Sinopsis Marry Me Now Episode 1 Part 1 – Kalau kamu bertanya-tanya drama korea apa yang pada awal dan pertengahan tahun 2018 ini yang punya ratingnya bagus dan memperoleh persentase dua digit yang stabil? Jawabannya adalah Drama Korea Marry Men Now? Drama ini merupakan drama keluarga yang berjumlah 50 episode dengan masing-masing episode berdurasi 70 menit.
Awal mulanya, saya nggak mau buat sinopsisnya. Namun, pada perjalanan nonton, saya buat dari episode 20 hingga episode yang sedang berjalan (ada di halaman ini). Dan karena saya nggak lagi buat sinopsis apa-apa lagi setelah selesai buat sinopsis come and hug me, maka nggak ada salahnya saya buat kekuarangan sinopsisnya pada episode 1 sampai episode 19.
Semoga membantu kalian kalau mau nyari drama korea yang bagus. Untuk pemeran dan sinopsis singkatnya, kamu bisa baca tulisannya di sini.
Sinopsis Marry Me Now Episode 1
Hyo Seob muda nampak sedang menunggu kekasihnya Lee Mi Yeon di suatu taman yang bagus.
“Hyo Seob. Kamu menungguku?”
“Ya.”
“Kamu mau menyampaikan sesuatu?”
“Ya.”
“Hyo Seob, katakanlah.”
Kemudian terdengarlah suara keributan yang membangunkan Hyo Seob dari mimpinya. Mereka berdua adalah anak kembar Hyo Seob yang bernama Park Jae Hyung dan Park Hyun Ha. Mereka berdua meributkan hal yang kekanankan hingga Hyun Ha menaruh tepung di kepala Jae Hyung.
Sementara itu Kakak tertua dalam keluarga mereka bernama Park Sun Ha sedang menyiapkan makanan dan mencoba melerai mereka yang sedang berada di kamar Hyo Seob.
Hyo Seob meminta maaf pada foto istrinya, karena sudah 30 tahun dan dia masih memimpikan mantan kekasihnya dulu.
***
Hyo Seob pergi ke tokonya dengan menggunakan sepeda. Ia menyapa ahjumma dan ahjussi pemilik toko di kompleks pertokoan sepatu miliknya.
Hyo Seob berprofesi sebagai pembuat sepatu dan memiliki sebuah toko. Ia membuat sepatu sesuai dengan pesanan. Dan ia sedang membuat sepatu anak perempuan berwarna merah, ia membuat sepatu untuk cucu satu-satunya yang bernama Eun Soo.
Eun Soo adalah anak dari putri keduanya yang bernama Park Yoo Ha. Yoo Ha menikah dengan pria dari keluarga kaya. Hyo Seob menelpon anaknya Hyun Ha yang sedang berolahraga dan menanyakan apakah dia tahu kabar Yoo Ha?
Hyun Ha menjawab dengan sangat ketus. Ia tidak tahu kabar kakaknya berbulan-bulan. Hyun Ha juga berkata pada ayahnya untuk tidak khawatir bahwa Yoo Ha meninta uang pada kakaknya. Ia bilang kakaknya Yoo Ha amat sangat pelit dan percuma saja menikah dengan pria kaya.
Hyo Seob memang sangat kesulitan untuk bertemu dengan putrinya sendiri.
***
Yoo Ha di rumahnya nampak membereskan berkas dan merapikan rumah. Ia juga nampak gelisah. Saat suaminya Cha Sung Woon datang, Yoo Ha pun nambah panik.
“Yeobo, katanya kakakmu Cha Hee Kyung akan datang?”
“Noona pergi lebih dahulu. Katanya dia harus berbcara dengan Ayah.”
“Kita pun harus bergegas. Pakaianmu sudah siap.”
“Baiklah.”
Park Yoo Ha menelpon kakak iparnya. Kakak iparnya mengatakan bahwa Yoo Ha lebih baik membawa Eun Soo. Namun, suaminya Sung Woon tidak mau anaknya bergaul dengan keluarganya dan para sepupunya.
Yoo Ha ingin Eun Soo ikut. Ia bergegas menjemput putrinya di sekolah.
“Jika kita berdua menjemput Eun Soo. Kita akan telat. Ayah tidak suka kita telat.”
“Maka kamu harus pergi lebih dahulu. Aku akan naik taksi bersama Eun Soo. Kita akan makan malam dengan Ayah sebelum dia pergi. Kata-katanya adalah hukum dalam keluargamu. Aku tidak bisa menentang dia. Jangan khawatir. Aku berjanji akan tiba tepat waktu.”
