Sinopsis Hotel del Luna Episode 8 Part 8 – Episode sebelumnya ada di sini. Selengkapnya kamu bisa cari tahu di tulisan yang ini. terima kasih yaaa guysss.… ini bagian yang paling buntut dari episode 8.

Suatu malam, nasib Yeon Woo adalah berdiri di tiang gantungan dengan Man Wol dkk yang menyaksikan.

Dan kalian tahu? Wajah Yeon Woo tersenyum saat melihat Man Wol yang bersedih.

Man Wol berteriak-teriak melihat sahabatnya yang digantung.

****

Putri dan Ko ada di atas. Man Wol dan yang lainnya masih duduk seakan tidak ada tatapan.

“Karena kamu membantu jendral membuat kontribusi besar. Aku akan menunjukkan belas kasih padamu.” Ucap Putri pada Man Wol.

Man Wol pun menatap penuh kebencian.

****

Kita kembali ke adegan Man Wol yang mengarahkan pedangnya di leher putri.

Hanya perlu satu kali tebasan.

Man Wol yang kini menjadi pengantinnya. Ia menutupi wajahnya dengan kain merah. Ko pun masuk ke kamar pengantin.

“Aku akan membunuhmu, bagaimanapun caranya.”

Ku membuka tirai merah. Dan Man Wol membuka penutupnya.

Man Wol siap dengan pedangnya…..

***

Ku Chan Sung terbangun dari mimpi.

Sancez pun masuk kamar Chan Sung. “Chan Sung ah… kamu baik-baik saja?”

“Apa yang terjadi?”

“Man Wol membawamu pulang. Dan kamu sudah tidur selama beberapa hari.”

“Beberapa hari? Apa maksudmu?”

“Kamu sudah tidur selama tiga hari berturut-turut.”

Di kamar Chan Sung ada lukisan gunung baekdu. “Kenapa lukisan itu ada di sini?”

“Man Wol meninggalkannya di sini. Dia bilang itu memakan tempat, jadi, dia meninggalkannya di sini. Omong-omong, apa dia sudah pergi ke suatu tempat?”

***

Chan Sung lari ke del luna. Nama hotel sudah ilang.

Masuk ke dalam ruangan, ruangan kosong melompong. Tapi, Chan Sung ingat kalimat Nona Chpi yang bilang kalau ke manapun Man Wol pergi. Pohon bulan akan ikut pergi dan akan ada hotel lagi.

“Dia pergi.”

Chan Sung pun keluar.

Ingat kalian Man Wol.

“Saat kamu mengantarku, jangan merasa kesepian.”

***

Chan Sung saat masih semaput di sofa. Man Wol memegang wajahnya. “kamu tidak peduli. Jika tempat ini adalah pagar. Atau penjara untukku. Apa yang kumiliki hanya siksaan. Tidak begitu indah, jika disiksa bersama. Selamat tinggal. Ku Chan Sung.”

Ucap Man Wol. Begitu lirih.

Ost lagi guysss… baru lagi. Sabar. Nanti diupdate di telegram.

Bersambung yaaa…

klik di sini kelanjutannya.

Komentar!!!

Hahhahahahahaha kelar juga guys. Di episode kemarin saya nggak bisa komentar karena krisis batery yang mau abis. Sementara listrik baru mau nyala di jam 2 pagi. Puji Tuhan akhirnya kelar dengan awuwuw hari ini.

Dan episode kali ini mantul. Karena kisah lama agak sedikit jelas.

Rupanya, Man Wol punya kisah yang terlalu tragis. Nasib yang naas, dia tusuk dari belakang oleh seseorang yang diam-diam dia suka. Bahkan sahabatnya sendiri mati di depan matanya.

Rasa sakit hati ini memuncak saat Ku menikahi Gungju. Mungkin itulah dia tak pernah ikhlas ridho melihat wajah Mira dikehidupan sekarang. Man Wol masih punya dendam kesumat pada kehidupannya dahulu.

Inget nggak di episode 1?

Tentang Man Wol yang menarik gerobak yang di dalamnya ada mayat yang kemudian bertemu dengan Mago. Itu mayat siapa yaaa?? Ko atau Yeon Woo? Atau Man Wol sebenarnya jualan cuanki sampai bawa gerobak segala?

Kalau nih.. kalau iya Ku Chan Sung adalah sosok di masa lalu? Dia siapa? Yeon Woo? Atau Ko Cheong Myung?

Aahhh tadinya saya kurang paham kenapa Choi dan Kim nyari tanah, ternyata del luna mau pindah. Berarti segalanya sudah diperhitungkan oleh Man Wol sendiri. Bahkan Chan Sung disemaputkan dalam waktu 3 hari.

Masih bingung apa skenario dari Mago sendiri.

Yup guys, kalau penulis adalah tuhan dalam cerita. Maka Mago adalah sosok Tuhan. Tapi ada kalimat bijaknya di episode ini, untuk menumbukan bunga, maka harus ada angin dan hujan. Angin dan hujan adalah cobaan hidup, sedangkan bunga adalah hal indah.

*sudah setengah jalan dramanya, saya mau tebak-tebakkan ending!

Sudah 8 dari 16. Artinya setengah masih gelap. Setengah sudah terang. Bila Chan Sung diadakan Mago sebagai manager yang tamu terakhirnya adalah Jang Man Wol. Maka secara teknis, drama ini adalah tentang menuju sebuah perpisahan.

Tentang Man Wol yang akhirnya diputuskan kembali ke alam baka setelah lebih dari 1000 tahun digantung antara hidup bukan dan mati juga bukan.

Terus, bila ending adalah sebuah keadaan di mana peran utama dan perempuan bersatu dan kissue di atas gedung kayak sekretaris dan bosnya itu. Maka, drama ini….. eemmmmmm…. pisahnya Man Wol dan Chan Sung?

Dan entah kenapa. Saya sangat berharap bahwa drama ini nggak melulu dikotomi ending yang bahagia apa nggak.

Saya perlu ending di mana kisahnya emang “tersinkronisasi” dengan baik. Bahagia atau tidak. Berpisah atau bersama.

Masih ada yang gelap lagi.

Kim, Ji, Choi, trio del luna yang masing-masing kisahnya belum dikupas, saya sih berharap lebih dalam ngupasnya. Bila perlu, punya kesan sendiri-sendiri.

Woooiii min. Lu banyak bacot yaa.. masa iya komentarnya lebih banyak dari isi sinopsisnya sendiri.

Aahh udahlah. Sampai jumpa minggu depan saja. Doakan saja saya sehat dan punya energi untuk menyelesikan drama ini.

Dadah…

*kecup basah dari mimin.

Eehhh jangan bilang aja drama ini Man Wolnya berakhir menjadi butiran jas jus aja.

di sini yaa ostnya. klik aja. buat yang punya app instagram jangan lupa langganan yaaa