Sinopsis Hotel del Luna Episode 2 Part 7

Sinopsis Hotel del Luna Episode 2 Part 7 – Episode sebelumnya ada di sini. Selengkapnya kamu bisa cari tahu di tulisan yang ini yaaa guys. Terima kasih banyaaaakkkk. Yookkk… marihhh dikebut.

“Sajang-nim… sama seperti terakhir kali. Aku khawatir, aku harus diperiksa ke rumah sakit selama beberapa hari.” Ucap Tuan No bicara berdua dengan Man Wol. Padahal trio hantu pegawai lain lagi nguping.

“Kamu sakit?”

“Kapan Koo Chan Sung tiba?”

“Dia bilang bisa menanggungnya, jadi aku membiarkannya. Dia akan hancur dalam beberapa hari. Dia terlalu lemah. Aku sudah merekrut menusia lain untuk menggantikan tempatmu. Jadi, kamu sudah bisa melanjutkan hidup. Nikmati saat-saat terakhirmu sebagai manusia. Pergilah…”

****

“Dia sudah mengabdi selama beberapa dekade. Apa rasa peduli akan membunuhnya?” Tanya Tuan Kim.

***

Koo Chan Sung sendiri mulai bekerja di hotel manusia.

Kemudian ada selebaran musim baekdu di meja hotel. Ada gambar harimau baekdu juga.

***

Chan Sung sangat kaget ketika membuka lift dan menemukan hantu.

“Tetap tenang. Abaikan saja.” Kemudian Chan Sung pergi.

***

adegan ini ada di dekat kolam renang.

Chan Sung melihat tamu dari LN… ia bicara sendiri. “Benar. Tamu VIP ku dari LN. Bukan hantu.” Eeeh saat Chan Sung akan mendekat pada tamu.

Hantu kacamata muncul lagi.

“kami sangat beruntung mendangkan manager yang berpengalaman baru-baru ini.” Ucap sajang-nim pada tamu. “Dia ada di sana. Aku akan memperkenalkan pada kalian. Koo Chan Sung Sshi…”

Dalam hari Chan Sung berkata. “Jangan membuat suara. Jika aku tetap diam. Dia akan meninggalkanku seperti sebelumnya.”

“Beri salam.” Ucap Sajang-nim.

“Bagaimana ini? Kamu sudah berkontak mata. Jadi aku tidak bisa berbalik. Jika aku membuat suara, hantu ini akan melepaskan kacamatanya dan mendekatiku.”

“Koo Chan Sung Sshi…”

“Bagaimana kuabaikan atasanku? Aku tak berpikir bisa mengabaikan hantu ini jika dia melepaskan kacamata hitamnya. Aku akan…”

Chan Sung melebarkan tangannya. Ia menjeburkan diri di kolam.

****

Chan Sung mengeringkan badannya. Man Wol pun mendekatinya.

“Apa? Kupikir kamu mengabaikan dia. Sebagai gantinya. Kamu masuk ke air. Waahhhh bagaimana berikutnya. Apa kamu akan melompat dari atap?” IU Ketawa.

Ada brosur harimau yang lepek. “Kamu tidak mungkin mengabaikan ini. Kamu penasaran apa yang terjadi pada harimau baekdu yang terakhir.”

“Apa yang terjadi padanya?” Tanya Chan Sung.

“Ayo kita cari tahu,”

****

Mereka bedua pergi ke rumah yang besar sekali.

“Bunyikan belnya.”

“Ini gila. Dia adalah ketua hotel tempatku bekerja. Tidak masuk akal karyawan yang tidak dikenalnya datang mengunjunginya.”

“kenapa tidak? Kamu bilang bahwa dirimu berpendidikan. Di mana harga dirimu?”

“Biarkan aku memanggil sekretarisnya dan meminta izin….”

Man Wol akhirnya memencet bel.

****

Bunga diterima Ketua dengan baik. Mereka kini bertamu.

“Ini kali pertama seorang karyawan datang menemuiku di ranjang sakitku.”

“Aku dengar anda sakit.  Aku ingin menunjukkan rasa hormatkum jadi maaf atas gangguan ini.”

“Tidak. Apa dia istrimu?” *nunjuk ke Man Wol.

“Ya. Dia ingin menunjukkan rasa hormatnya juga.”

“Kalian sepertinya pasangan yang serasi. Aku sakit brbr ini dan belum bisa keluar. Tidak ada seorang pun untuk diajak bicara, ini menyenangkan.” Ehh Man Wol malah bangkit dan melihat-lihat.

Eeehh Man Wol malah bangkit dan melihat-lihat. Dan masuk kamar Ketua.

“Dia pasti mencari kamar mandi.” Ucap Chan Sung atas ketidaksopanan Man Wol.

Kemudian Man Wol melihat lukisan yang sangat besar. “Ini pasti sangat mahal. Apa ini asli?”

Chan Sung tertawa. “Dia tinggal di LN begitu lama. Sehingga dia berbicara santai dengan semua orang.”

“Begitukah?”

“Honeyyyyy… honeeeyyyy….”

Akhirnya Chan Sung mendekati Man Wol.

“Kumohon duduk.”

Ketua pun akhirnya menghampiri mereka. “Kelihatannya kamu tahu tentang lukisan. Ini dari salah satu pelukis terkenal korea utara. Saat mengunjungi korut, itu diberikan langsung kepadaku sebagai hadiah. Bersama dengan harimau baekdu.”

“Ya… kami melihat harimau yang dipajang. Apa mungkin harimau itu…”

“Kubawa ke sini dari korut, tapi dia tidak bisa kawain saat tinggal di sini. Dan akhirnya mati sebagai arwah yang kesepian.”  Chan Sung mulai melihat bayangan harimau.

“Karena tidak perlu meninggalkan sesuatu yang bermakna di sini. Semua yang bermakna baginya, terletak pada kepulangannya.” Jawab Man Wol.

“Itu sebabnya aku merasa kasihan. Aku terus melihat harimau di dalam mimpiku.”

“Orang yang membawanya ke sini harus mengembalikannya.”

“Harimau taksidermi sudah menjadi simbol dari pertukaran kami. Bukan urusanku untuk menyingkirkannya atau mengirimkannya kembali.”

Kaca mulai retak.

Dan dorrr… semua kaca retak dan berterangan.

Lanjut ke bagian 8 klik di sini.

You May Also Like

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

error: Content is protected !!