Yoo Ha menelpon guru Eun Soo dan meminta agar Eun Soo dipakaikan baju yang bagus. Karena berbicara di telpon tanpa melihat jalan, Yoo Ha pun sedikit terpeleset. Bahkan dia sempat melepas sepatunya agar bisa berlari. Hingga telapak kakinya pun terluka.
Kabar gawatnya adalah di paud, Eun Soo sedang bermain cat warna dan sangat kotor.
***
Yoo Ha berada di dalam taksi saat ayahnya menelponnya. Hyo Seob bertanya di mana dia? Namun, Yoo Ha mengatakan tidak bisa menerima telpon dan menutupnya.
Hyo Seob berada di depan rumah putrinya dan hendak memberikan sepatu untuk cucunya. Hyo Seob memencet bel. Ada menantunya di dalam, namun pembantulah yang keluar menemui Hyo Seob.
“Ini sepatu untuk Eun Soo.” Pembantu itu mengambil sepatu. “Kapan Eun Soo pulang? kudengar anak-anak pulang sekitar pukul 15.00 atu 16.00 sekarang?” Namun sang pembantu langsung menutup dan membanting pintu.
Sung Woon melihat pemberian Hyo Seob dengan tatapan kebencian.
“Jangan beritahu Yoo Ha bahwa ada ayahnya ke mari.”
“Lalu harus kuapakan sepatunya?”
“Buang saja.”
***
Yoo Ha menjemput Eun Soo dan mengatakan pada anaknya bahwa mereka akan pergi ke rumah sakit. Eun Soo senang karena akan bertemu dengan para sepupunya.
“Aku menyukai sepupuku. Tapi aku tidak mau ke sana.”
“Tidak mau?”
“Ibu kesusahan di sana. Aku tidak mau ibu kesusahan.” Yoo Ha pun bersedih mendengar ucapan putrinya. Ia mengatakan tidak akan memaksa pergi jika putrinya tidak mau pergi.
***
Chae Kyung Soo salah satu rekan kerja Park Sun Ha sedang dimarahi oleh ketua Tim. Ia mengatakan Chae Kyung Soo bekerja dengan sangat buruk. Namun, Park Sun Ha membela Kyung Soo.
Saat mereka berdua, mereka pun berbicara.
“Pak Cha. Lain kali akui saja kesalahanmu. Dia marah karena kamu terus mencari alasan.”
“Tidak ada kesalahan yang harus aku akui. Kamu memihak siapa? aku marah sekarang karena kamu memihak dia.”
“Kyung Soo, nanti suaramu didengar orang.”
Kyung Soo masih saja mengomel. Dan Sun Ha masih menenangkan Kyung Soo dengan mengatakan bahwa ia meludahi es kopi yang ia siapkan untuk Ketua Tim. Kyung Soo pun sangat senang.
***
Yoo Ha datang di rumah mertuanya dengan terlambat. Kakak iparnya langsung saja mengomel.
“Kenapa kamu sendirian? Di mana Eun Soo?” Ucap Hee Kyung.
“Maafkan aku. Eun Soo….” sebelum Yoo Ha selesai dengan kalimatnya. Sang suami mengatakan bahwa “Aku melarang dia mengajak Eun Soo. Dia sedang flu.”
“Sungguh? Kalau begitu dia seharusnya istirahat.” Ucap Hee Kyung.
Saat suaminya bertanya, mengapa Yoo Ha tidak membawa Eun Soo padahal ia ingin membawa Eun Soo. Yoo Ha berkata bahwa Eun Soo tidak mau melihat ibunya terintimidasi oleh yang lainnya.
“Aku tidak ingin dia membenci kamu atau keluargamu. Dia putrimu.”
Makan malam keluarga pun berlangsung dengan cukup hening, nampak Ayah Sung Woon yang sudah tua renta. Kemudian sang mertua pun sudah istirahat. Hee Kyung mengatakan bahwa Yoo Ha dan adiknya sudah boleh pulang.
“Kalau begitu, sampai nanti di bandara.” Ucap Yoo Ha.
“Maukah kamu membawakan tes DNA untuk Eun Soo dan Sung Woon? Itu baik untukmu, maka tidak usah khawatir. Pergilah lebih dahulu. Aku perlu bicara dengan Sung Woon.” Ucap Hee Kyung.
