Sinopsis Drama Korea Voice 2 Episode 9 Part 1 – Pada episode sebelumnya, Park Eun Soo mengalami insiden dengan mantan kekasihnya yang ditemukan bersimbah darah di dalam sebuah vila. Bagaimanakah kisah kelanjutannya? Untuk yang ingin tahu episode selengkapnya bisa kamu cari tahu di sini yaaa…

Saat Tim Golden Time masuk ke dalam vila. Sebenarnya ada seseorang yang sembunyi di semak-semak dengan menggunakan topi berwarna hitam.

So Ho Min nyatanya masih hidup walaupun sudah ditikam. Sementara dengan melihat luka yang ada, Do Kang Woo merasa bahwa pelaku penikaman setidaknya terdiri dari dua orang.

“Komandan Do. Apakah agen Park selamat?” Tanya Kwon Joo.

“Entah di mana Agen Park… atau di mobil Soo Min. Kurasa ada orang lain di sini.”

“Orang lain?”

(ada orang lain? apa yang terjadi? Pasti dia berhati-hati saat tahu Agen Park membawa alat setrum. Semoga kamu selamat, Agen Park.)

Dan akhirnya ada telpon dari agen Park untuk Kwon Joo.

“Agen Park? Kamu di mana?”

“Aku di tempat parkir bawah tanah pusat perbelanjaan Poongsan. Kurasa aku tadi pingsan. Tapi aku dibangunka oleh seorang pegawai.”

“Syukurlah. Aku khawatir karena mengira kamu diculik. Anggota Tim mengira kamu pergi ke vila milik Son Ho Min. Son Ho Min ditikam di sana dan kini dilarikan ke rumah sakit.”

“Apa? Dia ditikam?”

“Aku tahu ini sulit. tapi bisa jelaskan kejadian sebelum kamu pingsan?”

***

“Jadi, orang yang menikam dokter Son bukan polisi dari Tim Golden Time?”

“Ya berdasarkan laporan Detektif Yang di TKP. Mereka yakin pelakunya adalah orang ketiga. Mereka sedang melacak pelakunya.”

“Nyawa Dokter Son tidak terancam, bukan?”

“Menurt Tim Medis, keajaiban dia bisa selamat. Mereka tahu saat dia tiba di rumah sakit. Tapi Son Ho Min pelaku kekerasan dalam hubungan. Tidak pantas jika pria menganiaya wanita hanya karena berpacaran atau semacamnya.” Ucap Na Hong Soo pada atasannya.

“Saat situasinya begini, bisa-bisanya kamu bekomentar begitu? kamu tahu dia putra dari pimpinan resor Poongsan bukan? Bayangkan tindakan dia nanti jika kita menyentuh putranya. Kita semua akan tamat. Sedang apa kamu? berusahalah yang terbaik dan lekas tangkap pelaku, lalu bawa kepadaku. Jika tidak bisa membawa mereka, bawa polisi wanita itu.” atasan pun marah-marah.

***

Akhirnya Kwon Joo mengatakan pada tim lapangan kalau Park Eun Soo selamat. Kang Woo pun menanyakan kejadiannya lewat radio dengan Agen Park.

“Setelah Son Ho Min sadar aku memberikan signal zero, dia menyerangku. Dia cukup atletis jadi aku sulit melawan balik.” Eun Soo lari ke tempat parkir bawah tanah. “Perlahan pandanganku gelap dan aku pingsan. Tapi sepertinya Son Ho Min sempoyongan, dan ada dua wanita di sampingnya. Aku tidak melihat wajah mereka. Tapi aku yakin keduanya adalah wanita.”

Kang Woo bertanya pada Park Joon Ki, “Detektif Park, ada hal lain yang kamu ingat di lantai 2?”

“Tampaknya mereka bergumul dengan sengit. Ada pemecah es yang berlumuran darah di lantai.”

“Pemceh Es?” Tanya Kang Woo. Kang Woo bepikir, “Ada luka akibat pisau kecil di tubuh Son Ho Min. Mungkinkah…

“Kang Kwon Joo, seorang penculiknya diserang oleh Son Ho Min. Komplotan lainnya menyeka senjatanya dan mencampur pemutih ke darah untuk menghalangi investigasi kita. Komplotannya tahu banyak soal obat dan akrab. Hubungi Tim Forensik dan minta informasi tentang analisis darah.”

“Baik.” Ucap Kwon Joo.

“Agen Park. Ada bunga mulut singa di saku jaket Son Ho Min. Kamu ingat hal lain?”

“Bunga mulut singa? Mungkinkah… Tim Jang Nim, kurasa kedua pelaku juga korban kekerasan Son Ho Min. Setiap Son Ho Min memukulku, dia meminta maaf dengan memberikan hadiah dan bunga. Bunganya, selalu bunga mulut singa. Itu berarti hening menurut filosofi.”

