Sinopsis Drama Korea Terius Behind Me Episode 21 Part 2 – Episode sebelumnya ada di sini. selengkapnya kamu bisa cari tahu di tulisan yang ini.
“Kalian takut?” Tanya Ae Rin pada Joon-Joon.
“Aku baik-baik saja Omma.”
Ae Rin pun memeluk kedua anaknya.kemudian ada Bon yang tiba-tiba muncul.
“Ahjusssi….” Joon-Joon memanggil Bon.
“Bon… bagaimana? Kamu dari sekolah?”
“Aku cemas dan mampir. Aku harus memastikan kalian aman.”
“Terima kasih banyak. Syukurlah kamu juga baik-baik saja.”
“Ae Rin kamu hebat. kami mendapatkan informasi berkat kamu.”
“Semua demi anak-anak. Aku harus bertindak.”
“Ahjussi… kamu menikmati petualanganmu?” Tanya Joon Hee.
“Jangan pergi. Tetaplah di rumah.” Ucap Joon Soo.
“Ahjussi akan segera kembali, dengarkan perkataan Ibu, ya?”
“Aku harus pergi” Ucap Bon pada Ae Rin. Bon melangkah baru satu langkah. Kemudian Joon Soo merengek.
“Ahjussi… kamu harus melakukan ciuman hidung.”
Bon pun ciuman hidung dengan Joon-Joon. Juga dengan Ae Rin. Wkwkwkwkwk…. duhh coba gueeeee…. Bon abis itu langsung ngacir gitu aja.
Dan Bon menerima telpon dari Agen Yoo.
“Bon. Aku sudah mengetahui dalang di balik penyerangan. Kami mendapatkan petunjukanya.”
“V bekerja untuk siapa?”
“Perusahaan obat case. Perusahaan Lucas Con dan perusahaan ini berada di bawah CornerStone. Pak Menteri bilang dia akan membantu dan terorisnya sudah ditangkap di lokasi. Jadi mereka tidak bisa kabur.”
Dan tiba-tiba ada suara tembakkan. Tuan Lee mati ditembak saat dibawa oleh tim anterorisme.
Tembakkan kedua yang dilakukan pembersih, mengarah pada V. V pun tertembak di tempat.
“Apa yang terjadi?” Ucap Bon yang mendengar suara tembakkan.
***
Suara pewarta berita….
Meski pemerintah telah mengumumkan pencegahan serangan biokimia pada tanggal 25 oktober, publik makin dihantui tiap harinya. Ada senuah vaksin yang bisa melawan virus tersebut, tapi Menteri Kesehatan dan Kesejahteraan enggan membelinya. Kita mendengar suara kritik setiap hari. Kami akan menghubungi reporter di kementrian kesehatan.
Mentri yang menolak untuk membeli vaksin cors dari perusahaan obat case, tapi pada pukul 15.00 sore, dia menyatakan bahwa vaksin akan diimpor untuk menenagkan ketakutan publik.
Bon dan Jin Yong Tae sedang melihat berita tersebut.
“Opini publik sangat buruk. Bom tidak meledak, tapi alih-alih merasa aman, publik makin terasa terancam.” Ucap Bon.
“Media juga berperan. Ini strategi mereka.” Jin Yong Tae menambahkan.
***
“Ini dua teroris di lokasi kejadian.” Agen Yoo melaporkan pada Direktur Shim. “Clara Choi, Lee Chul Seung adalah orang yang ditus CornerStone. Lee Cheul Seung adalah mata-mata perusahaan obat samguk. Dia mencuri teknologi untuk vaksin Cors dan menjualnya ke Case.”
“Virusnya digunakan di bom?”
“Menurut PPKP, itu bukan virus dengan angka kematian 90 persen yang digunakan Clara di lab. Angka kematiannya hanya 20 %. Kurasa mereka membuat virus mutan Cors untuk membuat isu dunia dan meningkatkan penjualan vaksin mereka.”
“Mereka melakukan hal sejahat itu demi uang? apakah targetnya Menteri Yang?”
