Sinopsis Drama Korea Terius Behind Me Episode 5 Part 2 – Episode sebelumnya kamu bisa baca di sini. Untuk selengkapnya kamu bisa cari tahu di tulisan yang ini.

Ae Rin sedang berada di depan mini market. Ia mengingat ucapan atasan mendiang suaminya.

“Sebenarnya, suamimu sangat tertekan atas proyek ini. tapi agar bisnis tetap berjalan, aku harus menekannya. Agar Pak Cha pernah bercerta soal keadaan yang sulit?”

Ae Rin pun mengingat malam saat ia bertengkar dengan suaminya.

“Itu sebabnya, dia sangat sensitif di hari itu? kenapa tidak bilang dia sedang stres? Dasar bodoh.” Ae Rin pun mulai sadar bahwa malam tambah larut. Ia pun bergegas untuk pulang.

Saat sampai di rumah, Bon sedang menonton kartun dengan tokoh robot ugaba.

Ia juga membaca sebah catatan (maaf nggak ngerti apa tulisannya). Ae Rin pulang, Bon menyembunyikan catatan itu.

“Aku benar-benar terlambat. Maafkan aku. Ada hal mendesak.”

“Apa itu?”

“Aku harus emncari tahu soal sesuatu.”

“Sebaiknya kamu langsung pulang usai bekerja.”

“Maafkan aku. Aku akan membayar uang lemburmu.”

“Tidak usah.”

“Anak-anak menyulitkanmu hari ini? maafkan aku, akan aku pastikan hal ini tidak terjadi berulang.”

“Bukan itu maksudku. Lupakan saja, sebaiknya aku pergi.”

Perut Bon tiba-tiba bunyi. “Kamu mau kudapan?” Tanya Ae Rin.

“Terima kasih…” Bon langsung makan dengan lahap.

“Maaf kamu baru bisa makan. Apakah si kembar menyusahkanmu? Kamu pernah menikah?”

“Belum.”

“Begitu rupanya. Berarti kamu tidak akan tahu. Aku menikah agar bisa melihat suamiku setiap hari. Tapi ada saat-saat melihatnya saja membuatku kesal. Aku lelah mengawasi anak-anak seharian, tapi di rumah, suamiku hanya bersantai. Aku kesal sekali sampai selalu mengomel. Tapi ternyata dia pun dalam situasi sulit. dia begitu tertekan sampai detak jantungnya menjadi tidak teratur. Dia tidak pernah memberitahuku. Aku tidak tahu, aku hanya memikirkan betapa lelahnya diriku. Tapi tidak memikirkan betapa lelahnya suamiku.”

“Jangan menyalahkan dirimu atas sesuatu yang tidak pernah dibicaraka orang lain.”

“Hatiku sakit.”

“kamu kehilangan orang yang istimewa. Sudah pasti hatimu sakit. Makananmu akan dingin.” Bon melanjutkan makannya.

***

Pesulap berkata pada Yong Tae, “Karena video sudah dihapus, para wanita menyebalkan itu sudah tenang.”

“Bagaimana dengan kamarea dasbor Cha Jeong Il?”

“Karena Go Ae Rin diam saja, kurasa tidak ada masalah.”

“Ok. Kamu boleh pergi.”

“Aku punya pertanyaan.”

“Apa?”

“Kenapa Anda mempekerjakan Go Ae Rin?”

“Aku harus dekat dengan musuh bukan? Apa dia sebenarnya subjek, bukan musuh? Apa pun itu, sama saja.”

***

Pesulap keluar. Yong Tae mendapatkan panggilan dari nomor tersembunyi, “Pesan tas baru yang jauh lebih mahal.”

“Baik. Pak.”

***

Esoknya, Ae Rin, Si kembar dan Bon bertemu di lift. Dengan buru-buru, Ae Rin memasangkan ikat rambut pada putrinya.

“Wajahku bengkak bukan?” Tanya Ae Rin pada Bon.

“Ya.”

“Aku makan terlalu banyak kemarin malam.”

Ae Rin berlari saat keluar dari rumah. Namun, Joon Soo minta dicium hidung. Akhirnya Ae Rin kembali lagi dan mencium hidung kedua putranya. Dan agak kikuk dengan Bon.

Sekarang giliran Bon yang mengantarkan anak-anak untuk pergi ke sekolah. Bon mengantarkan ke halte. Seperti biasanya.

Ahjumma Kim berkata pada Bon, “Bon sshi, datanglah ke tempatku untuk minum teh.”

“Tidak terima kasih.”

“Ayo ikut.” Sang Ryeol menyentuh tangan Bon dan berkata, “Wowww (karena badan SJS kekar)… mari bicara tentang anak-anak dan menyantap kudapan.”

“Aku tidak ingin berteman dengan siapapun.”

“Apa?”

“Aku sibuk. Pekerjaanku banyak.”

“Bukankah kamu hanya diam di rumah?” Tanya Ahjumma Bong.

“Aku tidak hanya diam.”

“Jangan perlakukan dia seperti pengangguran. Bon jika sibuk. Pergi saja.” Bon pun pergi.

