Sinopsis Drama Korea Voice 2 Episode 12 Part 3 Final- Episode sebelumnya bisa kamu baca di sini... Untuk selengkapnya bisa kamu cari tahu di link yang iniii….
“Pikirmu melakukan ini mudah bagiku? Aku berusaha keras untuk lepas dari ini. tapi percuma.” Ucap Dokki. “Aku bersalah. Jadi aku tidak akan memintamu untuk maklum. Lebih baik kamu membunuhku saja.”
“Bajingan. Baiklah. Jika itu maumu. Akan kubunuh.” Kang Woo langsung dipeluk dan dicagah menodongkan pisau oleh Park Joon Ki.
“Kamu diprovolasinya, entah apa gunjingan dia tanpa sepengetahuanmu.” Ucap Joon Ki.
“Selain aku dikucilkan dan tidak punya teman. Dia menjadi temanku. Dia terus mangajakku berbicara. Dia teman yang istimewa bagiku. Apa pun kata orang, dia seperti keluarga bagiku. Itu alasanku. Maaf telah menipumu. Maafkan aku.” Ucap Dok Ki.
Kang Woo kembali menendang Dok Ki, “menembakmu hanya membuang-buang peluru. Bang Je Sooo… bedebah.” Kang Woo berteriak. Dan Je Soo sebenarnya melihat Dok Ki sedang dihajar.
“Buka telingamu dan dengar baik-baik. Bajingan yang kamu suruh memata-matai berada di genggamanku. Apa kataku tadi? Jika kam tidak keluar, aku bilang akan menghabisi ibumu.”
Kang Woo lari ke atas. dia membawa obor dan bicara di jendela,
“Bajingan. Bersembunyilah dengan hati-hati seperti celurut. Sebagaimana kamu telah membunuh kawanku, akupun akan menghabisi ibumu.”
Kang Woo pun meletakkan obornya di kasur tempat mayat Ibu Bang Je Soo. Api mulai tersebar, Bang Je Soo masih bersembunyi.
“Kosuke… aku akan menghancurkan kamu hingga berkeping-keping. Tunggu saja.” Bang Je Soo meremas pisaunya hingga tangannya berdarah.
***
Bang Je Soo masuk ke dalam motel. Ia membalut lukanya.
Banyangan Ibunya muncul, “Je Soo… kenapa kamu meninggalkan ibu? Kamu bilang tidak akan meninggalkan Ibu. Mana janjimu?
Kilas balik…
Je Soo masuk ke kamar Ibunya yang sedang sakit.
“Jangan keras kepala. Periksalah ke dokter. Jika tidak. Ibu bisa mati.”
“Tidak Je Soo. Ibu takut hidup di dunia ini. kamu… akan mengubah dunia. Kamu akan menjadi sosok yang hebat. Tuhan telah berjanji. Maka itu, dia mengaruniakanmu kepada Ibu. Ibu tidak akan mati…Ibu akan selalu mendampingimu.”
Bang Je Soo menangis. Itulah kalimat terakhir ibunya.
Kilas balik berakhir…
***
Tim Forensik sebenarnya membawa mayat Ibu Je Soo.
“Menurut Tim Forensik. Ibunya diduga meninggal 5 tahun lalu. Mungkin dia sadar kita mengejarnya. Dia akan bersembunyi dari kita seperti 3 tahun lalu.”
“Tidak. Kali ini bajingan itu tidak akan bersembunyi, karena aku telah memprovokasinya.”
“Ah hampir lupa. Ada yang aneh. Ada profil pembunuh anak-anak di bawah usia 12 tahun. kenapa dia punya datanya jika dia bukan pelakunya?”
“Mungkin dia merasa bersalah atas sesuatu.” Ucap Kang Woo.
Kemudian ada Park Joon Ki datang, “Seo Yul dan Kwang Soo akan selamat. Kondisi Detektif Yang masih perlu dipantau. Kita akan menginterogasi.”
Joon Ki pun memberikan kopi. Tulisannya TOP. YAAAKKK SEMPET IKLAN NIH DRAMA… Joon Ki pergi usai memberikan kopi.
“Kamu baik-baik saja? kamu pasti terlanjur mempercayai Kwak Dok Ki.”
“Aku tidak mempercayainya. Dia hanya informan sewaanku.”
“Manusia akan terus mengulang kesalahannya selama hidup. tapi, kesalahan kecil perlahan bisa menjadi kejahatan. Tugas kita mencegahnya. Kamu berjuang membuktikan itu pada kami, komandan Do. Aku mengerti kamu begitu bersemangat.”
***
Esoknya… Kang Woo di markas besar menelpon Kanit Na.
“Kamu baik-baik saja?”
“Katanya, kamulah yang menolongku dan anggota timku. Choong Byung pernah bilang. Jika terlalu benci seseorang, aku akan sulit berpikir jernih. Aku kepala unit, tapi terkecoh dengan bedebah sepertinya. Aku malu pada diriku sendiri, Kang Woo.”
“Dia… gigih mencari kelemahan seseorang dan menyengsarakan hidup mereka hingga bunuh diri. Semoga kamu bisa mengatasinya dan segera kembali. Aku pasti akan memburunya.”