“Baiklah.” Sung Woon pun mulai cemas.
Kemudian Park Yoo Ha pun pergi.
***
Hee Kyung dan adiknya Sung Woon pun berbincang.
“Ketika Ayah ke US. Dia tidak akan kembali. Saat sedang dirawat, dia mengonsolidasikan kekayaannya. Dia akan mewariskan properti dan saham kepadamu dan Eun Soo. Dia akan memberikannya dengan satu syarat yaitu tidak satu pun uang jatuh ke tangan istrimu. Lalu, ambilah tindakan hukum untuk memastikan istrimu tidak akan pernah menyentuh saham Eun Soo.” Ucap Hee Kyung pada adiknya.
“Ayah memang seperti itu. dia hanya akan mewariskan kepada anak-anaknya sendiri. dia enggan memberikan sepeser pun kepada orang lain. Dia sudah tinggal dengan putranya selama lima tahun, dan telah menjadi menantu yang paling setia. Tapi menganggapnya seperti orang asing. Karena itu, kamu ingin Eun Soo dan aku melakukan tes DNA?.”
“Kamu tidak biasanya sensitif seperi ini. keluarga lain melakukannya begitu anak mereka lahir. Ini hanya untuk formalitas.”
***
Di rumahnya, Yoo Ha mengobati luka di telapak kakinya. Kemudian suaminya pun pulang.
“Apa yang terjadi? Kenapa mereka meminta kamu dan Eun Soo untuk melakukan Tes DNA?”
“Ayah. Mulai mengonsolidasikan kekayaannya. Dia mewariskannya juga kepada Eun Soo.”
“Maka kita harus berikan kepadanya. Apa yang akan kita lakukan?”
“Kita kirim Eun Soo belajar ke luar negri.”
“Kamu mengirim anak lima tahun belajar ke luar negri?”
“Lakukan saja.”
“Dia bahkan tidak bisa tidur sendirian. Aku harus membantu dia ke kamar kecil. Dia bahkan tidak bisa memakai sumpit tanpa bantuanku. Dia harus bertemu denganmu sebelum tidur. Dia anak kita. Kamu mau mengusir anak kita?”
“Aku dapat izin dari kakak dan ayahku. Para keponakanku akan pergi bulan depan. Kita segera mempersiapkan Eun Soo untuk pergi juga. Kita bisa gunakan ini sebagai alasan untuk tidak tes DNA.”
***
Yeon Da Yeon seorang anak dari Direktur Rumah Sakit Jahan nampak bosan dengan kencan butanya. Ia nampak begitu tidak bersemangat mendengarkan lelaki yang sedang kencan buta dengannya.
Yeon Da Yeon bahkan meminta lelaki tersebut untuk menolaknya. Lelaki tersebut pun akhirnya pergi.
Saat Ibunya telpon, Da Yeon mengatakan sedang sibuk kencan buta. Tapi ibunya yahu bahwa putrinya sudah menolak lelaki tersebut.
“Sekarang Ibu ada di mana?”
***
Pada suatu arena balap mobil. Seorang perempuan nampak ada di bangku kemudi dan sedang asyik berbalapan. Dia adalah Lee Mi Yeon, seorang janda kaya raya yang punya hobi balapan.
Ia keluar dari mobil balap dengan wajah penuh dengan senyuman.
“Apa Lee Mi Yeon juga berbalapan mobil? Apa yang tidak bisa dia lakukan?” Yeon Da Yeoon memuji Lee Mi Yeon di depan ibunya. Saat melihat dari atas gedung sirkuit balapan.
“Dia punya uang dan masih lajang. Apa yang tidak bisa ia lakukan?” Ucap Nyonya Jung, ibu dari Da Yeon.
“Ibu punya uang dan waktu, tapi tidak banyak yang bisa ibu lakukan. Benar, ibu punya aku dan ayah. Apa karena itu?”
“Da Yeon. Kamu membicarakan yang tidak pantas saat kencan buta bukan? Makanya dia mengeluh.”
“Tapi dia benar-benar jahat. Selama dua jam, dia hanya menghina orang lain.”
“Sebesar itulah gairahnya. Pernahkah kamu mengejek seseorang dengan begitu bergairah dalam hidupmu? Kamu tidak pernah membenci orang ya? itu sebabnya orang mengira kamu bodoh.”
“Ibu pernah bilang membuang waktu dan gairah untuk membenci orang lain itu adalah hal yang paling menyedihkan.”
