Sinopsis Drama Korea Voice 2 Episode 12 Part 1 Final – Episode sebelumnya ada di sini. Untuk selengkapnya kamu bisa cari tahu di link yang ini.
Mimin bagi jadi 4 bagian ya? soalnya dramanya molor panjang nih. Sampai 1 jam lebih 17 menit.
Do Kang Woo dan dua detektif lain membuka kotak es dan malah menemukan sejenis mainan.
“Kenapa dia menaruh mainan di sini?” Ucap Detektif Goo.
Beruntung, api bisa dipadamkan. “Aku yakin di sini markasnya. Tapi dari mana dia memperoleh peralatan ini?” Ucap Joon Ki.
Tim berusaha mencari jari dari Agen Jin namun tidak diketemukan. Kemudian Kang Woo melihat salah satu foto potongan tubuh yang aneh.
(Pria pengidap OCD sepertinya…)
Kang Woo mendekati figura dan melihat ternyata ada semen yang masih basah. Ia membongkar tembok dan ada ruangan di sebelahnya.
***
Di waktu yang sama Kwon Joo menerima laporan bahwa ada Bang Je Soo menyerahkan diri. Ia langsung mengatakannya pada Do Kang Woo. “Kami akan menemuinya karena dia membawa peti berisi jari manusia.
Saat tim lapangan membongkar ruangan tersebut. Di dalamnya ada Na Hong Soo yang masih dibungkus plastik.
Plastik kemudian dibuka…. “Dia masih bernapas.” Ucap salah satu tim. *yakkk ampun masih hidup?
***
Kwon Joo lari menuju Bang Je Soo. Ia melihat ada potongan jari di dalam peti es.
“Jangan buang waktu.” Ucap Bang Je Soo.
Kemudian Kwon Joo meminta polisi untuk mengantar potongan jari itu ke rumah sakit.
“Siapa dia?”Ucap Detektif Yang.
“Dia pembunuh Detektif Na Hyung Joon sebenarnya.”
Detektif Yang menyuruh anggotanya untuk menangkap Bang Je Soo tanpa surat perintah.
“Mungkin diaa membawa senjata api atau gunting dahan.” Anggota lain menggeledah dan memborgol Bang Je Soo yang menatap Kwon Joo dengan penuh senyuman, *iyesss dia senyum.
***
Agen Park dihubungi Agen Jin. Ia mengatakan bahwa jari sedang diantar ke rumah sakit dan Bang Je Soo menyerahkan diri.
“Menyerahkan diri? Aku menyelidiki Bang Je Soo tapi ada yang janggal.” Ucap Agen Jin di rumah sakit.
“Apa?”
***
Bange Je Soo dibawa masuk ke kantor. Saat berpapasan dengan Kwon Joo dia berhenti, “Ada satu hadiah lagi. Kalian belum menemukan dia?”
Kemudian Kang Woo melapor lewat radio.
“Bang Jee Soo. Bajingan itu. kami menemukan kanit Na di gudang bawah tanah.”
“Dia mati?”
“Menurut para medis. Dia bernapas beberapa saat lalu.” Bang Je Soo masih tersenyum mendengar percakapan Kwon Joo.
“Penyelamatan Kanit Na Hong Soo dari balik dinding sukses. Dia bernapas kembali.” Lapor Do Kang Woo dari lapangan.
***
Ada lelaki yang menatap kantor polisi dari kejauhan.
Kemudian sedikit kilas balik saat Bang Je Soo membunuh penjaga yang mengatainya kecoak.
“Aku tidak bisa diam saja saat duniaku dihancurkan. Kosuke akan menampakkan jati dirinya jika disudutkan. Begitulah manusia.”
“Persiapanmu sudah matang bukan?” Ucap seseorang di dalam mobil.
“Tentu saja. kita harus bersiap menghadapi dunia bobrok dan jahat ini.”
Episode 12- Era kebencian, Untuk Tim Golden Time!!!
Bang Je Soo berada di ruang interogasi.
“Beraninya kamu menyentuh Kepala Unit Jatanras.”
“Tiga tahun lalu, dia membunuh polisi yang menangkap Ibunya karena kekerasan terhadap anak.” Ucap Bang Je Soo.
***
Di sisi lain, Kwon Joo dan Kang Woo memperhatikan dari kaca.
“Bang Je Soo adalah anak dari hasil pemerkosaan massal saat Ibunya membaktikan dirinya ke kelompok agama. Saat para pemerkosa ibunya bebas dengan masa percobaan, ibunya mulai membenci polisi. Dia mengajari Bang Je Soo dengan rasa bertentangan antara benci dan cinta. Bang Je Soo pun berkepribadian ganda dan terobsesi pada Ibunya. Lalu Ibunya ditahan. Dia dirawat di rumah sakit karena delusif. Bang Je Soo pergi ke rumah sakit setelah lulus kuliah dan memulangkan Ibunya.” Ucap Kwon Joo.
