Sinopsis Drama Korea Voice 2 Episode 8 Part 1 – Untuk episode sebelumnya adalah tentang ahjumma tetangga yang ingin menitipkan sofanya pada Bang Je Soo. Ada di sini. untuk episode lengkapnya bisa kamu baca di sini.

Ahjumma akhrinya masuk “Itu adalah ide bagus. Untuk apa bertetangga? Aku akan repot jika tidak kamu bantu. Ini hanya seminggu.” Mereka berdua nampak saling membantu mengangkat sofa.

“Kamu masuk dulu.” Ucap Bang Je Soo.

“Baiklah. Tunggu sebentar. Apakah ini berhasil? Ah benar, ini sempurna. Ya ampun, lihat ini. ini tempat yang sempurna untuk itu.” ahjumma masih semangat mengangkat sofanya.

Kemudian Bang Je Soo tiba-tiba menutup ruangan. Ahjumma masih saja berbicara, “Kamu memiliki hobi yang aneh. Aku tidak pernah mengharapkan ini darimu. Apakah lukisan atau foto? Ini sangat keren.” Dan karena ahjumma haus, dia membuka kulkas.

Ahjumma melihat kotak bintang yang bertuliskan, pergelangan kaki, pergelangan tangan, hidung,  mata, telinga, dan nama-nama pemilik dari organ tubuh tersebut. Ahjumma akhirnya ketakutan. Ia melihat sekeliling dan nampak banyak keanehan. Hingga dia melihat kotak dengan namannya.

“Aku ingin mengajukan pertanyaan yang menarik.”

“Apa?”

“Dulu di desa, ada seorang wanita yang suka bergosip tentang orang lain sambil membesar-besarkan segalanya. Tetapi ketika orang-orang desa bertanya kepadanya mengapa dia bergosip berlebihan seperti itu. dia berkata, “Apa yang salah dengan itu? aku hanya membuatnya menyenangkan. Itu yang dia katakan. Bukankah itu konyol? Baiklah, sekarang inilah pertanyaannya. Jika aku adalah seseorang penduduk desa di sana, apa yang menurut kamu akan aku lakukan?”

“Aku tidak tahu apa yang kamu bicarakan.”

“Aku tidak suka bertele-tele. Aku pikir itu akan menjadi yang terbaik untuk memberi mereka pelajaran saat itu juga, jadi mereka tidak akan melakukannya lagi.” Bang Je Soo mulai mengeluarkan suntikannya. “Bagaimana dengan memotong lidah mereka?”

Ahjumma mulai ketakutan dan gagap. Ia mencoba berteriak dan menggedor-gedor pintu. Ahjumma pun memohon pada Bang Je Soo untuk dimaafkan. Dan langsung saja suntikan itu diberikan pada ahjumma.

***

“Dia tidak ingat.”

“Ya. apa yang paling aku sesali adalah bahwa aku mengabaikan apa yang dikatakan Hyung Joon kepadaku hari itu.” (adegan kembali memperlihatkan percakapan antara adik Na Hong Soo dan Na Hong Soo ya. saya nggak tulis ulang karena sama. hanya beberapa tambahan bukti bahwa Do Kang Woo jadi lupa apa yang sudah dia lakukan sebelumnya). “Pil yang bajingan itu makan adalah carbamazepine.” Kemudian Na Hong Soo mengelurkan resep, obat itu adalah untuk penderita gangguan panik, skizofrenia, dan gangguan jiwa lainnya.

Na Hong Soo melanjutkan, “Setelah itu, aku tahu Do Kang Woo, terkadang hilang kesadaran. Kamu juga mengetahuinya bukan? Penyakit yang bisa membuat penderita tidak ingat perbuatannya. Katamu mengetahui isi hati manusia sepenuhnya itu mustahil. Tapi tahukah kamu, bahwa Do Kang Woo ahli dalam pembunuhan mutilasi? Dia berusaha memasang bagian tubuh korban di TKP dengan tangan kosong karena tergesa-gesa. Semakin kalian bersikeras akan adanya sekongkolan, semakin aku yakin bawa pelaku yang memutilasi Hyung Joon tiga tahun lalu adalah Do Kang Woo. Sebab dia menjadi polisi, agar bisa dibiarkan melakukannya.”

“Aku pernah menangani sejumlah psikopat. Tapi kerja Komandan Do di Tim Golden Time benar-benar tulus. Dia menolong korban dengan tulus dan tidak memaafkan kriminal. Orang yang jutru menerima suap di Resor Sokpo tiga tahun lalu adalah Detektif Na Hyung Joon. Komandan Do hanya berusaha melindungi Detektif Na. Akan aku tunjukkan buktinya.”

Na Hong Soo tersenyum sinis, “Pikirmu kepala untit jatanras Poongsan dungu? Aku juga tahu tentang itu. aku menutupinya demi kehormatan dia. terbongkar atau tidak, Do Kang Woo tetaplah pelakunya. Tapi tahukah kamu bahwa data pribadi Do Kang Woo di Jepang sebelum ke Korea tidak ada? tidak ada data tentang orang tua kandungnya atau kehidupannya di Jepang. Atau setidaknya, seharusnya ada latar belakang pendidikannya untuk melacaknya. Tapi itu juga tidak ada. dari silsilah keluarga, dia anggota keluarga ayah tirinya. Ibunya, meninggal satu tahun lalu. Orang tuanya tidak menyekolahkan anak umur 10 tahun mereka. Bukankah itu aneh? Itu salah. Apakah anak itu membunuh manusia seperti membunuh anjing? Banyak psikopat seperti itu.”