“Dia menolak mengimpor vaksin Cors dari Case. Tentu saja dengan kekuatan politik, dia terpaksa mengimpor vaksinnya.”
“Maksudmu, Cornerstone menyokong Perusahaan obat Case?”
“Ya. Jin Yong Tae pernah bertemu dengan Clara Choi.”
“Rumah persembunyiannya akan siap besok. Bawa Jin Yong Tae ke sana. Bon juga.”
“Baik.”
“Tapi kamu dapat informasi dari mana?”
“Itu…”
***
Ae Rin sedang berkumpul dengan Trio KIS.
Ae Rin memberikan foto pada ahjumma Bong yang hasil editan dari Ra Do Woo bahwa suaminya pergi ke bandara dengan seorang wanita. Intinya, Ae Rin tidak mau melukai hati ahjumma Bong dan lebih baik dia tidak mengetahui kebenaran tentang suaminya yang seorang teroris.
Ahjumma Bong menatap sedih foto yang ditunjukkan Ae Rin.
“Penyidik swasta berbakat yang menemukannya.” Ucap Ae Rin. “Keduanya pergi ke US bersama.”
“Andai aku tahu ini akan terjadi, aku pasti sudah menyobek dia sampai botak pada hari itu.” Ucap Ahjumma Ketua.
“Meski dia dibutakan cintanya kepada wanita lain, bagaimana dengan Yu Ra sekarang?” Ucap Sang Ryeol.
“Benar. Jika memang berselingkuh, seharusnya dia bercerai. Bisa-bisanya dia pergi begitu saja.” Ahjumma Ketua menambahkan. Ahjumma Bong masih menangis.
***
Ibu Kwon bercakap dengan asistennya.
“Ponsel Lee Chul Seung dipasangi perangkat penyadap kita?”
“Ya.”
“Ada apa ini? siapa yang mengawasi teroris?”
“Ada lima potongan sidik jari dari ponselnya. Salah satunya adalah sidik jarinya. Sisanya… milik Bong Sung Mi, Kim Sang Ryeol, Go Ae Rin dan Ra Do Woo.”
“Apa?” Ibu Kwon pun melihat profil mereka.
***
Kembali ke percakapan Agen Yoo dan Pak Shim.
“Bong Su Mi dan Lee Chul Seung, mereka tidak memiliki akta pernikahan. Han Yu Ra adalah putri dari mantan suaminya. Kurasa dia memanfaatkan Bong Su Mi untuk berpura-pura berkeluarga dan menghindari kecurigaan. Kami menanyai rekan kerjanya dan mereka sering mengadakan pesta. Su Min tanpa sadar membantunya mendapatkan citra baik.”
“Kamu sudah melakukan penyelidikan menyeluruh?”
“Tentu saja. Do Woo memeriksa semua fail digital juga. Dia tidak tahu apa-apa soal identitas asli Lee Chul Seung.”
***
Di sisi lain. Ibu Kwon sedang menonton adegan Ahjumma Bong yang sedang berantem dengan V alias Clara Choi. “Orang-orang ini tidak mengenal rasa takut. Dia menjambak rambut teroris? Makin tahu soal mereka, mereka makin nampak aneh.”
“Pria ini (menunjuk pada Sang Ryeol) pernah bergabung dengan pasukan khusus, jadi aku memeriksa apakah dia ada kaitannya dengan terorisme.”
“Kim Sang Ryeol, dia ditugaskan di mana?”
***
Kembali ke ahjumma Bong yang sedang menangis.
“Memangnya kenapa jika dia bukan ayahnya Yu Ra dan kalian tinggal bersama?” Ucap Ae Rin.
“Perceraianku membuatku berhati-hati. Aku berniat menunggu. Tapi tetap saja, teganya dia mengkhinatiku seperti ini dan pergi begitu saja.”
“Seharusnya aku menghajar saat ada kesempatan.” Ucap Sang Ryeol.
“Benar. Jika Sang Ryeol mengangkapnya lebih dahulu, semua tulangnya pasti sudah hancur. Dia bergabung dengan Pasukan Khusus.” Tambah ahjumma Ketua.