Kilas balik.
Ibu Bang Je Soo ada di rumah sakit jiwa dan tidak mau makan. Dia memandang fotonya dengan Bang Je Soo di pantai.
Perawat yang merawat Ibu Je Soo memukul karena ibu Je Soo tidak mau makan. Bang Je Soo pun melihat ulah perawat tadi.
Bang Je Soo mencoba menyuapi Ibunya makan. “Omma, ini aku, Je Soo. Putra Ibu.” Ibunya pun mau membuka mulut.
***
Kilas balik berakhir dan kembali pada obrolan Kwon Joo.
“Setelah menyelidiki tentangnya, kami makin tidak paham alasan Bang Je Soo mengincarmu. Kalian tidak ada kaitan sama sekali.”
Kang Woo mengingat ucapan Je Soo saat pakai topeng seperti pada episode pertama. “Sayang sekali. Aku kira kamu akan paham.” Ucap Je Soo.
Kang Woo merespon penjelasan Kwon Joo. “Kita akan dengar sendiri dari mulutnya.”
***
Kang Woo dan Kwon Joo pun masuk. Ia meminta Detektif Yang untuk pergi dahulu.
“Apa alasanmu menyerahkan diri?” Ucap Kang Woo.
“Alasan? Aku ingin menebus kejatanku. Seperti mereka. Jung Hye Ryun itu anak Jung Jin Chul yang menirim ibuku ke lembaga forensik psikiatri kementrian kehakiman. Ko Jin Hye adalah perawat yang kasar mengurus ibuku. Terakhir, aku menghukum Na Hyung Joon karena ikut campur.”
Kang Woo merespon, “Jika kejadian tiga tahun lalu adalah balas dendam untuk ibumu, lalu sekarang? pikirmu kamu hebat dengan menciptakan situs Dokter Fabre? Dan membunuh polisi?”
“Aku juga menyampaikan bahwa perbuatan kalian sia-sia. Aku ingin menyampaikan betapa pentingnya semua pembunuhan yang kulakukan.”
“Dasar sinting. Jangan bicara omong kosong dan katakan tujuanmu. Pikirmu kami akan percaya jika tujuanmu melantur begitu?
(mata dan napasnya tenang dan stabil). *biasa yaaa yang dalam kurung itu dalama hari Kwon Joo.
Kwon Joo mulai berbicara. “Apa semua insiden sebelumnya ulahmu sendirian? Bagaimana kamu mampu membeli peralatan di gudang?”
“Kenapa kamu ingin mengetahuinya?”
“Jangan membual. Mau kukatakan alasanku melakukan ini?” Ucap Kang Woo. “Kamu malu terhadap dirimu sendiri hingga tidak tahan, bukan? Benar begitu? Aku melihat apa yang ada di balik selimut di kamar utara. Selama ini kamu tinggal dengan mayat ibumu. Sepertinya tubuhnya dibalsam. Kenapa? apa ibumu bilang tidak bisa mati dan meninggalkanmu? Bagaimana mungkin? Putranya satu-satunya seorang maniak. Aku paham kenapa dia tidak bisa mati dengan tenang.”
Je Soo mulai mengubah mimiknya, “Jangan sok. Aku ada di sini bukan karena kalian kompeten. Aku menyerahkan diri. Jangan lupa bahwa aku bisa lolos jika mau.”
Kang Woo memukul meja. “Lihat, kamu melakukan ini karena pandai membaca isi pikiran orang berkat mengurus ibumu yang gila. Yang terkeji darimu adalah mengumpulkan potongan tubuh manusia dan menyerang luka hati seseorang. Kamu buat hidup mereka seperti mimpi buruk.”
“Ahhh… benarkah? Aku Cuma mengorek masalalu kelam kolegaku. Mereka saling serang sendiri. aku bisa apa?”
Kang Woo mengamuk. “Dasar gilaaa…”
“Dia sengaja menghasutmu.” Ucap Kwon Joo.
***
Seorang pengantar makanan berambut merah yang wajahnya ditutupi masuk ke kantor polisi. Ia masuk ke sebuah ruangan seperti gudang. Kemudian masuk ke toilet. Dan masuk ke tempat kecil berisi perkakas.
***
“Dia seperti orang normal. Bahkan dia yang pertama lulus di angkatannya saat kuliah. Kepala departemen terkejut. Katanya pelakunya bukan tipe orang yang akan melakukannya.” Ini obrolan para om-om detektif di luar yaaa…
Detektif Yang merespon, “Pembunuh mana yang menampakkan bahwa dirinya pembunuh? Dasar bodoh. Aku tidak sempat menemui Kanit Na karena kamu. apa yang terjadi.”
Kurir itu pun lewat di sekelompok detektif, Detektif Yang pun memanggil Kurir… “Kurir, tunggu… ahh aku belum pernah melihatmu? Di mana Duk Soo? Kenapa kamu kemari?”