Kemudian Do Kang Woo menelpon Kang Kwon Joo untuk meminta bertemu, Na Hong Soo masih melanjutkan, “Do Kang Woo bajingan itu memang cepat tanggap. Pastikan saja sendiri. tugasku sampai di sini.”

Kwon Joo memberi hormat dan pergi.

Di lorong, Kwon Joo bertemu dengan Kang Woo yang memberikannya dua buah ponsel, “Karena target kita tahu betul tentang situasi kita, mungkin dia menyadap ponsel kita. Ada apa? Apa kanit Na mengganggu Tim Golden Time lagi? Abaikan dia. dalam sebulan, kita akan menangkap target kita.”

“Tadi… apa kamu pingsan? Jika ada yang belum kamu akui, beritahu aku.”

“Itu bukan masalah besar. Aku jatuh karena hak sepatuku tidak nyaman. Apa lagi yang mengganjal pikiranmu?”

“Ingat ucapanku beberap hari lalu? Kerja sama kita berakhir jika kamu menyimpan rahasia.”

“Aku tidak suka tebak-tebakan. Jika ada yang ingin kamu katakan, katakan langsung. Jangan menatapku seperti itu.”

“Akan aku jelaskan selah aku menata pikiranku. Kerja yang bagus.” Kwon Joo pun pergi.

***

“Hai Do Kang Woo. Orang pikir kamu terlihat patah hati… bukan, aku yang memanggilnya. Kapten Kang menemuiki seelah mengendus kebusukanmu.”

“Sudah aku ingatkan. Ganggu aku saja.”

“Mengganngu? Sialan. Bisa-bisa orang lain pikir aku memfitnah orang tidak bersalah. Kamu baru saja kembali bekrja selama dua pekan. Jangan anggap dirimulah yang polisi. Satu bulan akan cepat berlalu”

Kemudian Do Kang Woo melempat diska lepas *flashdisk lho maksdunya. “Aku tahu kamu tidak akan memercayaiku. Kamu ingat ucapanmu kepadaku saat aku kemari setelah diangkat menjadi komandan? Kamu bilang lebih baik kehilangan 10 kriminal daripada memfitnah satu orang tidak bersalah. Itulah tugas Detektif.”

“Jangan bicara omong kosong. Aku ingin muntah.”

“Bajingan itu, mahir menghasut orang lain dan mengadu mereka. Dia juga mempermainkanku seolah ini permainan. Membunuh Hyung Joon dan memfitnahmu dengan alama IP Itu adalah bagian dari rencana pamungkasnya. Jadi sudahilah perselisihan kita dan tangkap bajingan itu. aku tidak peduli jika itu aku.” Do Kang Woo pun pergi.

Na Hong Soo masih geram, “Do Kang Woo, jangan pikir bisa mati dengan tenang. Tidak lama lagi ucapanmu adalah angin lalu.”

***

Kwon Joo masih memikirkan ucapan Kanit Na di kantornya, dia nampak ragu-ragu. Dia juga mengingat ucapan Agen Park dan Do Kang Woo sendiri. ia pun melihat kembali foto-foto kiriman Bang Je Soo.

(Bukti bisa dimanipulasi. Aku hanya perlu memercayai pendengaranku.)

Kemudian Kwon Joo mengingat saat mengendari mobil bersama Kang Woo. Ada ahjumma yang menelpon dan mengatakan tentang obat. Kwon Joo mengingat pendengarannya kembali.

(ada yang membeli alat pijat. Itu acara spesial.ada suara pembukaan toko swalayan dari kejauhan.)

***

Di markasnya, saat Bang Je Soo melepas sarung tangannya. Dan melabeli kotak lidah ahjumma yang menitipkan sofa. Dia mendengarkan percakapan Na Hong Soo dan Kanit Na.

“Menarik sekali saat Komandan Do terdesak.”

Kemudian Bang Je Soo mengakses situs Dokter Fabre. Ia menggeser laba-laba dengan kusor dan mengetik. Pada monitor, bertuliskan “Lindungi dunia dalam gelap” “Tidak sukam benci dan bunuh” “Buletin kebencian Fabre”

Kemudian ada narator perempuan, di dalam buletin dituliskan; para ibu monser akan berhenti beraktivitas.

Kemudian mulai chating lagi.

“Mulai hari ini, rencana pemusnahan akan dilaksanakan. Kecurigaan, ketamakan, dan kemarahan akan saling diadu. Itu akan menguatkan manusia. Siapapun yang menghalangi akan mati.” Tulis Bang Jee Soo.

“Siapapun yang menghalangi akan mati.” – “Terima kasih atas mangsanya.”- “Sampai jumpa usai pengumpulan.” Begitulah respon pada chat grup.

Sesaat, Bang Je Soo kemudian mendapatkan email. “Pesan baru. Kami menunggu paketnya di Jepang.”

***

Di rumahnya, Kang Woo mengingat ucapan Kwon Joo. Dia juga melihat rekaman cctv yang merekam rumahnya. Tiba-tiba ia mengalami halusinasi. Ada anak perempuan tiba-tiba muncul dan mengatakan “Kosuke. Kenapa kamu membuatku menderita? Tidak tahukah kamu betapa sakitnya ini? aku juga tahu kamu pelakunya. Cepat kembalikan.” Gadis kecil itu berkata dalam bahasa Jepang.

Do Kang Woo masih berhalusinasi di wajahnya banyak darah. Ia bahkan mengambil pistol dan anak kecil dalam halusinasinya menghilang. Do Kang Woo pingsan lagi.

Berlanjut ke bagian 2 yaaa…. klik di sini.