“Bisakah kamu berhenti menangis? Nanti riasanmu berantakan… baiklah…. aku juga punya rahasia. Dahulu aku tukang masak di angkatan darat. Aku memberi makan pasukan khusus. Saat hujan atau salju turun, saat sakit ataupun sedang libur, aku memasak tiga kali sehari dan hampir tewas karena itu.” Ucap Sang Ryeol.
Ahjumma Ketua memikirkan rahasianya, “Baiklah… jadi soal aku…Universitas S tempat aku kuliah. Bukan universitas S yang kalian pikirkan. Sebenarnya universitas seowon. Siapa yang tidak punya rahasia di dunia ini? bukankah semua orang punya rahasia yang tidak mereka bagikan?”
“Bagaimana denganmu?” Tanya Sang Ryeol pada Ae Rin.
Ahjumma ketua yang menjawab. “Kita tahu semua tentang dia. kenapa bertanya?”
“Benar. Kalian tahu semuanya tentangku. Su Mi, jangan menangis ya?”
“Kalian semua membagikan rahasia untuk menghiburku. Terima kasih.”
“Bagaimana hidupmu mulai sekarang? bukankah kamu harus mulai bekerja seperti Ae Rin?”
“Aku akan mendapatkan uang dari ayahku. Ayahku sangat kaya. jangan cemas. Aku baik-baik saja. besok adalah hari yang baru.”
Mood ahjumma Bong sudah membaik.
***
Kini Ae Rin, Ahjumma Ketua dan Sang Ryeol jalan bersama.
“Su Mi akan baik-baik saja?”
“Ya… kamu sudah melihatnya? Pola pikirnya sangat polos dan kuat. Dia akan segera membaik.” Ucap Sang Ryeol.
“Ahhh hampir lupa. Sebelum kekacauan ini terjadi, bagaimana kamu tahu hal sepenting itu dan menghubungiku?” Tanya ahjumma ketua pada Ae Rin.
“Itu… aku sedang berjalan saat mendengarnya. Para agen menggunakan protofon, mereka mendengarkan sesuatu tentang teror dan SD Seongjeon. Aku langsung menghubungimu tanpa berpikir. Saat memikirkan kalian dan anak-anak, aku langsung hilang akal.”
“Ae Rin… kamu benar-benar cekatan.”
“Kamu hebat…”
“Bagaimana jadinya jika tidak ada kamu?”
“Ahh kamu bertemu dengan Bon?” Tanya Sang Ryeol. “Dia ke dokter kandungan Yoo. Kenapa dia ke sana? Apa pacar rahasianya hamil?”
Ae Rin tertawa memikirkan apa yang sebenarnya terjadi.
“Kenapa kamu tertawa?”
“Aku melihat wanita dengan perawakan kekar.”
“Tipe Bon seperti itu?”
“Bagaimana dengan King’s Bag sajangnim?” Tanya Sang Ryeol sedikit menggumam.
***
Kembali ke Agen Yoo dan Direktur Shim lagi,
“Pokoknya. Ini karena Ra Do Woo memasang alat penyadap di ponsel Lee Chul Seung.”
“Apapun alasannya. Ini tanggung jawabku.” Ucap Agen Yoo. “Maafkan aku.”
“Semua karena kamu menggunakan Go Ae Rin sebagai informan.”
“Tapi kita sangat terbantu dengan informasinya.”
“Aku terganggu karena warga biasa terlibat dalam urusan kita. Sesuatu yang buruk dan tidak terkendali bisa terjadi. Kamu tahu informan kita harus dipantau sesuai dengan aturan dan protokol.”
“tentu saja.”
***
“Ra Do Woo?” Ucap Ibu Kwon kaget. “Dia di tempat kejadian bersama Yoo Ji Yeon?”
“Begitu yang dikatakan Kapten Park dari Unit Terorisme.”
“Ra Do Woo menaklukan Lee Chul Seung dan mencegah serangan teroris? Yang membantu Yoo Ji Yeon di lokasi kejadian sudah pasti Terius.”
Bersambung…. klik di sini kelanjutannya.