“Dia kecelakaan. Aku penggantinya sementara.”
“selagi kamu di sini… catalah pesanan kami. Komandan Do butuh waktu minimal 24 jam sebelum pulih. Kita harus makan agar bisa bertahan. Mau pesan apa?”
*yaaa ampun, ini om-om pada pesen makanan sama penjahat.
Salah satu detektif menyadari ada seorang jaksa yang datang.
“Ahh bukankah itu jaksa Ha? Dia datang sendiri membawa surat perintah.
***
“Detektif Do. Bagaimana jika kita lebih terbuka? Yang sebenarnya ingin kamu ketahui, alasanku memutilasi dan menyimpannya di dalam kotak berlambang bintang. Kamu penasaran bagaimana modus operandiku bisa serupa. Benar? Jangan berbelit-belit. Tanyakan saja sejujurnya.”
Kang Woo duduk kembali, “Entah dari mana kamu memperoleh informasi itu. tapi kenapa kamu berlagak mengenalku?”
(Alasan dia menyerahkan diri adalah bertemu dengan Do Kang Woo secara langsung).
“Aku tahu kamu tahu. Kamu tidak ingat atau pura-pura tidak ingat? Menarik… aku punya kuis untukmu. Berapa yang akan mati jika kalian berdua selamat?”
“Apa maksudmu? Kamu sungguh ingin kubunuh? Dasar psikopat sialan.”
“Mengecewakan sekali… Detektif Do, orang pikir psikopat tidak berperasaan. Tapi kamu paham. kenapa hidup berdampingan dengan orang lain, kita mengamati dan mengikuti mereka. Sudah sewajarnya kita berperasaan. Saat membunuh, kita merasa agak bersalah. Jika ada kecoak, akan kamu basmi, bukan? Kamu akan memakai nsktida atau menyingkirkannya, bukan? Kita perlu orang taat hukum untuk membenahi dunia ini. adakah solusi yang lebih baik? Kurasa kamu akan memahamiku.”
Kang Woo marah lagi dan mencengkram Bang Je Soo.
“Baiklah… aku sudah sering dijuluki psikopat. Mengenai kasus tiga tahun lalu, kam terus memfitnahku atas hal yang bukan perbuatanku. Kamu merekayasa seakan-akan aku pelakunya. Kutelan umpanmu, hingga aku meragukan diri sendiri. aku yakin kamu menyerahkan diri demi mencapai satu tujuan. Kita lihat siapa yang akan menang.
(kenapa dia tenang sekali? Aku sulit membaca pikirannya.)
***
Jaksa dan para detektif tiba-tiba masuk.
“Do Kang Woo. Apa boleh tersangka kasus menginterogasi?” Ucap Jaksa.
“Jaksa kenapa bilang begitu? kami hanya butuh surat perintah penahanan. Buktinya sudah ada, Detektif Do hanya perlu….” Ucap Detektif Yang.
“Detektif Yang. Kini kamu makin berani sejak terakhir kita bertemu. Apa aku seperti petugas yang mengeluarkan surat perintah? Begitukah? Seorang polisi membunuh polisi lain. bagaimana bisa aku memercayakan kasus ini kepada kalian? Bawa dia kembali. Aku akan berbicara empat mata dengannya. Akulah yang menentukan dakwaan untuknya. Tunggu apa lagi.” Ucap Jaksa.
Bang Je Soo tersenyum.
***
Agen Jin masih di telpon Agen Park.
“Aku memeriksa basis data Mentri Pertahanan Nasional. Dia ikut serta di Operasi Victoria dan meraih mendali. Dia juga ahli bela diri. Aku khawatir kita akan celaka jika kurang waspada. Aku juga memeriksa IP Departemen Mandal. Dia mengakses internet dan memeriksa cetak biru Kepolisian Poongsan.
***
Kang Woo marah pada jaksa.
“Seharusnya kamu membawakan tahu untukmu. Tapi lupa. Pertahankan performamu.” Ucap Jaksa pada Kang Woo.
“Dia teliti. Tidak akan bertindak tanpa alasan. Dia merahasiakan sesuatu.”
“Karena itulah aku sulit memercayaimu.”
“Aku tahu kamu tidak punya hak untuk ini. kamu membalas denda, atas perbuatanku dulu? Ini caramu membalasku?”
“Aku mengikuti prosedur resmi. Kamu menentangku?”
Sementara kedua orang ini berselisih. Kwon Joo mendapatkan telpon.
“Sekertaris Kim, benarkah pimpinan memerintahkan pemindahan Bang Je Soo?”
“Dia pergi ke Bon Cheon. Pemindahan ini sesuai persetujuan.”
Komentar dikit…
Gilakkk ngeselin ya? hahaha mana berasa padat banget episodenya.
Lanjut ke bagian 2 yaaa… klik di sini…