku mengasihani ibumu. Tapi aku tidak pernah mengasihanimu. Sampai sebelum aku lahir, kudengar kamu tinggal di rumah itu dan disayangi oleh Ayah. Andaikan aku tidak terlahir. Semua yang aku miliki pasti menjadi milikmu. Kamu tidak akan diperlakukan dengan seenaknya. Kamu tidak perlu melakukan pekerjaan kotor.”
“Cukup.” Ucap Yi Kang dengan suara pelan.
“Kamu tidak perlu membunuh seseorang.”
“Kubilang cukup.”
“Aku merasa bersalah. Selama ini aku merasa bersalah.” Yi Hyun pun menangis. “Aku sungguh minta maaf.”
Yi Kang menghapus air mata adiknya. “Sudah tugas seorang kakak untuk melakukan hal berbahaya. Bukan begitu? Fokuslah menjalani ujian dan hiduplah dengan sukses. Jangan mencemaskanku. Pikiranku sedang kurang waras. Aku tidak bisa menyampaikan perpisahan dengan benar. Maaf.”
Yi Hyun memberikan tangannya. “Bebinilah cara orang beradab mengucapkan perpisahan.” Mereka akhirnya saling menjabat tangan.
****
Eok Shwe atau sebut saja bambang biar gampang ngetiknya. Lari menemui Baek Yi Kang. “Bos… aku menemukan sesuatu yang penting.”
****
Nampak seseorang duduk dalam ruangan kemudian Baek Yi Kang datang.
“Siapa kamu?” Tanya sang pria.
“Aku datang untuk menyapa hakim daerah yang baru. Jika kamu mengikuti Donghak, yang telah dilarang oleh pemerintah orang-orang harus bagaimana?” Muncullah Tuan Baek.
“Sebaiknya kita menyingkirkan dia.” Ucap Baek Yi Kang.
“Jangan mengatakan hal seperti itu kepada hakim daerah baru.” Ucap Tuan Baek. Tuan Baek mulai tertawa. “Aku yakin ada solusi lain.”
***
Esoknya, hakim baru lewat di pasar, orang-orang pun diminta minggir. Di belakang hakim baru ada komplotan Baek Yi Kang dan Si Tompel.
Para penduduk mulai ketakutan. Salah satu penduduk bicara. “Apa yang terjadi pada banggongnyeong? Menurutmu apa? Itu akan dilarang.”
Hakim yang jahat duduk di tandu sambil bilang. “langit berada di pihakku. Lihat betapa indahnya langit itu.”
Pejabat lainnya bilang. “Ini hari yang indah untuk mengumpulkan pajak.”
Dalam kerumunan, ada Song Ja In dan Jeon Bong Jun.
***
Dengan membawa surat pemberontakkan. Song Ja In berkata pada Choi Deok Ki. “Aku akan ke kantor pemerintahan.”
“apa yang akan kamu lakukan di sana?”
“Choi Byung Gab sudah kembali. Para anggota Donghak tidak akan tinggal diam. Tongmun ini akan menentukan takdirnya. Jika dilakukan dengan benar, kita harus menghapuskan banggongnyeong.”
“Nona Song… bagaimana dengan anggota Donghak?”
“Minggir.”
“Mereka semua bisa mati.”
“Mereka merencanakan kerusuhan. Mereka harus dihukum.” Ucap Nona Song.
“Nona Song.”
“Aku adalah pedagang yang hidup dari keuntungan. Inilah takdirku.”
Nona Song akhirnya pergi.
***
Nona Song berjalan dari lorong ke lorong. Nampak para penduduk kelaparan dengan pakaian yang sangat lusuh. Anak-anak kelaparan di mana-mana.
Ia kemudian mengingat kata dari Jeon Bong Jun bahwa keuntungan bagi orang lain bisa jadi kesusahan bagi yang lainnya.
Kelaparan di mana-mana nampak nyata. Nona Song kemudian sampai di kantor pemerintahan. Saat ia sudah membuka pintu. Terjadi pesta. Sebuah pemandangan yang kontras berbeda dengan apa yang sudah ia lihat berikutnya.
Orang-orang menari dan makan dengan kenyang. Para Gisaeng di mana-mana. Hakim yang lalim pun sedang menari di antara karamaian.
Nona Sung terdiam.
Di salah satu rombongan yang lagi makan. Ada Baek Yi Kang yang menuangkan gelas untuk Bambang. ”Minumlah. Sampaikan kepada pamanmu. Karena telah berjasa besar kepadaku. Meski dia terperangkap karena mengikuti Donghak. Aku akan mengabaikannya sekali saja.”
“Paman apanya. Kami orang asing, jadi, jangan cemas.” Ucap Bambang.
“Apa maksudmu?”
****
Kilas balik.
Bambang minum dengan seseorang. Orang itu menuangkan minuman pada gelas Bambang. “Aku menyimpan sedikit dendam kepada hakim daerah baru. Jika kamu menjaga rahasiaku, aku bersedia memberitahumu kelemahannya.” Ucap Choi Kyung Sun.
****
“Pria yang memberikan informasi kepada Eok Seoi (alias bambang) adalah antek Jeon Bong Jun?” Tanya Tuan pada Yi Kang.
“Ini aneh. Aneh karena anggota Donghak mengadukan anggota lainnya. Jika Donghal menjadi hakim daerah, Gobu akan menjadi milik mereka.”
“Sepertinya kita telah ditipu.” Ucap Tuan Baek.
Lanjut ke bagian 3 ya. klik di sini.