“Kang Woo… hati-hati. Matanya bukan mata manusia biasa.”
***
“Dia benar-benar psikopat. Mainan di peti esnya bukan hal penting. Bahkan saat Forensik memeruksanya, itu bkan bom. Kenapa dia menaruhnya di sana?” Ucap Joon Ki pada Kang Woo.
Kemudian Detektif Goo yang kemarin sempat terluka pun datang.
“Apa-apaan… jangan terlibat.” Ucap Joon Ki.
“Kamu bilang dia bisa melakukan teror tanpa sebab. Apa aku harus lepas tangan sementara kamu menangkap orang yang menyakitiku?”
Yaaappp…. rupanya Detektif Goo mau bergabung kembali.
***
Bang Je Soo berada di sebuah pasar ketika malam hari. 112 mendaptkan laporan mengenai bom di dekat taman bunga. Pelpornya adalah pria yang menelpon lewat telpon umum.
Ada laporan lagi, seseorang yang dikurung dalam motel.
Kwon Joo yang mendengar laporan adanya bom di taman bunga mendengarkan suara pelapor yang terburu-buru dan tanpa ketegangan. Kemungkinan adalah kebohongan.
Setelah di konfirmasi di tempat. Nyatanya tidak ada bom.
Satu lagi, telpon seseorang yang mengatakan dia terkurung. Kwon Joo mendengarkan rekamannya kembali. Ada seorang wanita yang meminta tolong.
(Ada suara pria selain suara pelapor. Seperti mengancam pelapor.)
Setelah diselidiki, di CCTV ada perawakan mirip Bang Je Soo yang masuk di hostel.
Kode Zero kembali diaktifkan…
Pelapor adalah Park Yeon Hee, 26 tahun. alamatnya Yeongseok-gu, Yeongeok-ro. Jalan 410. Hostel pelajar Daem, sepertinya dia disekap oleh teroris yang membawa bom dan sedang diancam.
Tim dikirimkan….
Kwon Joo menitipkan 112 pada Park Eun Soo. Ia akan pergi, “ pengaranmu pasti akan berguna untuk menangkapnya.”
“Kamu tahu?”
“Sudah empat tahun aku menjadi bawhanmu. Kembalilah dengan selamat.”
***
Cetak biru hostel didapatkan, ternyata pintu masuk dan keluar hanya dari pintu depan. Agen Park melaporkan detailnya pada tim.
Saat Kang Woo dan tim akan masuk mobil. Kwon Joo pun lari. Ia meminta ikut.
“Bang Je Soo. Bukan penjahat biasa. Pendengaranku akan bisa membantu.”
“Kencangkan tali sepatumu. Jika ingin ada di tim kami.” Kang Woo melempar rompi anti peluru. *heeeehhh… sumpah itu berat.
Tim pun berangkat.
***
Di dalam hostel. Banyak sandra.
“Semua, akan mati bersama. Jangan bergerak. Dunia ini menjijikan. Apa gunanya hidup di sini.”
Kang Woo dan semua Tim tiba di TKP. Kemudian Kwon Joo mendapatkan laporan, ia berbicara pada Kang Woo.
“Jelas ini ulah Bang Je Soo. Saat berusia 12 tahun, dia tinggal bersama dengan Ibunya selama setahun. Saat itulah penganiyayan ibunya kepadanya makin parah. Menurut Dokter Sung, rasa tanggung jawabnya menyimpang dan dia ingin menolong yang lemah. Itulah motif dia.”
Lampu di hostel dipadamkan… semua tim menyerbu.
Media pun mulai meliput.
Tim berhasil masuk dan menemukan lokasi penyandraan.
“Ada yang aneh. Bisakah kamu mengenali suaranya?” Tanya Kang Woo.
“Suaranya berubah karena masker. Aku harus menyimak lebih lama.”
Pelaku berhasil dibekuk. Saat maskernya di buka… ia bukan Bang Je Soo…
“Ahhh… kalian lama sekali. Dia menyuruhku memanfaatkan ini untuk meramaikan rencana bersarnya untuk dunia ini.” Bajingan itu kemudian tertawa.
*Dalam hati Kang Woo… “Ada yang aneh. Persiapan matang untuk ini. mustahil dia mempercayakan ini kepada orang lain.”
“Ada pemilik hostel di sini?” Teriak Kang Woo.
“Aku…” Pemilik Hostel mendekati Kang Woo.
“Apa itu kamera pengawas milikmu?”
“Apa itu? kamera kami yang itu.” Tujuk pemilik hostel.
(dia yang memasang kamera iti. Bajingan ini perlu memastikan serangan teror agar bisa puas?”
Ada kotak di ruangan. Saat laci kotak dibuka isinya adalah bom.
Salah satu anggota tim mengatakan bahwa itu adalah bom yang bisa menghancurkan seisi ruangan.
Tim pun mencari keberadaan bom lainnya.
Oarng-orang di luar yang mendengarnya makin panik.
Berlanjut di part 4 yaaaaaa klik di sini…. karena memang episode kali ini lama banget.