Sekarang tinggal 3 sekawan.

“Bukankah dia tampak mencurigakan tiba-tiba muncul di mana-mana?” Ucap Ahjumma Kim.

“Dia selalu tepat waktu untuk menjemput si kembar. Dia sangat patuh aturan dan tidak bisa bergaul. Dia tidak punya teman.”

“Mungkin dia menghindari kita agar tidak perlu membahas dirinya.”

“Ahhhhh… aku penasaran sekali.”

“Kamu bahkan tahu jumlah sendok milik petugas keamanan, pasti kamu amat penasaran soal dia.” Ucap Ahjumma Bong pada Kim. Hahaha

“Ahhh… aku punya nomor ponselnya.” Ucap Sang Ryeol.

“Sungguh?”

Dua ahjumma langsung mengejar Sang Ryeol.

***

Agen Yoo ada di markasnya dengan si rambut pirang.

“Pria ini adalah kepala keamanan nasional yang baru.”

“Jeong In Taek. Anggota majelis? Bagaimana kamu tahu padahal ini belum resmi?”

“Ini bukan apa-apa untukku.”

“Hati-hati. Kamu bisa ketahuan.”

“Jangan cemas, alih-alih mereka akan menangkapmu.”

“Yakkk… beraninya kamu.” Yoo akan memukul  si rambut pirang.

“Sebagai permintaan maaf, aku akan membagikan informasi. Dia berteman dengan kepala Kwon Young Shil.”

“Dengan wanita itu?”

“Mereka bertemu saat kuliah.”

“Aku harus pergi.”

“Mau ke mana?”

Saat Yoo pergi, si rambut pirang mengatai Agen Yoo yang tidak tahu apa-apa jika dia tidak mengatakannya.

***

Agen Yoo pura-pura menjadi petugas kebersihan di rumah Pak Moon. Ia membuka kamar dan lemari.

Kemudian tiba-tiba ada Bon yang sedang menyamar masuk kamar. Awalnya mereka sedikit baku hantam saat lampu mati.

Dan akhirnya mereka menyadari siapa lawan yang sedang mereka hadapi. Dan ngobrol deh di suatu tempat.

“Lama tidak jumpa.”

“Kamu membersihkan gedung?” Tanya Bon.

“Kamu memasang internet?”

“Senang bertemu kembali.”Ucap Bon.

“Kamu berhasil sembunyi selama tiga tahun belakangan. Kini kamu ingin tertangkap? Sejak muncul di pamakaman Moon Sung Soo, BIN selalu mengawasimu. Terutama….”

“Kepala Kwon Young Shil.”

“Ya. aku pun tahu alasannya. Mata-mata yang dia interogasi menghilang. Dia pasti kesal sekali.”

“Kamu pun berpikira aku mata-mata?”

“Tidak. Kurasa kamu kabur karena dituduh. Kamu meragukan kematian Moon Sung Soo?”

“Dia dibunuh. Dia menentang pembelian jet Lucas Con. Lalu disingkirkan.”

“Akhirnya aku menemukan seseorang yang sepemikiran denganku.”

“Ada saksi di lokasi pembunuhan.”

“Di mana saksi itu sekarang?”

“Aku tiak akan memberi informasi semudah itu.”

“Apa?”

“Ada mata-mata di BIN. Jadi, jangan bilang siapapun kamu bertemu denganku.”

***

Ibu Kwon menemui Si Pirang.

“Apa yang dilakukan Agen Yoo belakangan ini? kamu belum mendengar apapun tentang Terius?”

“Mana mungkin aku tahu.”

“Jika penasaran. Tanyakan langsung ke Agen Yoo.”

“Tapi dia selalu berbohong padaku. Kamu tahu apa yang kutahu? Aku tahu Ji Yeon sering datang ke sini.”

“Benar. Dia ke sini untuk belajar bahasa.”

“Bahasa apa? Aku tidak tahu kamu bisa berbagai bahasa. Bahasa mandarin? Rusia?”

“Shiii…” artinya sial.

“Beraninya kamu mengumpat padaku.”

Bukan. Dia ke sini untuk belajar C, program komputer. Itu bahasa pemrograman.”

***

“Aku harus pergi.” Ucap Bon pada Yoo.

“Ada apa?”

“Ini urusan pribadi. Aku harus pergi. Jangan mengikutiku. Aku tidak punya waktu untuk itu.”

“Kalau begitu. berikan no kontakmu.”

“Kita berhubungan dengan cara seperti dulu saja.”

“Baiklah.” Yoo mengambil stiker smile hijau dari dalam tasnya dan ditempelkan di pinggung Bon. Bon pergi dengan bus, Agen Yoo melambai. Ia langsung menghubungi Si Pirang.

“Halo… agen Yoo. Ada apa?”

“Di mana aku?”

“Kamu tidak sehat? Kamu lebih tahu di mana keberadaanmu. Kenapa ditanyakan padaku?”

“Berhenti membuang waktu, aku buru-buru.”

“Kamu diculik?”

“Cari tahu keberadaanku.”

Bon pun pergi naik bus.

Bersambung. klik di sini kelanjutannya.