***

Tim lapangan akhirnya bisa memberhentikan mobil sedan milik Son Ho Min, “Kim Ee Seul-ssi, nomor jaminan sosial Anda 910110?” Ucap detektif Park. Sementara pelaku yang satunya lagi seperti kesakitan karena ditikam.”

***

“Jadi. Kamu sudah menghukum ahjumma itu? kerja bagus nak.” Suara perempuan. Nggak tahu halusinasi apa bukan.

“Jumlah serangga meningkat. Mungkin karena cuaca panas. Mereka selalu muncul.”

Seorang perempuan keluar dari kamar. “Ibumu ini bilang kam tidak perlu membasmi serangga jika kamarmu rapi. Dengan adanya serangga, berarti kamu tidak bersih dalam beres-beres. Begitu pula dengan dunia, jika tidak dijaga, dunia akan kacau.”

“Ya benar. Dahulu kukira mengungkapkan kemarahan itu buruk. Kini, mempermainkan kemarahan itu asyik. Tampaknya akan ada dunia khusus yang hanya dihuni orang yang bisa menaklukan kemarahan dan kebenciannya. Lalu aku, akan menatap mereka semua dari puncak.”

“Ibu bangga padamu, Nak. Berkat kamu, dia akan menyelamatkan Ibu.” Ibu sibuk membersihkan figura dan berisi fotonya dengan lelaki muda.

Bang Jee So mendapatkan pesan yang isinya, “Tahap 1 gagal karena hama dar luar. Akan dimulai tahap 2.

“Hari penghakiman yang Ibu nantikan akan tiba. setelah dunia dibersihkan sepenuhnya. Sebelum itu, ibu perlu bertahan dari hukuman kejiku ke orang lain. mengerti Ibu?”

***

Ayah Ho Min marah karena anaknya terluka. Sementara itu pelaku sudah dibawa ke tempat interogasi. Kwon Joo menyerahkan berkas pada Kang Woo,

“Pada kasus Kim Ee Seul, saat dia memutuskan Son Ho Min, Son Ho Min menabraknya dengan mobil. Akibat kejadian itu, kaki Kim Ee Seul cacat permanen. Dia terpaksa berhenti menjadi pramugari. Ko Hae Ji juga dikekang dan dianiaya saat dia akan mengungkap kesewenang-wenangan Son Ho Min yang memaksanya membuat kesepakatan, ayahnya meninggal akibat kecelakaan misterius.”

“Sebaiknya aku berbicara dengan Kim.” Ucap Agen Park.

“dalam kasus ini. Itu bisa berkaitan dengan perkara pribadi dan sensitif. Kurasa petugas wanita harus menyelidiki. Akan kuusahakan untuk membantu.” Ucap Kwon Joo.

Namun ada segerombolan detektif lain yang masuk. Mereka ingin kasus dilimpahkan karena perintah dari pimpinan. Namun Agen Park dan Kwon Joo tetap masuk ke ruang interogasi.

“Niat dari perbuatanmu jelas membunuh. Kamu melakukan kejahatan.” Ucap Agen Park.

“Aku tidak takut. Hidupku sudah hancur. Tidak ada lagi yang aku takuti. Aku tidak ingin berkomentar, selain aku bahagia membunuh bajingan hina itu.”

“Son Ho Min telah dilarikan ke rumah sakit. Kondisi Son Ho Min dan Ko Hae Ji sedang kritis. Dia belum mati.”

“Apa? Bajingan itu belum mati? Tidak masuk akal.” Kim kemudian mulai panik.

“Kim, bersyukurlah Son Ho Min masih hidup. jika dia mati, kamu akan dipenjara seumur hidup.” Ucap Kwon Joo.

“Jika kam tahu bajingan itu menabrakku. Kamu tidak akan tega berkata begitu. aku mengusahakan semuanya lewat hukum. Tapi tidak berguna. Mau bagaimana lagi? Bajingan itu merusak hidupku. Kini aku harus hidup cacat. Lihatlah… aku pernah mencintai bajingan itu, aku ingin bunuh diri karena perasaan itu. kamu paham?”

“Itu tidak bisa membernarkan perbuatan Anda. Anda berniat bunuh diri? Justru hanya dia yang harus dihukum. Akuilah kesalahanmu dan mintalah keringanan. Itu adalah pilihan terbaik untukmu.”

“Baik. Aku paham. aku akan mengaku. Sebelum itu, Hae Ji dilarikan ke rumah sakit mana?”

“Dia dilariakan ke rumah sakit Poongsan.”

“Hae Ji, menemuiku lebih dahulu.”

Bersambung ke part 2 yaa… klik di sini.