“Da Yeon, pikiranmu harus fleksibel. Berapa kali ibu memberitahumu agar tidak seperti genangan air?”
“Pati ada yang paling ibu benci. Kenapa ibu tiba-tiba berubah pikiran? Apakah ahjumma orangnya? Nyonya Lee Mi Yeon?”
“Pulanglahhhh…”
***
Saat di ruang tunggu, Nyonya Jung akhirnya bertemu dengan Lee Mi Yeon.
“Kamu sangat banyak berubah. Kamu selalu sempurna. Kamu sering minum kopi tapi kulitmu sangat mengagumkan. Pasti kamu terlahir dengan kulit yang mulus. (dalam hati : berapa banyak yang dia habiskan di klinik dermatologi? Uang itu bagus).” Ucap Nyonya Jung.
“Aku banyak menghabiskan uang di klinik dermatologi. Tentu itu bagus.”
“Kamu sangat jujur. Meski kaya, jika tidak diberkati, kamu tidak akan memiliki kulit mulus di usiamu. (dalam hati ; ini kekuatatan teknologi dermatologi).”
“Aku melakukan pengencangan wajah dan operasi plastik. Aku juga suntik botoks. Operasinya berjalan lancar kali ini bukan?”
“Kamu ini lucu sekali. (Dalam hati ; bagaimana bisa tiap kata yang dia ucapkan selalu menyebalkan?).”
“Aneh sekali. Bagaimana aku merasakan bahwa tiap kata yang kamu ucapkan, kamu selalu mengutikku?”
Dalam hati Nyonya Jung ; “apakah dia bisa membaca pikiran?
“Wajahmu sangat jujur. Karena pekerjaanku adalah investasi, aku terbiasa membaca pikiran orang lain. kenapa kamu ingin menemuiku?”
“Aku yakin kamu masih bersama CEO Kim. Suamiku ingin makan malam denganmu.”
“Kamu dan suamimu, sangat tertarik dengan kisah cintaku. Aku akan pergi berbelanja. Bagaimana denganmu?”
Mereka berdua akhirnya berbelanja bersama. Lee Mi Yeon membelikan sebuah jam tangan untuk kekasihnya CEO Kim. Mi Yeon tidak memilih jam tangan yang paling mahal. Itu membuat Nyonya Jung menjadi sangat kesal.
***
Da Yen di rumahnya sedang makan ice cream, tahu ibunya sudah datang, ia menyembunyikan ice tersebut di belakang badannya. Nyony jung pulang dengan wajah kesal. Da Yeon bertanya apakah ibunya bertengkar dengan Nyonya Lee?
Suara Nyonya Jung :
“Dia seorang janda yang memiliki anak. Namun dia memiliki YL Gedung dan bahkan menjadi pemegang saham terbesar. Kamu harus sangat bertekad untuk bisa seperti itu.”
***
Lee Mi Yeon datang ke kantor. Di lobi ada Park Jae Hyung yang aneh melihat apakah CEO datang? bukankah CEOnya adalah seorang lelaki?
Lee Mi Yeon datang menemui CEO Yang Hak Soo. Merak berdua adalah teman lama.
“Kudengar kamu sedang berpacaran?” Tanya CEO Yang.
“Ya.” Lee Mi Yeon mengangguk dengan bahagia. “Kurasa dia adalah pria baik. Aku menganggap dia sebagai teman hidupku.”
“Maksudmu kamu ingin menikahinya? Itu kabar baik.”
“Karena itu aku datang untuk minta bantuanmu.” Ucap LMY.
***
Di dalam gedung yang sama, Park Jae Hyung akan melakukan wawancara kerja. Ia berlatih agar bisa menjawab pertanyaan dengan baik.
Akhirnya namanya dipanggil.
Seorang pemuda bernama Choi Moon Sik berjalan sambil berbincang di telpon. Tak sengaja kakinya diinjak oleh Park Jae Hyung. Refleks, Jae Hyung langsung meminta maaf dan pergi.
“Heiiiiii….” Moon Sik memanggil Jae Hyung dengan nada tinggi.
“Aku?” Park Jae Hyung pun mendekati Moon Sik.
Moon Sik melihat name tag di jas Jae Hyung. Kemudian dia mengusap sepatunya yang kotor di celana Jae Hyun.
“Kamu bisa mengelap sepatumu. Kata-kata tidak cukup bukan? Apakah kamu sudah merasa lebih baik?”
Berlanjut ke part 2 yaaaa…
